Archive for the ‘SOSIOLOGI SMA’ Category

Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 3: Perbedaan, Kesetaraan dan Harmoni Sosial

Desember 20, 2015 in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

20121007121001Para_pendukung_pertunjukan_Roro_MendutSeperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultural, negara yang kaya akan keberagaman suku bangsa di dalamnya. Yang mana Setiap suku bangsa mempunyai keunikan sendiri sendiri, berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut sangatlah luas cakupannya. Mencakup perbedaan agama, ras, suku, adat istiadat, bahasa, dan sebagainya. Indonesia adalah negara yang beragam, termasuk didalamnya adalah keragaman akan kebudayaan. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia , ragam berarti macam atau jenis. Ada tiga macam yang mengambarkan masyarakat yang majemuk yaitu masyarakat Plural, masyarakat Heterogen, dan masyarakat multukultural.

Pluralitas yaitu, mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu ( many). Heterogen yaitu, menunjukkan bahwa keberadanya yang lebih dari satu berbeda-beda , bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.multikultural, inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan adanya perbedaan itu manusia adalah sama dan secara di ruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada perbedaan.

Ketidaksamaan sosial yang terdapat di masyarakat dapat dikaji menjadi dua bagian yaitu:

  1. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. Ketidaksamaan sosial horizontal disebut juga dengan differensiasi sosial.
  2. Ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu atau kelompok yang menunjukan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi. Ketidaksamaan sosial vertical disebut juga dengan stratifikasi sosial.

Menurut nasikun dalam bukunya sistem sosial Indonesia (2006) menyatakan bahwa masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda diantara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya sehingga para anggota masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memilii dasar-dasar untuk memahami satu sama lain. Dengan cara lain yang lebih jelas, pierre L. Van den Berghe menyebutkan beberapa karakteristik dari sifat-sifat suatu masyarakat majemuk , yaitu sebagai berikut:

  1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
  2. Memiliki struktur sosial yang terbagi bagi ke dalam lembaga lembaga yang bersifat nonkomplementer.
  3. Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lain.

Dalam menghadapi fenomena keberagaman pada masyarakat tersebut,  maka sangatlah diperlukan adanya suatu penerapan konsep terkait dengan kesetaraan untuk menyetarakan perbedaan tersebut. Konsep kesetaraan disini adalah pandangan masyarakat yang menerangkan bahwa setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki hak-hak dasar yang sama antara satu individu dengan individu lainnya. Hak dasar ini disebut juga dengan hak asasi manusia. Dengan adanya pemahaman masyarakat mengenai hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap individu, maka diharapkan dapat menciptakan harmoni sosial dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip kesataraan perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Kemajemukan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perpecahan jika prinsip kesetaraan tak diterapkan dalam masyarakat tersebut. Perlakuan diskriminatif terhadap kelompok tertentu merupakan salah satu bentuk tak diterakapkannya prinsip kesetaraan dalam suatu masyarakat.

Upaya untuk menghindari adanya perpecahan di masyarakat yang diakibatkan adanya keberagaman dapat ditempuh melalui pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik seperti infrastruktur yang tersedia di Indonesia saja, melainkan juga menyentuh aspek keselarasan, keserasian dan keseimbangan dengan kehidupan sesama masyarakatnya. Pembangunan juga dilaksanakan dan diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat, sehingga nantinya akan terwujud harmonisasi dan kesejahteraan bersama. Kesetaraan memandang individu sebagai manusia dengan derajat yang sama satu sama lain. Prinsip kesetaraan meniadakan hirearki atau jenjang sosial yang dimiliki oleh seseorang baik berupa ras, suku bangsa, kebangsawanan ataupun kekayaan dan kekuasaan. Masalah keberagaman yang terjadi di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan suku bangsa, bahasa, status sosial dan mata pencaharian.

Adapun sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Dengan demikian maka harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.

