Rumahku Surgaku, Rumah (Ilmu)ku Surga untuk Pendidikan#2

Tahun 2005 adalah tahun pertama saya memiliki “rumah kedua”, “keluarga kedua”. Agak aneh memang, karena rumah pertama belum saya miliki. Yah, rumah kedua, yakni universitas negeri Semarang sebagai tempat bernaung saya ketika saya diterima menjadi PNS. Keluarga besar Universitas negeri Semarang, merupakan keluarga kedua saya. Rasa memiliki rumah menjadikan saya harus telibat secara aktif untuk memelihara rumah agar senantiasa bersih, sejuk, indah, dan terawat. Rasa memiliki keluarga, mengharuskan saya untuk selalu berbagi kasih, mencintai dengan anggota keluarga yang lain.

Tidak ada permusuhan, tidak ada pengrusakan, yang ada hanyalah kedamaian. Bentuk  rasa memiliki keluarga dari saya adalah dengan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya, aktif dalam kegiatan baik dengan dosen maupun mahasiswa sebagai anggota keluarga Unnes lainnya. Mulai dari menjadi pendamping Karya ilmiah di Jurusan Matematika, pendamping Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika), Pendamping Student Science Center (SSC FMIPA), Menjadi pengurus Gugus Penelitian dan Pengabdian FMIPA, Pengembang Jurnal MIPA, pengembang Jurnal Unnes Journal of Mathematics Education (UJME), melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan tentunya dengan melakukan pengajaran. Saya mendapatkan banyak hal dari rumahku, keluargaku. Yah Rumahku, Surgaku…Terima kasih Unnes.

Rumah yang baik adalah rumah dengan halaman dan pawon yang luas

Ketika melihat rumah orang-orang terdahulu, maka kita akan melihat dengan halaman yang luas, pawon (dapur) yang sama besarnya dengan rumah. Yah itulah filosofi rumah jaman dulu adalah dengan halaman dan dapur yang luas. Ada maksud dan tujuan dengan luasnya dua bagian rumah tersebut. Mereka menginginkan jika suatu kelak punya hajat, maka akan dapat banyak menampung tamu, akan dapat memasang tratag yang lebar. Tidak hanya halaman yang menjadi perhatian pemilik rumah, tetapi pawon/ dapur yang luas, sehingga nantinya bisa digunkan untuk memasak jamuan bagi para tamu yang datang.

Konsep itulah yang se(harus)nya dipakai untuk membangun rumah ilmu. Dengan membuka diri, mendigitalisasi semua yang dipunyai, maka kita bisa menampung, menyambut tamu yang banyak dari belahan dunia manapun. halaman yang luas, pawon yang luas di dunia maya.

Lahirnya lumbung media di LP3 Unnes yang beralamat di https://media.lp3.unnes.ac.id/ menjadi gebrakan.  Unnes sedang membuat dapur sekaligus halaman yang luas di dunia maya. Siapapun bisa memasuki “dapur” tersebut. Siapapun bisa meracik, membuat berbagai menu media yang bisa disuguhkan untuk siapapun yang mau berkunjung ke laman tersebut. Jika laman tersebut sudah berfungsi secara maksimal, maka Unnes benar-benar menjadi surganya pendidikan.

Harapan besar juga Unnes berikan kepada setiap dosen dengan menciptakan “surga-surga” kecil di dunia pendidikan. Dengan membuat blog pribadi, website pribadi dengan konten-konten untuk mahasiswa, untuk guru-guru, atau untuk siapapun yang singgah di web atau blog kita dan dapat mengambil mafaatnya.


Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Dosen dan Tendik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: