Materi Sosiologi Kelas XII Bab 3: Ketimpangan Sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi

Desember 20, 2015 in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

20150508215925748Ketimpangan sosial merupakan suatu keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial disebabkan akibat adanya perbedaan yang ada di tengah masyarakat itu sendiri. Perbedaan yang biasanya terdapat di tengah masyarakat meliputi perbedaan sosial, ekonomi, budaya dan masih banyak lagi. Ketimpangan sosial dapat diartikan juga sebagai bentuk ketidakadilan baik dalam kedudukan maupun status yang dirasakan oleh seseorang yang berada dalam suatu masyarakat tertentu. Banyak hal yang menjadi indikator penanda terjadinya ketimpangan sosial dalam masyarakat. Misalnya saja adanya perbedaan dalam mengakses atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang tersedia dapat berupa sumber daya primer maupun sekunder. Kebutuhan primer disini meliputi kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan sekunder meliputi sarana saluran politik, sarana saluran hak asasi manusia dan sebagainya.

Ketimpangan sosial dipengaruhi oleh dua faktor yang menghambat seseorang dalam mengakses atau memanfaatkan sumber daya alam dan kesempatan yang tersedia dalam masyarakat. Kedua faktor tersebut diantaranya:

  1. Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini sangat mempengaruhi seseorang dalam mengakses sumber daya yang tersedia. Yang termasuk ke dalam faktor internal diantaranya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia.penyebabnya adalah tingkat pendidikan yang masih rendah, keterbatasan kemampuan dan ketrampilan yaang dimiliki oleh tiap individu terbatas hingga kualitas kesehatan yang masih tergolong rendah. Bukan hanya itu saja, hambatan budaya seperti kemiskinan di kalangan individu juga sangat berpengaruh.

  1. Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar kemampuan individu. Faktor ini berasal dari lingkungan sekitar individu tinggal. Kebijakan-kebijakan resmi dari birokrasi adalah salah satu faktor yang menentukan individu mendapatkan sumber daya yang tersedia. Selain itu,ketimpangan sosial juga bisa dilihat sebagai dampak dari tekanan-tekanan struktural. Oleh karena itu munculah istilah kemiskinan structural yang salah satu penyebabnya adalah kebijakan-kebijakan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Alfian, Melly G. Tan dan Selo Sumarjan (1980:5) bahwa kemiskinan structural merupakan kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan structural tersebut meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlindungan hukum, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikatif,

Setelah dijelaskan mengenai konsep ketimpangan sosial, maka kita dapat mengkaji bagaimana terjadinya ketimpangan sosial dalam setiap segi kehidupan manusia. Perbedaan dan stratifikasi sosial yang sangat mencolok dalam masyarakat menyebabkan ketimpangan sosial terjadi dalam masyarakat. Ketimpangan sosial itu sendiri memberikan dampak munculnya berbagai persoalan yang kompleks. Persoalan yang muncul akibat ketimpangan sosial, jika tidak diatasi maka akan mengganggu proses pemangunan ekonomi. Salah satu masalah yang muncul adalah diskriminasi. Diskriminasi tersebut dapat berupa diskriminasi ras, diskriminasi agama, dan diskriminasi gender. Diskriminasi bisa menyebabkan disharmonisasi, terlebih mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki kebergaman suku bangsa, agama, tradisi, norma, dan budaya.

Dalam dunia pendidikan kita juga bisa menjumpai ketimpangan sosial. Bahkan, kita dapat melihat adanya perbedaan yang sangat signifikan mengenai pola pendidikan antara orang kaya dan orang miskin. Adanya perbedaan kualitas pendidikan antara si kaya dan miskin, adanya perbedaan kesempatan menempuh pendidikan dikarenakan biaya, dan sebagainya menjadi indikator yang dapat dilihat dari ketimpangan sosial di bidang pendidikan.

Ketimpangan Sosial sebagai Akibat Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi.

Ketimpangan yang muncul dalam masyarakat yang memiliki perbedaan tidak terlepas dari globalisasi yang terjadi pada saat ini. Ketimpangan juga banyak dijumpai pada masyarakat modern. Hal ini disebabkan karena faktor persaingan dalam kehidupan sangat besar di berbagai aspek seperti lapangan pekerjaan, status sosial, pendidikan, dan perbedaan perekonomian.

Ketimpangan sosial yang sangat terlihat jelas di masyarakat adalah di bidang ekonomi. . Di satu pihak, globalisasi dipercaya mencerminkan perubahan structural yang sebenarnya dalam skala organisasi sosial modern, seperti yang terbukti misalnya dalam pertumbuhan berbagai perusahaan multi nasional, pasar uang dunia, dan sebagainya (Wahyudi : 165). Realitanya, yang dapat menikmati dan mengakses perubahan adalah masyarakat dari kalangan-kalangan tertentu. Sedangkan yang berasal dari golongan kelas sosial bawah tidak dapat mengaksesnya.

Selain itu, dalam bidang budaya juga mengalami ketimpangan. Akibat dari adanya globalisasi yang masuk begitu cepat dapat mempengaruhi budaya asli yang dapat luntur sesuai dengan semakin berkembangnya globalisasi. Munculnya sifat dan gaya konsumerisme adalah dampak dari masuknya budaya asing. Jika sistem nilai dan norma yang ada dalam masyarakat tidak mampu mengantisipasi hal tersebut, maka akan muncul kebingungan (anomie) dalam masyarakat.

Daftar Pustaka

Alfinn, Mely G. Tan, dan Soemardjan. 1980. Kemiskinan Struktural Suatu Bunga Rampai. Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta.

Kushendrawati, Selu Margaretha (2006) Masyarakat Konsumen sebagai Ciptaan Kapitalisme Global: Fenomena Budaya dalam Realitas Sosial. MAKARA, SOSIAL HUMANIORA. Vol. 10 (2) : 49-57

Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Yudhistira: Jakarta

Wahyudi, Agustus (2003) Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan, Global Prioritas Keadilan dan Pentingnya integrasi Ilmu Pengetahuan. Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik. Vol 7 (2) : 161-174

Medika, Anisa. “Materi Sosiologi Kelas XII: Ketimpangan Sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/annisamedika/2015/12/07/materi-sosiologi-kelas-xii-ketimpangan-sosial-sebagai-dampak-perubahan-sosial-di-tengah-globalisasi/


Materi Sosiologi SMA Kelas XII Bab 2: Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

1. Pengertian Modernisasi

gadget-anak-1Kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat modern. Menurut Koentjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan (social planning).

2. Ciri Manusia Modern

Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia modern

  1. Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan
  2. Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya, serta dapat bersikap demokratis
  3. Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu
  4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
  5. Percaya diri
  6. Perhitungan
  7. Menghargai harkat hidup manusia lain
  8. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
  9. Menjungjung tinggi sikap dimana imbalan yang diterima seseorang harus sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat

3. Syarat-Syarat Modernisasi

Menurut Soerjono Soekanto terdapat beberapa syarat modernisasi

  1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
  2. Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
  3. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media masa.
  4. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
  5. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

4. Gejala-Gejala Modernisasi

  1. Bidang budaya, ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
  2. Bidang politik, ditandai dengan semakin banyaknya negara yang lepas dari penjajahan, munculnya negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya negara-negara demokratis, lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak asasi manusia.
  3. Bidang ekonomi, ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk memperoduksi barang.
  4. Bidang sosial, ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas.

BGLOBALISASI

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-bentuk interaksi lain. Dengan kata lain, kemunculan sebuah system ekonomi dan budaya global yang membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.

 Cohen dan Kennedy berpendapat bahwa globalisasi adalah “seperangkat transformasi yang saling memperkuat” dunia, yang meliputi hal-hal berikut :

  1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu
  2. Pasar dan produksi ekonomi di Negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan, pembagian pekerjaan yang baru secara internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam Word Trade Organization (WTO)
  3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, music, dan transmisi berita dan olahraga internasional)
  4. Meningkatnya masalah bersama,
  5. Ekonomi
  6. Lingkungan
  7. Permasalahan lazim lainnya seperti Aids, flu babi, flu burung, perdagangan obat terlarang, terorisme internasional

C. GEJALA MODERNISASI DAN GLOBALISASI DI INDONESIA

Gejala globalisasi di Indonesia Dapat dilihat dalam berbagai bidang kehidupan, mencakup bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang ekonomi, bidang politik dan bidang agama.