Harmoni sosial disini juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

Perbedaan memang wajar dalam kehidupan sosial di masyarakat. Terlebih pada masyarakat Indonesia. Perbedaan dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah penghalang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat tersebut. Penerapan prinsip-prinsip keseteraan merupakan salah satu jalan untuk menciptakan keharmonisan. Hal ini disebabkan karena dalam prinsip setiap orang mendapat perlakuan dan diperlakukan sama tanpa pandang bulu.Sebagai anggota masyarakat, kamu wajib menjaga keharmonisan dalam lingkungan masyarakat. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, antara lain:

  1. Adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat.
  2. Menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat.
  3. Bersikap ramah dengan orang lain
  4. Selalu berfikir positif.

Sumber:

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga.

Mulyadi, Yad dkk.2013. Sosiologi SMA kelas XI. Jakarta Timur: Yudistira

Ifa, Mur. “Materi Sosiologi SMA Kelas XI: Perbedaan, Kesetaraan dan Harmoni Sosial”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/murifa/2015/12/15/materi-sosiologi-sma-kelas-xi-perbedaan-kesetaraan-dan-harmoni-sosial/


Sosiologi SMA Kelas XI Bab 2: Pengertian, Faktor Penyebab dan Dampak Permasalahan Sosial

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

94492-01541509012009bmacet-2Pengertian Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial merupakan suatu gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat yang diakibatkan karena adanya interaksi sosial di antara para warga masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan atau kepentingan dalam hidupnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa interaksi sosial dalam masyarakat dapat berlangsung secara asosiatif maupun disosiatif. interaksi sosial yang bersifat asosiatif akan menghasilkan gejala-gejala sosial yang normal sehingga dalam masyarakat akan terjadi keteraturan sosial, sedangkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif akan menghasilkan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala yang sifatnya patologis sehingga masyarakat mengalami ketidakteraturan sosial dalam bentuk disorganisasi atau disintegrasi sosial.

Yang mana gejala-gejala abnormal itu terjadi karena adanya unsur-unsur dalam masyarakat yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehinga menciptakan kekecewaan-kekecewaan atau kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau kepentingan hidupnya.

Dalam kajian Sosiologi, gejala-gejala yang abnormal tersebut dinamakan dengan masalah sosial. Sedangkan pengertian masalah itu sendiri adalah gejala-gejala yang terjadi (das sein) tidak sebagaimana yang diharapkan (das sollen) oleh sebagian besar warga masyarakat. Dan masalah itu disebut sosial karena berhubungan dengan hubungan di antara warga masyarakat dan menyangkut tentang nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan (pranata atau institusi sosial).

Kemudian apa perbedaan antara masalah sosial dengan perilaku menyimpang? Apakah bunuh diri (suicide), perceraian, penyalahgunaan narkotika, perjudian, banyaknya gelandangan di kota-kota besar, dan semacamnya merupakan masalah sosial? Berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di sebagian besar warga masyarakat, perilaku-perilaku tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial dan melanggar norma-norma sosial. Maka gejala-gejala tersebut dapat dikategorikan sebagai gejala-gejala yang menyimpang.

Atau dengan kata lain permasalahan sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Dalam mengidentifikasi permasalahan sosial yang ada di masyarakat berbeda-beda antara tokoh satu dengan lainnya. Sedangkan pengertian permasalahan sosial oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
  2. Menurut Soetomo masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
  3. Menurut Lesli, masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.
  4. Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.

Faktor Penyebab Permasalahan Sosial

Pada dasarnya, permasalahan sosial merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan masalah sosial terwujud sebagai hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri dan akibat dari hubungan dengan manusia lainnya. Suatu gejala dapat disebut sebagai permasalahan sosial dapat diukur melalui:

  1. Tidak adanya kesesuaian antara nilai sosial dengan tindakan sosial.
  2. Sumber dari permasalahan sosial merupakan akibat dari suatu gejala sosial di masyarakat.
  3. Adanya pihak yang menetapkan suatu gejala sosial tergantung dari karakteristik masyarakatnya.
  4. Perasalahan sosial yang nyata (manifest social problem) dan masalah sosial tersembunyi (latent social problem).
  5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.
  6. Sistem nilai dan perbaikan suatu permasalahan sosial.

