Archive for November, 2015

Silabus Mata Pelajaran Antropologi SMA Kelas X

November 28, 2015 in ANTROPOLOGI SMA | Comments (1)

SILABUS MATA PELAJARAN:  ANTROPOLOGI

(PEMINATAN BAHASA DAN BUDAYA)

Satuan Pendidikan         : SMA

Kelas /Semester            : X/1-2

Kompetensi Inti

KI 1  : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan  sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

(more…)


RPP SOSIOLOGI

November 18, 2015 in SOSIOLOGI SMA | Comments (11)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

 

Satuan pendidikan       : SMA 1 KUDUS

Kelas/Semester            : X IPS 1/1

Mata Pelajaran             : Sosiologi

Materi pokok                : Fungsi sosiologi dalam mengenali gejala sosial di masyarakat

Pertemuan ke               : 1

Alokasi waktu              : 4 x 45 menit

(more…)


Teori Evolusi Keluarga J.J. Bachofen

November 16, 2015 in SOSIOLOGI | Comments (8)

Menurut Bechofen bahwa di seluruh dunia ini, evolusi keluarga berkembang melalui empat tahapan ( Koentjaraningrat, 1980 ) yaitu sebagai berikut :

1. Tahapan Promiskuitas : di mana manusia hidup serupa sekawan binatang berkelompok, laki-laki dan wanita berhubungan bebas…sehingga melahirkan keturuna tanpa ada ikatan ( Koentjaranigrat, 1980: 38 ) pada tahapan ini kehidupan manusia sama dengan kehidupan binatang yang hidup berkelompok. Pada tahapan ini, laki-laki dan perempuan bebas melakukan hubungan perkawinan dengan yang lain tanpa ada ikatan kelurga dan menghasilkan keturunan tanpa ada terjadi ikatan keluarga seperti sekarang ini.

(more…)


Antropologi Terapan

in ANTROPOLOGI | Comments (2)

Bangunan Antropologi: Antropologi yang seperti Apa?
Secara harfiah, antropologi sendiri merupakan ilmu tentang manusia. Antropologi yang seperti itu, tujuannya untuk memahami manusia pada umumnya dengan cara mengkajibkepribadian, kebudayaan, bentuk badan, dan masyarakat. Antropologi sendiri ada fase-fase perkembangan ilmu antropologi. Ada fase pertama dimana pada fase tersebut kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika. Pada fase pertama ini juga ada pandangan-pandangan mengenai ilmu antropologi. Selanjutnya beralih pada fase kedua dimana integrasi yang sungguh-sungguh berada pada fase ini. Kemudian muncullah fase ketiga dan fase keempat. Dari keempat fase tersebut, tentunya antropologi mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan yang terjadi mengarah kepada kemajuan pemikiran. Pada dasarnya, semua ilmu

(more…)


Masyarakat Tengger di Bromo (Fieldnote)

in ANTROPOLOGI | Comments (3)


suku_tengger_bromo

  • Hari ke-2 tanggal 1 April 2014

Sekitar pukul 02.30 dini hari, bus rombongan jurusan sosiologi dan antropologi Universitas Negeri Semarang telah tiba di terminal sekarpura. Untuk melanjutkan perjalanan ke gunung Bromo, harus berganti moda transportasi yaitu jeep. Setelah saya turun dari bus, saya disambut oleh pedagang asongan yang menjajakan sarung tangan, syal, tutup kepala, dan lain-lain. Saya heran, masih dini hari seperti ini tapi mereka sudah keluar rumah untuk berjualan mencari nafkah. Saya salut sama mereka semua. Mereka giat sekali bekerja, padahal dini hari seperti itu seharusnya mereka masih melaksanakan ibadah nyepi. Tapi melihat sekeliling daerah sana yang mayoritas beragama Hindhu, timbul pertanyaan mengapa disana tidak gelap gulita dan sunyi. Mengapa tidak seperti Hindu yang di Bali, saat Nyepi semua bandara, terminal, hingga pelabuhan untuk akses menuju pulau Dewata ditutup sampai selesainya Nyepi. Mengapa disini tidak? Lalu timbul lagi pertanyyan dalam benak saya apakah nanti daerah atas juga sama halnya dengan daerah ini, orang-orangnya yang giat bekerja?

(more…)