D. DAMPAK MODERNISASI DAN GOBALISASI DI INDONESIA

Ada beberapa dampak modernisasi dan globalisasi di Indonesia disamping membengkaknya biaya sosial (social cost) akibat dari ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh pembangunan. Disamping itu, perkembangan teknologi yang begitu pesat seringkali tidak diimbangi dengan perubahan tata nilai dan norma dalam masyarakat (cultural lag). Selain culture lag, teknologi modern yang dihasilkan pembangunan juga menimbulkan efek samping yang justru bertentangan dengan kemajuan, seperti pergeseran nilai, norma, perilaku, dan lembaga.

Selain itu terdapat beberapa dampak atau akibat lainya, diantaranya.

  1. Urbanisasi
  2. Kesenjangan sosial ekonomi
  3. Pencemaran lingkungan alam
  4. Kriminalitas
  5. Lunturnya eksistensi jati diri bangsa

E. TANTANGAN MASA DEPAN BANGSA

Globalisasi merupakan tantangan besar bagi setiap bangsa. Di satu sisi, setiap bangsa tidak ingin tergilas oleh arus globalisasi yang akan melunturkan identitas jati dirinya. Namun di sisi lain, tidak mungkin baginya untuk menutup diri di tengah ketergantungannya kepada bangsa lain. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa upaya yakni menjalin kerjasama antarnegara terutama negara-negara berkembang untuk mengendalikan arus globalisasi ini. Dalam bidang budaya, harus ada upaya untuk mendorong berkembangnya potensi-potensi budaya lokal masyarakat. Disamping itu, pendidikan merupakan jembatan emas menuju suatu masyarakat cerdas, bermoral, dan berbudaya.

DAFTAR PUSTAKA :

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis Erlangga

Ayu, Rima. “Materi Sosiologi SMA Kelas XII : Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/rimaayur/2015/12/13/materi-sosiologi-sma-kelas-xii-globalisasi-dan-perubahan-komunitas-lokal/


Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1: Perubahan Sosial dan Dampaknya

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

  • Pengertian Perubahan Sosial

contoh-perubahan-sosial[3]Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.

  • Teori Utama Pola Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :

  1. Teori Siklus

Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.

2. Teori Perkembangan

Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks. Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.

BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

  • Perubahan Lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.

  • Perubahan Cepat (Revolusi)

Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.

  • Perubahan Kecil

Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

  • Perubahan Besar

Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

  • Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
    Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change)
  • Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
    Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

  • Faktor Pendorong

1. kontak Dengan Kebudayaan Lain.

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses ini manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.

2. Sistem Pendidikan Formal Yang Maju

Pendidikan mengajarkan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.

3. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang Dan Keinginan-Keinginan Untuk Maju

Apabila sikap ini melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru.

  • Faktor PenghambatKurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain
  1. Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain.
  2.  Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Lambat.
  3.  Adat atau Istiadat.

AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL

  • Dampak Positif
  1. Semakin Rekatnya Integrasi Dalam Masyarakat.
  2. Dapat mengadopsi unsur-Unsur Kebudayaan Dari Masyarakat Luar.
  3. Dapat Merubah Pandangan Masyarakat Yang Kurang Sesuai Dengan Perkembangan Zaman.
  4. Terjadinya Modernisasi di Berbagai Bidang.
  • Dampak negatif
  1. Terjadinya Ketertinggalan Budaya (Cultural Lag).
  2. Terjadinya Disorganisasi Sosial.
  3. Menurunnya Rasa Solidaritas Sosial dan Toleransi

Daftar Pustaka

Soerjono soekanto.2012.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali Pers

Maryati, Kun dan Juju Suryati.2012.Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta:Eksis Erlangga

Erwanto, Andri. “Materi Sosiologi Kelas XII : Perubahan Sosial dan Dampaknya”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/andrierwanto/2015/12/06/materi-perubahan-sosial-dan-dampaknya/


Materi Sosiologii Kelas XI Bab 4: Integrasi Dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Konflik Dan Kekerasan

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

AANZFTAINTEGRASI SOSIAL

Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.

Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagaiberikut:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang menurut kebudayaan
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.

Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
1. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
3. Integrasi koersif
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).

Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut:

1.Proses Interaksi

Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk membangun suatu kerja sama dengan ditandai adanya kecenderungan-kecenderungan positif yang dapat melahirkan aktivitas bersama.

2.Proses Identifikasi

Proses interaksi dapat berlanjut menjadi proses identifikasi manakala masing-masing pihak dapat menerima dan memahami keberadaan pihak lain seutuhnya. Pada dasarnya, proses identifikasi adalah proses untuk memahami sifat dan keberadaan orang lain.

3.Kerjasama (Kooperation)

Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.

4.Proses Akomodasi

Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan,sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya

5.Proses Asimilasi

Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

6.Proses Integrasi

Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda hingga membentuk suatu keserasian fungsi dalam kehidupan. Dalam integrasi sosial, terdapat kesamaan pola pikir, gerak langkah, tujuan dan orientasi serta keserasian fungsi dalam kehidupan. Adanya hal ini dapat mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat.

faktor-faktor yang memengaruhi proses integrasi sosial adalah:

  1. tercapainya suatu konsensus mengenai nilai-nilai dan norma-norma sosial;
  2. norma-norma yang berlaku konsisten dan tidak berubah-ubah;
  3. adanya tujuan bersama yang hendak dicapai;
  4. anggota masyarakatnya merasa saling bergantung dalam mengisi kebutuhan-kebutuhannya;
  5. dilatarbelakangi oleh adanya konflik dalam suatu kelompok.

Integrasi sosial juga dapat terwujud karena adanya keteraturan sosial. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi keteraturan sosial; antara lain pengendalian sosial dan wewenang, adat istiadat, norma hukum, prestise, dan kepemimpinan.

REINTEGRASI SOSIAL

Pengertian Reintegrasi Sosial

Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan memakan waktu yang lama

Disintegrasi atau disorganisasi adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat

Dalam reintegrasi sosial sarana mengendalikan konflik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berkonflik dengan tujuan untuk menetralkan ketegangan-ketegangan yang timbul dari dampak konflik. Contohnya:

  1. Melalui  kompromi antara perwakilan
  2. Yang berkonflik melakukan perdamaian dan menyadari kesalahan-kesalahan tindakan yang telah diperbuatnya

Daftar Pustaka

Waluya, Bagja. 2009. Sosiologi 2 : Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat Untuk Kelas XI SMA/MA/Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan Nasiaonal.

Ulfah, Fitria Maria. “Materi Sosiologii Kelas XI : Integrasi Dan Reintegrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Masalah Konflik Dan Kekerasan”. 15 Desembe r2015. https://blog.unnes.ac.id/fitriamariahulfah/2015/12/13/materi-sosiologii-kelas-xi-integrasi-dan-reintegrasi-sosial-sebagai-upaya-pemecahan-masalah-konflik-dan-kekerasan/


Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 3: Perbedaan, Kesetaraan dan Harmoni Sosial

in SOSIOLOGI SMA | Comments (0)

20121007121001Para_pendukung_pertunjukan_Roro_MendutSeperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultural, negara yang kaya akan keberagaman suku bangsa di dalamnya. Yang mana Setiap suku bangsa mempunyai keunikan sendiri sendiri, berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut sangatlah luas cakupannya. Mencakup perbedaan agama, ras, suku, adat istiadat, bahasa, dan sebagainya. Indonesia adalah negara yang beragam, termasuk didalamnya adalah keragaman akan kebudayaan. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia , ragam berarti macam atau jenis. Ada tiga macam yang mengambarkan masyarakat yang majemuk yaitu masyarakat Plural, masyarakat Heterogen, dan masyarakat multukultural.

Pluralitas yaitu, mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu ( many). Heterogen yaitu, menunjukkan bahwa keberadanya yang lebih dari satu berbeda-beda , bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.multikultural, inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan adanya perbedaan itu manusia adalah sama dan secara di ruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada perbedaan.

