Menjadi Problem Solver: Hasil Pendampingan di SMP Negeri 12 Semarang

Terkadang anak-anak yang sedang belajar matematika sudah dikatakan berhasil jika sudah dapat menghafalkan rumus dan dapat mengerjakan soal yang berkaitan dengan aplikasi rumus tersebut. Sebagai contoh kebanyakan siswa SMP sudah sangat hafal dengan rumus volum kubus, yaitu s x s x s, dengan s merupakan panjang rusuk kubus tersebut. Demikian juga dengan rumus volum balok. Jika diketahui panjang = p, lebar = l, tinggi = t, dan volum = V, maka V = p x l x t. Jika demikian adanya, dipastikan anak akan dapat menjawab soal yang sifatnya mekanik.

Contoh soal tersebut adalah sebagai berikut.

Suatu kubus memiliki panjang rusuk 10 cm. Berapakah volum kubus tersebut.

Suatu balokĀ  memiliki ukuran panjang = 20 cm , lebar – 15 cm, dan tinggi = 10 cm. Berapakah volum balok tersebut?

Tetapi apakah siswa mampu memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan lainnya?. Inilah yang digali dari lapangan pasca pelatihan modul 3 USAID PRIORITAS, dengan salahsatu materinya adalah Mathematics in Daily Life.

Dalam pendampingan pasca pelatihan ini, saya mendapatkan kesempatan mendampingi guru-guru di SMP Negeri 12 Semarang. Dengan konsep pendampingan Lesson Study, bersama tiga guru matematika lainnya menyusun permasalahan yang kemungkinan di hadapi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk Lembar Kerja (LK). Di bawah ini adalah LK yang digunakan dalam pendampingan terebut.

Lk SMP 12

Gambar 1: Lembar kerja siswa yang digunakan pada pendampingan

Siswa sebelumnya ditugasi membawa alat dan bahan yang diperlukan, yaitu benda yang berbentuk kubus atau balok (bisa berupa kotak pasta gigi, kotak kardus obat, kotak kardus kapur, dan lainya). Benda kedua yang perlu dibawa adalah benda-benda yang tidak beraturan (tidak yang berbentuk kubus, balok, atau tabung), bisa berupa mangkok, botol, atau tempat lainnya. Dan benda yang ketiga yang diperlukan adalah tepung, atau beras atau pasir atau benda yang sejenis.

IMG-20160402-WA0028

Gambar 2: Aktivitas siswa memanfaatkan benda-bendab erbentuk balok atau kubus untuk menentukan volum benda tak beraturan.

Tidak ada insruksi tambahan yang diberikan oleh guru selain petunjuk yang ada dalam LK. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah yang sesungguhnya dari siswa. Apakah siswa mampu memanfaatkan volum kubus atau balokĀ  untuk bisa dimanfaatkan mencari volum benda lainnya?. Saya hanya menyarankan kepada guru dan observer lainya untuk merekam, menyimak dialog-dialog yang ada pada masing-masing kelompok antar siswa ketika mengerjakan atau menyelesaikan problem dalam LK.

IMG-20160402-WA0035

Gambar 3: Menghitung volum box makanan. Tangan kotor dengan pasirpun tidak masalah

Hasilnya sangat menakjubkan… Dialog yang terjadi dalam masing-masing kelompok menandakan proses detail terjadinya komunikasi matematik, adu argumen, kerja tim, dan dengan variasi jawaban cara yang dilakukan, terutama sampai mendapatkan simpulan volum benda yang tidak beraturan tersebut. Saya mengatakan pada waktu refleksi, “itulah kemampuan sesungguhnya siswa kita, LUAR BIASA”. Terkadang kita ragu akan kemampuan siswa, mulai sekarang kita tanamkan untuk berpikir positif terhadap kemampuan siswa. Mereka bisa, mereka pasti bisa. Bisa menjadi problem solver dengan matematika….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: