Pengelolaan Lahan Petani Tembakau di Temanggung

2015042707360327tanam-tembakau-temanggung

Temanggung merupakan wilayah yang berada di lereng Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Hal ini menjadikan tanah di daerah tersebut subur dan cocok digunakan sebagai lahan pertanian. Berbagai macam tanaman pertanian dan perkebunan berkembang disini. Tanaman tersebut antara lain adalah jagung, sayuran, kopi, cengkeh, tembakau, dll. Salah satu tanaman yang menjadi primadona bagi masyarakat petani disini adalah tembakau.

Dalam rangka mengelola lahan pertanian, masyarakat petani tembakau disini mempunyai cara tersendiri yang telah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur mereka. Ada suatu keyakinan dalam diri masyarakat yang menunjukkan sebuah keterkaitan antara kebudayaan dan lingkungan, entah budaya yang mempengaruhi cara mereka menjaga lingkungan atau justru lingkungan yang telah membentuk suatu budaya dalam diri mereka, para petani tembakau.

Saat masa panen tiba, masyarakat petani tembakau merayakannya dengan berbagai macam cara. Biasanya mereka mengadakan tasyakuran dengan berbagai rangkaan jenis acara. Disini akan terlihat bagaimana masyarakat memaknai SDA lokal berupa tembakau selain menjadi komoditas pertanian yang telah memberi memberikan mereka penghidupan. Lewat acara tasyakuran inilah akan nampak bagaimana budaya dan lingkungan saling bersinergi menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat petani tembakau di Temanggung.

 

PEMBAHASAN

Sejarah perkebunan di Temanggung telah dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Diawali dengan diperkenalkannya tanaman-tanaman dari luar Nusantara yang lalu diuji coba untuk di tanam di Hindia oleh pemerintah kolonial. Tanaman-tanaman tersebut tentu bernilai jual tinggi dan merupakan komoditas penting di pasar internasional. Oleh karena itu, maka pemerintah kolonial mencoba menanamnya di beberapa daerah di Hindia. Temanggung merupakan daerah dataran tinggi yang indah di lereng Gunung Sindoro, dengan tanah warna coklat yang subur serta hawa yang dingin. Dengan kondisi alam pegunungan yang dingin tersebut, Temanggung sangat mendukung untuk ditanami tanaman kopi, teh, dan tembakau, yang mana tanaman-tanaman tersebut sangat menguntungkan bagi pemerintah kolonial. Hasil dari tanaman teh, kopi, dan tembakau memiliki nilai jual yang lumayan tinggi di pasar internasional. Tembakau mulai diuji coba tanam secara besar-besaran di Hindia pada tahun 1830 oleh Van de Bosch, namun mengalami kegagalan. Pada tahun 1856, pemerintah kembali menguji coba tanam tembakau dan kali ini terbilang berhasil. Sejak saat itu tembakau menjadi hasil bumi yang penting bagi pemerintah, juga bagi rakyat. [1]

Hingga saat ini Temanggung masih giat dalam sektor pertanian dan perkebunan dengan hasil bumi tembakau dan sayur-sayuran. Julukan Kota Tembakau disematkan pada daerah ini sebagaimana hasil buminya yang terkenal yaitu tembakau, tentu saja tembakau berkualitas. Pada musim-musim tertentu dan apabila cuaca mendukung para petani tembakau dapat menghasilkan tembakau dengan kualitas yang semakin tinggi, yaitu tembakau srintil, tembakau srintil ini berwarna hitam dan sangat harum dan tentu bernilai jual tinggi.

Masa tanam tembakau biasanya dimulai dari bulan April hingga bulan Mei. Pada bulan- bulan ini biasanya cuaca mendukung untuk dilakukan penanaman sebab curah hujan yang tidak terlalu tinggi sehingga tanaman tidak akan busuk dan pertumbuhannya baik. Ada perbedaan masa tanam dengan jenis tembakau yang ditanam dan lahan tanamnya. Untuk bulan April biasanya penanaman dilakukan di lahan atas (dalam hal ini yang dimaksud adalah di lereng) dengan jenis tembakau mloko. Tembakau jenis ini biasanya menghasilkan daun hingga 14 biji tiap pohonnya. Sedangkan pada masa tanam bulan Mei, lahan yang digunakan adalah lahan bawah atau lahan sawah dengan jenis tembakau mantili. Tembakau mantili hanya dapat menghasilkan daun tembakau sejumlah 12 biji tiap pohonnya. Kualitas dari kedua jenis tembakau ini sedikit berbeda sebab tembakau jenis mloko memiliki kualitas yang lebih unggul. Untuk lahan bawah ini sendiri perkembangannya lebih cepat sebab cuacanya panas. Begitu menurut penuturan dari salah seorang petani tembakau yang penulis temui, Miftakhul (28) warga Desa Jeketro Kecamatan Kledung Kab. Temanggung.

Petani masih sangat memperhatikan keseimbangan alam sebab bagi mereka lahan tembakau adalah harta simpanan yang tidak akan habis. Mereka lebih memilih menunggu selama berbulan- bulan untuk mendapatkan penghasilan dari lahan tembakau mereka daripada mereka harus menjual tanah lahan untuk mendapatkan uang. Bagi masyarakat petani tembakau, mereka dan alam merupakan satu kesatuan yang diciptakan Tuhan untuk saling menjaga dan memberi manfaat.

Manusia diberi lahan agar dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Cara mereka mengolah dan mengelola lahan sangat memperhatikan keseimbangan alam. Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa handtractor minimal 2 x pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah. Setelah itu dilakukan proses pembumbuan. Pembumbunan adalah proses yang dilakukan untuk tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk membersihkan tanaman pengganggu ( gulma ).

Adapun sistim irigasi (pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin kualitas dan tingkat produktivitas tembakau.

Untuk pemeliharaan, petani lebih memanfaatkan pupuk kandang yang tidak terlalu banyak mengandung zat kimia sehingga tidak merusak unsur hara tanah. Setelah itu barulah mereka memberikan pupuk kimia jenis mes vertla selama dua kali. Selanjutnya diwaton atau penggemburan tanah sekitar tanaman untuk mempercepat pertumbuhan. Pada tahap selanjutnya tanaman disemprot anti hama. Setelah berumur lima bulan tanaman dipunggeli. Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani.[2] Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun. Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan Bio Pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada.

Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang harus diperhatikan sebagai adalah sebagai berikut.

  • Kematangan daun
  • Keseragaman daun dalam proses penanaman
  • Penanganan hasil panenan

Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis.

 

Setelah masa panen tiba masyarakat beramai- ramai memanen tembakau. Sebagai ungkapan rasa syukur mereka atas hasil panen yang didapatkan, mereka menyelenggarakan berbagai macam acara mulai dari yang berbau agama hingga tradisi. Acara tersebut meliputi pengajian, pentas seni dan sebagainya. Pentas seni sendiri berupa kuda lumping yang merupakan kesenian khas daerah Temanggung. Biasanya acara ini diadakan selama tiga hari berturut- turut.

KESIMPULAN

Makna dari keseluruhan ini adalah adanya hubungan antara lingkungan dan kebudayaan yang saling bersinergi. Manusia memanfaatkan lingkungan sebagai sumber mata pencaharian mereka dengan tetap menjaga keseimbangannya. Mereka menggunakan cara- cara yang alami untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Tradisi tasyakuran dengan menampilkan kesenian kuda lumping yang diadakan ketika pasca panen tiba adalah wujud dari adanya hubungan antara kebudayaan dan lingkungan.

 

[1] TEMBAKAU TEMANGGUNG, ‘SECUPLIK’ SEJARAH. Oktober 25, 2013

[2] https://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=32

4 Responses to “Pengelolaan Lahan Petani Tembakau di Temanggung”

Leave a Reply

My Visitors
Following