Home > Anthropology, Sociology > McDonaldisasi di Masyarakat

McDonaldisasi di Masyarakat

Dewasa ini banyak sekali ditemukan restoran cepat saji (fastfood) salah satunya yaitu McDonald, perusahaan fastfood asal Amerika ini mempunyai puluhan ribu cabang restoran di seluruh dunia. Cabang yang ada di seluruh dunia juga meraup untung yang sangat banyak sehingga Ritzer mengemukakan istilah McDonaldisasi. Apakah McDonaldisasi itu? Lalu apa hubungannya McDonaldisasi dengan Glokalisasi? Langsung saja cek postingan di bawah ini.

  1. McDonaldisasi

McDonalisasi merupakan sebuah proses dengan prinsip-prinsip dari restoran cepat saji. Semakin lama semakin banyak sektor dari masyarakat Amerika dan sejumlah besar masyarakat lainnya di seluruh dunia. Sistem yang diterapkan McDonald dalam proses sosial masyarakat modern. Ritzer (1999; 567) McDonaldisasi adalah salah satu dari alat komsumsi yang baru, selain alat , lainnya, seperti mall, megamall, (misalnya Mall of Amaerca) cybermall, superstore ( misalnya, Toys, “R” Us) discounter (WalMart), salauran hiburan, hotel-kasino Las Vegas, teman bertemakan ala Disney dan sebagainya.

McDonaldisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh George Ritzer (sosiolog dari Universitas Maryland) dalam The McDonaldization of Society (1993) untuk menunjukkan suatu proses dimana prinsip-prinsip restoran cepat saji (lebih khusus lagi: McDonald’s) mulai mendominasi berbagai sektor masyarakat di seluruh dunia, mulai dari bisnis restoran, pendidikan, dunia kerja, biro periklanan.

  1. Dimensi McDonaldisasi

Dengan acuan teori Weber tersebut, Ritzer menemukan empat dimensi McDonaldisasi. Sekilas terbentuk kesan bahwa McDonald menyediakan prinsip efisien (layanan cepat), daya prediksi (tidak ada kejutan) atau harga segitu sudah nett, daya hitung (cepat dan murah), dan kontrol melalui teknologi non-manusia dalam kesatuan sistem operasionalnya (pengendalian tenaga kerjanya dan pelanggan). Orang-orang lalu terpikat, jatuh cinta, dan akhirnya berbiak di dalam keempat komponen yang merupakan dasar sistem rasional tersebut.

  • Dimensi Efisiensi

Efisiensi berarti memilih sarana optimal bagi tujuan akhir yang telah ditetapkan. Dalam definisi ini terkandung penjelasan: optimal dalam hal ini bermakna upaya mendapatkan dan memanfaatkan sarana sebaik mungkin. Pengertian tersebut sebenarnya bukan pengertian umum seperti yang biasa kita pahami namun dalam masyarakat yang di-McDonaldisasi lebih merupakan pengertian yang tidak pernah bisa dilacak sarana terbaik bagi tujuan akhirnya. Mereka pada kenyataannya menjadi cenderung menggantungkan pada sarana yang ditemukan dan dilembagakan. Dengan kata lain mereka digiring memiliki “hasrat lebih efisien”. Efisiensi dalam kenyataannya bisa ditemui meluas dalam hal proses, menyederhanakan produk, serta pada kegiatan-kegiatan teknis pelayanan dengan cara meminta konsumen melakukan sesuatu yang sebelumnya dikerjakan oleh karyawan. Dalam menyangkut proses, organisasi yang terMcDonaldiasi akan menyiapkan alur kerja dan teknis produksi dengan prisip efisiensi yang melibatkan sejumlah pekerja dengan tugas khusus serta didukung oleh teknologi modern. Contoh lain penerapan efisiensi adalah menyangkut produk yang dihasilkan, yaitu dengan cara menyederhanakan produk. Upaya penyederhanaan produk ini merupakan landasan industrinya, yaitu sedikit bahan mentah, sederhana dalam pembuatan dan penyajiannya tetapi bisa cepat dikonsumsi (dimakan). Demi efisiensi organisasi ter-McDonaldisasi “memaksa” konsumen bekerja. 

Prinsip efisiensi McDonaldisasi sebenarnya bisa kita jumpai dalam beberapa bidang kehidupan seperti komputerisasi pada penilaian, praktek-praktek medis, pusat-pusat perbelanjaan, hiburan dan olah raga.

  • Dimensi Daya Hitung

Dalam prinsip Daya Hitung, McDonalisasi menekankan pada sesuatu yang bisa dikalkulasi, dihitung dan dibilang serta menitik beratkan kuantitas menjadi pengganti kualitas. Penekanan pada kuantitas ini berkaitan dengan proses maupun hasil akhir. Pada proses, penekanannya lebih pada kecepatan. Sedangkan pada hasil akhir, fokusnya terletak pada jumlah produksi yang dihasilkan dan disajikan. Aplikasi dimensi ini pada akhirnya diharapkan membawa pengaruh pada efisiensi, karena sesuatu yang didisain mampu dihitung akan mendukung prinsip efisiensi.