Permasalahan sosial yang ada di masyarakat sangat beragam. Masalah yang dihadapi oleh seseorang belum tentu dapat disebut sebagai masalah sosial. Oleh karena itu, Raabdan Selznick mengemukakan permasalahan sosial yang ada di masyarakat dapat terjadi apabila:

  1. Terjadi hubungan antarwarga masyarakat yang menghambat pencapaian tujuan penting dari sebagian besar warga masyarakat.
  2. Organisasi sosial tidak dapat mengatur hubungan antar warga dalam menghadapi ancaman dari luar.

Dampak Masalah Sosial di Masyarakat

Dalam lingkungan masyarakat pasti terdapat berbagai macam permasalahan sosial. Contoh masalah sosial di masyarakat, seperti kenakalan remaja, masalah kependudukan, masalah pencemaran lingkungan, maupun masalah sosial lainnya. Adanya berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat membawa dampak bagi masyarakat itu sendiri. Dampak yang muncul juga sangat beragam, baik dampak positif maupun negatif. Adapun dampak negatif dari adanya permasalahan sosial di masyarakat, antara lain:

  1. Meningkatnya tingkat kriminalitas.
  2. Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
  3. Adanya perpecahan kelompok.
  4. Munculnya perilaku menyimpang
  5. Meningkatkan pengangguran

Referensi:

Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.

Richard Osborne & Borin Van Loon. 1996. Mengenal Sosiologi For Beginner. Bandung: Mizan.

Ifa, Mur. “Sosiologi SMA Kelas XI:Pengertian, Faktor Penyebab dan Dampak Permasalahan Sosial”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/murifa/2015/12/15/sosiologi-sma-kelas-xipengertian-faktor-penyebab-dan-dampak-permasalahan-sosial/


Materi Sosilogi SMA Kelas XI Bab 1: Pembentukan Kelompok Sosial

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

sosiologi-kelompok-sosial-2-638Manusia apabila disandingkan dengan makhluk hidup lain seperti hewan, maka dia tiak akan mungkin bisa bertahan hidup sendiri. Misalnya saja seekor anak ayam, walaupun ditinggal induknya tetap bisa mencari makan sendiri, namun manusia tanpa manusia lain pasti akan mati. Misalnya saja bayi, harus diajari makan, berjalan, main-main, dan sebagainya. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa manusia sejak lahir memanglah sudah membutuhkan manusia lain.

Hewan-hewan seperti sapi, kuda, kucing, dan lain sebagainya sanggup hidup diudara dingin tanpa pakaian. Namun manusia tidak mungkin demikian. Maka manusia tetap membutuhkan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Dalam menghadapi alam sekeliling maka manusia harus hidup berkawan dengan manusia-manusia lainnya. Karena apabila manusia hidup sendiri, misalnya dalam keadaan terkungkung didalam suatu ruangan yang tertutup sehingga dia tidak dapat mendengarkan suara orang lain atau tak dapat melihat orang lain, maka akan terjadi gangguan dalam perkembangan jiwanya. Naluri  manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut dengangregariousness sehingga manusia disebut juga social animal (=hewan sosial), yaitu hewan yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama.  Karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:

  1. Keinginan untuk selalu menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat).
  2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

Dengan demikian maka kesemuanya itu akan menimbulkan kelompok-kelompok sosial di dalam kehidupan manusia ini. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga adanya suatu kesadaran untuk saling tolong menolong. Namun tidak semua kelompok dapat dikatakan sebagai suatu kelompok sosial. Suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi beberapa persyaratan tertentu, diantaranya:

  1. Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
  2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain.
  3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan diantara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan sebagainya.
  4. Berstuktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
  5. Bersistem dan berproses.

Adapun kelompok Sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri atas kumpulan individu-individu yang hidup bersama. Kumpulan dari individu-individu tersebut kemudian mengadakan hubungan timbal balik yang cukup intensif dan teratur. Dari kelompok sosial diharapkan adanya pembagian tugas, struktur, serta norma-norma tertentu yang berlaku bagi mereka.

Faktor Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial

      Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :

  1. Dorongan untuk mempertahankan hidup

      Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.

    2. Dorongan untuk meneruskan keturunan

    Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapai.

    3. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

     Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.

            Sementara itu, dalam pembentukan kelompok sosial ada dasarnya tersendiri. Dasar pembentukan kelompok Sosial, diantaranya adalah:

    4. Common Ancestry (Kesatuan genealogis atau faktor keturunan)

Kesatuan genealogis adalah kelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan darah dan keturunan. Diawali dari terbentuknya keluarga batih kemudian berkembang menjadi keluarga besar hingga pada akhirnya berkembang menjadi kerabat. Melalui proses yang sangat panjang kerabat-kerabat ini akan membentuk kelompok-kelompok suku bangsa dalam kuantitas yang kecil, menengah hingga kelompok suku bangsa yang besar.

    5. Kesatuan religius

Kesatuan religius adalah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan agama atau kepercayaan tertentu. Melalui kesamaan agama atau kepercayaan inilah terbangun komunikasi dan kerjasama yang erat antara anggota yang tersebar di dalam lingkungan negara, benua, bahkan seluruh penjuru dunia.

    6. Daerah asal yang sama – Kesatuan territorial ( community)

Kesatuan teritorial adalah kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar persamaan wilayah tempat tinggal, misalnya RT, RW, kelurahan, desa, kabupaten atau provinsi.

     7. Common Interest – Kesatuan kepentigan ( asosiasi)

Asosiasi atau kesatuan kepentingan adalah kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar persamaan-persamaan kepentingan. Perwujudan konkritnya misalnya PSSI, kelompok-kelompok kesenian, koperasi dan lain sebagainya.

Bentuk-Bentuk/ Klasifikasi Kelompok Sosial

  1. Berdasarkan Sikap Anggota Terhadap Kelompoknya & Kelompok Lain yaitu dikelompokkan menjadi kelompok In-group dan out-group

In Group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Sedangkan kelompok sosial out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan dari in group-nya.  Perasaan in group maupun out group didasari pada suatu sifat yang dinamakan dengan etnosentris. Yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan-kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbalik dibanding dengan kelompok lainnya. Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Adapun sikap-sikap out-group terkadang ditandai dengan antagonisme atau antipati. Misalnya adalah orang Amerika Serikat berkulit putih sehingga in-groupnya adalah masyarakat berkulit putih sedangkan out-groupnya adalah masyarakat Afro-Amerika (orang negro).

    2. Berdasarkan Besar Kecilnya Jumlah Anggota yaitu digolongkan menjadi Primary group dan secondary group

Dalam hal ini digunakan klasifikasi berdasarkan perbedaan antara kelompok kecil dimana hubungan anggotanya rapat sekali, dan kelompok yang lebih besar. Kelompok primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta ada kerja sama yang erat. Contohnya adalah keluarga, kelompok sepermainan, dan lain sebagainya.

Adapun kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng. Contohnya adalah hubungan kontrak jual beli.

     3.Berdasarkan Sifat Ikatan Antar Anggota yaitu terdapat kelompok sosial Paguyuban dan patembayan

Konsep ini dikembangkan oleh Ferdinand Tonnies yang kurang lebih sama dengan konsep primary group dan secondary group. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungannya adalah rasa cinta, misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan. Sedangkan patembayan adalah ikatan untuk jangka waktu yang pendek bersifat formal dan mekanis. Misalnya ikatan antar pedagang serta organisasi buruh dalam suatu pabrik.