Ketidaksamaan sosial yang terdapat di masyarakat dapat dikaji menjadi dua bagian yaitu:

  1. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. Ketidaksamaan sosial horizontal disebut juga dengan differensiasi sosial.
  2. Ketidaksamaan sosial vertikal adalah perbedaan antar individu atau kelompok yang menunjukan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi. Ketidaksamaan sosial vertical disebut juga dengan stratifikasi sosial.

Menurut nasikun dalam bukunya sistem sosial Indonesia (2006) menyatakan bahwa masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang menganut sistem nilai yang berbeda diantara berbagai kesatuan sosial yang menjadi anggotanya sehingga para anggota masyarakat tersebut kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memilii dasar-dasar untuk memahami satu sama lain. Dengan cara lain yang lebih jelas, pierre L. Van den Berghe menyebutkan beberapa karakteristik dari sifat-sifat suatu masyarakat majemuk , yaitu sebagai berikut:

  1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
  2. Memiliki struktur sosial yang terbagi bagi ke dalam lembaga lembaga yang bersifat nonkomplementer.
  3. Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lain.

Dalam menghadapi fenomena keberagaman pada masyarakat tersebut,  maka sangatlah diperlukan adanya suatu penerapan konsep terkait dengan kesetaraan untuk menyetarakan perbedaan tersebut. Konsep kesetaraan disini adalah pandangan masyarakat yang menerangkan bahwa setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki hak-hak dasar yang sama antara satu individu dengan individu lainnya. Hak dasar ini disebut juga dengan hak asasi manusia. Dengan adanya pemahaman masyarakat mengenai hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap individu, maka diharapkan dapat menciptakan harmoni sosial dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip kesataraan perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Kemajemukan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perpecahan jika prinsip kesetaraan tak diterapkan dalam masyarakat tersebut. Perlakuan diskriminatif terhadap kelompok tertentu merupakan salah satu bentuk tak diterakapkannya prinsip kesetaraan dalam suatu masyarakat.

Upaya untuk menghindari adanya perpecahan di masyarakat yang diakibatkan adanya keberagaman dapat ditempuh melalui pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik seperti infrastruktur yang tersedia di Indonesia saja, melainkan juga menyentuh aspek keselarasan, keserasian dan keseimbangan dengan kehidupan sesama masyarakatnya. Pembangunan juga dilaksanakan dan diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat, sehingga nantinya akan terwujud harmonisasi dan kesejahteraan bersama. Kesetaraan memandang individu sebagai manusia dengan derajat yang sama satu sama lain. Prinsip kesetaraan meniadakan hirearki atau jenjang sosial yang dimiliki oleh seseorang baik berupa ras, suku bangsa, kebangsawanan ataupun kekayaan dan kekuasaan. Masalah keberagaman yang terjadi di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan suku bangsa, bahasa, status sosial dan mata pencaharian.

Adapun sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh harmoni. Dengan demikian maka harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.

Harmoni sosial disini juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

Perbedaan memang wajar dalam kehidupan sosial di masyarakat. Terlebih pada masyarakat Indonesia. Perbedaan dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah penghalang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat tersebut. Penerapan prinsip-prinsip keseteraan merupakan salah satu jalan untuk menciptakan keharmonisan. Hal ini disebabkan karena dalam prinsip setiap orang mendapat perlakuan dan diperlakukan sama tanpa pandang bulu.Sebagai anggota masyarakat, kamu wajib menjaga keharmonisan dalam lingkungan masyarakat. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, antara lain:

  1. Adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat.
  2. Menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat.
  3. Bersikap ramah dengan orang lain
  4. Selalu berfikir positif.

Sumber:

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga.

Mulyadi, Yad dkk.2013. Sosiologi SMA kelas XI. Jakarta Timur: Yudistira

Ifa, Mur. “Materi Sosiologi SMA Kelas XI: Perbedaan, Kesetaraan dan Harmoni Sosial”. 15 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/murifa/2015/12/15/materi-sosiologi-sma-kelas-xi-perbedaan-kesetaraan-dan-harmoni-sosial/