Dari kedua bentuk tersebut dapat dilihat bahwa dalam masyarakat paguyuban, hubungan kelompok primer lebih dominan sedangkan dalam masyarakat patembayan yang dianggap penting adalah hubungan kelompok sekunder.

     4.Berdasarkan Interaksinya di kelompokkan menjadi Membership group dan reference group

Membership group adalah suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

    5. Berdasarkan  Derajat Organisasi dikelompokkan menjadi kelompok formal dan informal

Kelompok Formal (formal group) yaitu kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarsesama. Contohnya adalah organisasi.

Sedangkan kelompok Informal (informal group) tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya adalah Klik.

  1. Kelompok sosial tek teratur yaitu:
  2. Kerumunan (Crowd) yaitu kumpulan orang dalam suatu tempat yang tidak terorganisir, bersifat sementara serta spontan, kontrol diri lemah dan mudah untuk bertindak destruktif. Contohnya : penonton film, orang-orang antri karcis, menunggu bus, tamu undangan selamatan.
  3. Publik (Public) yaitu kelompok yang tidak merupakan kesatuan, interaksi tidak langsung melalui media mass, tidak saling kenal satu sama lain, dan mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah. Contohnya : kumpulan orang-orang peserta rapat akbar.

Sumber :

Kawedhar, Widyabakti Hesti & Diatmika Wijayanti. 2012. Modul Sosiologi SMA Tahun 2012/2013. Klaten : Intan Pariwara.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persad

Yad Mulyadi dkk. 2013. Sosiologi SM
A Kelas XI
. Jakarta: Yudhistira

Ifa, Mur. “Materi Sosilogi SMA Kelas XI: Pembentukan Kelompok Sosial”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/murifa/2015/12/15/materi-sosilogi-sma-kelas-xi-pembentukan-kelompok-sosial/

Materi Sosiologi Kelas X Bab 4: Metode Penelitian Sosial

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

cover_img_pngA. Pengertian Metode Penelitian
adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan.

Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.

1. Pengertian Penelitian

Kata penelitian adalah terjemahan dari kata dalam Bahasa Inggris re-search, yang berasal dari suku kata re (kembali) dan to search (mencari). Jadi, research berarti mencari kembali suatu pengetahuan. Dari pendapat para ahli tentang definisi penelitian dapat kiranya kita simpulkan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu.

  1. Macam Tujuan Penelitian
    Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:
    a. Eksplorasi
    b. Deskripsi
    c. Prediksi
    d. Eksplanasi
    e. Aksi
  2. Fungsi Penelitian
    Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
    1. Mendiskripsikan, memberikan, data atau informasi.
    2. Menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
    3. Menyusun teori,
    4. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa yang mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dikumpulkan,
    5. informasi yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa berikutnya.
    6. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.
  3. Manfaat Metode Penelitian Sosial
    1. Penjajagan (ekploratif), yaitu berguna untuk mencari-cari kemungkinan terbaik dalam memecahkan problema sosial, sehingga sifatnya masih mencoba dan terbuka.
    2. Deskriftif, yaitu berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap penomena sosial tertentu.
    3. Eksplanatori, yaitu berguna untuk menjelaskan sebab-sebab yang melatarbelakangi suatu keadaan tertentu.
    4. Evaluatif, yaitu berguna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan pada awal program sudah tercapai.
    5. Prediktif, yaitu berguna untuk meramalkan kejadian atau fenomena soaial tertentu yang akan terjadi.
    F. Jenis Jenis Metode Penelitian
    Jenis jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai berikut.
    1. Metode Historis
    Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
    2. Metode Deskriptif
    Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
    Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Metode penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
    3. Metode Korelasional
    Metode korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti. Tujuan metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya.
    4. Metode Eksperimental
    Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.
    Metode eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.
    5. Metode Kuasi Eksperimental
    Metode kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
    Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut : (1) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel bebas. (2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dikendakinya.

Daftar Pustaka

Yusuf,muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP press
Nazir,M.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Ifa, Mur. “Materi Sosiologi Kelas X: Metode Penelitian Sosial”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/murifa/2015/12/15/materi-sosiologi-kelas-x-metode-penelitian-sosial/

Materi Sosiologi Kelas X Bab 3 : Ragam Gejala Sosial Dalam Masyarakat

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

A. isd-03MENGENALI GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Konsep dasar yang sudah dipelajari pertemuan kemarin dapat membantu mengenali gejala-gejala sosial yang terjadi dalam kehidupan suatu masyarakat. Gejala-gejala sosial tersebut ada yang dianggap wajar, adapula yang dianggap tidak wajar. Namun, ada pula gejala yang dianggap wajar tersebut adakalanya berlangsung secara tidak normal atau tidak dikehendaki. Misalnya perubahan sosial dan budaya akan selalu terjadi seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju, namun perubahan sosial seringkali diiringi oleh perubahan perilaku anggota masyarakat yang cenderung melanggar nilai dan norma sehingga menimbulkan gejala sosial yang negatif seperti kriminalitas, penyimpangan perilaku, dan lain sebagainya.

B. RAGAM GEJALA SOSIAL

a. Kemiskinan
Pada masyarakat modern, kemiskinan menjadi masalah sosial. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok. Sebab sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan dibidang ekonomi.
b. Kejahatan
Kejahatan disebabkan karena kondisi dan proses sosial yang sama.tinggi rendahnya kejahatan berhubungan erat dengan bentuk dan organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi.
c. Disorganisasi keluarga
Adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota- anggotanya ggal memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai dengan peran sosialnya.

d. Kenakalan remaja (delinkuensi)
Masa remaja dikatakan sebagai masa yang sangat berbahaya. Dimana seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak- anak, untuk menuju tahap selanjutnya.
e. Peperangan
Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial. Peperangan merupakan satu bentuk pertetangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk pertentangan ketika setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi.
f. Pelanggaran terhadap norma norma masyarakat
Ada beberapa pelanggaran terhadap norma- norma sosial yaitu: pelacuran, alkoholisme,homoseksualitas. Masalah masalah inilah yang sering dilakukan dan hal ini merupakan pelanggaran norma yang ada di masyarakat.
g. Masalah kependudukan
Penduduk suatu negara merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan. Salah satu tanggung jawab negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil langkah-langkah. Kesejahteraan penduduk ternyata mengalami gangguan oleh perubahan demografis yang sering kali tidak mereka rasakan.
h. Masalah lingkungan hidup
Ketika seseorang membicarakan lingkungan hidup, yang sering difikirkan adlah hal-hal atau segala sesuatu yang berada disekitar manusia baik sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup.
i. Birokrasi
Birokrasi merupakan organisasi yang bersifat hieraris, yang ditetapkan secara rasional untuk mengordinasikan pekerjaan orang- orang kepentingan pelaksanaan tugas-tugas administratif.

D. PENGGUNAAN KONSEP DASAR SOSIOLOGI DALAM MENGANALISIS GEJALA SOSIAL
Sosiologi sangat berperan dalam membantu peneliti untuk menganalisis berbagai gejala sosial dalam masyarakat. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep dasar sosiologi yang telah kita pelajari sebelumnya. Misalnya, untuk menganalisis gejala sosial yang menyangkut masalah kenakalan remaja seperti tawuran, maka konsep dasar sosiologi yang digunakan untuk menelaah masalah tersebut antara lain pola interaksi sosial sosial di kalangan remaja tersebut, solidaritas kelompok sosialnya, kebudayaan yang dianut, hingga perubahan sosial di sekitar remaja tersebut.

sumber :

soekanto, soerjono. 2013. sosiologi suatu pengantar. jakarta : rajawali pers.

mulyadi, yad dkk. 2002. sosiologi sma kelas xi. jakarta: yudistira

maryati, kun dan juju suryaati. 2014. Sosiologi ( kelompok peminatan ilmu- ilmu sosial ). Jakarta: Erlangga