Penekanan pada kuantifikasi dibanding kualitas produk dalam prinsip Daya Hitung tersebut juga diikuti dengan penciptaan ilusi kuantitas di benak konsumen serta mengatur proses produksi dan layanan menjadi bilangan yang bisa dikontrol. Untuk kepentingan ilusi, penyajian produk biasanya diatur sedemikian rupa sehingga porsi dikesankan “tampak berlebihan”. Sedangkan dalam proses produksi dan layanan, pengukuran setiap elemen input sebelum proses produksi dilakukan dengan cermat sehingga bisa dipastikan kontrol kuantitas serta kualitasnya.

Kecepatan juga tampaknya menjadi sesuatu yang penting dalam prinsip ini. Organisasi terMcDonaldisasi akan berusaha membuat terobosan bagaimana menyelesaikan dan menyajikan suatu produk dalam jumlah maksimal dalam waktu yang relatif singkat.

Fenomena kuantifikasi organisasi yang terMcDonaldisasi juga bisa diamati dalam bidang pendidikan, publikasi, praktek medis, televisi, olah raga dan politik.

  • Dimensi Prediksi

Prinsip Prediksi dalam McDonaldisasi memberikan suatu kepastian dalam berbagai hal yang menyangkut banyak aspek, mulai bagi karyawan, organisasi maupun konsumen. Bagi karyawan prinsip ini memberikan “kepastian” tentang hal-hal yang berkaitan dengan cakupan bidang kerja. Pada organisasi, daya prediksi produk dalam beberapa aspek (ukuran, rasa, warna dsb) akan mudah dilakukan dengan melalui penyeragaman bahan mentah, penerapan teknologi sejenis dalam proses produksi serta sistem pengepakan. Aplikasi prinsip Prediksi ini bisa dijumpai dalam praktek bisnis bidang-bidang hiburan, olah raga, mal belanja, wisata dan perumahan.

  • Dimensi Kontrol

Pada kenyataannya, penekanan dimensi kontrol terletak pada penggantian manusia dengan teknologi non manusia melalui pencarian cara-cara untuk meningkatkan kontrol atas proses produksi, pekerja dan pelanggan. Pengertian teknologi dalam prinsip ini tidak hanya menyangkut mesin-mesin dan peralatan tetapi juga material, skill, pengetahuan, hukum, aturan, prosedur serta teknik.

Teknologi yang dirancang untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh manusia bisa ditemui dalam berbagai kegiatan bisnis makanan, bidang marketing dan sales di pertokoan.

Dimensi kelima sebenarnya lebih menekankan pada pengaruh negatif praktek McDonaldisasi. Prinsip rasional yang mendasari bekerjanya organisasi modern dalam McDonaldisasi pada akhirnya seringkali dianggap malah melahirkan irasionalitas dalam berbagai bentuk, diantaranya inefisiensi, ketidak mampuan prediksi, ketidak mampuan dihitung serta hilangnya kontrol. Dan yang paling penting adalah irasionalitas yang mengarah pada pengingkaran prinsip kemanusiaan.

Meski McDonaldisasi menggembar-gemborkan efisiensi, namun yang menjadi pertanyaan adalah efisiensi ditujukan untuk siapa? Karena jika diamati dengan cermat, sebagian perolehan efisiensi tsb hanya dirasakan oleh pencipta rasionalisasi. Sedangkan sebenarnya apa yang sedang dibangun adalah ilusi kesenangan bagi konsumen dengan menghadirkan berbagai macam fasilitas dan hiburan untuk menutupi irasionalitasnya.

Lebih jauh lagi, pengamatan tentang irasionalitas McDonaldisasi sampai pada anggapan adanya penciptaan suatu sistem dehumanisasi yang anti manusia dan menghancurkan manusia. Pada kenyataannya ada sejumlah irasionalitas yang terjadi diantaranya yaitu ancaman kesehatan dan lingkungan, dehumanisasi pegawai dan pelanggan, pengaruh negative hubungan manusia dan proses homogenisasi.

  1. McDonaldisasi dan Glokalisasi

Glokalisasi (lakuran dari kata globalisasi dan lokalisasi) adalah jargon bisnis untuk menyebut adaptasi produk atau jasa terhadap wilayah atau kebudayaan tempat mereka dijual. Glokalisasi mirip dengan internasionalisasi. Kata “glokalisasi” mengacu pada konsep untuk menjelaskan individu, kelompok, organisasi, produk, atau jasa yang merefleksikan sekaligus standar global dan standar lokal.

Menjamurnya restoran McDonald’s di seluruh dunia adalah contoh globalisasi, sedangkan perubahan menu restoran demi menarik konsumen lokal adalah contoh glokalisasi. Glokalisasi berarti suatu peristiwa ketika sebuah produk global diubah ke dalam bentuk lain agar memenuhi kebutuhan konsumen lokal. Ini adalah fenomena alternatif bagi amerikanisasi. Contoh glokalisasi yang lebih ilustratif: Untuk mempromosikan mereknya di Perancis, McDonald’s mengganti maskot Ronald McDonald-nya dengan Asterix, tokoh kartun Perancis yang populer. Contoh lainnya, McDonald’s mencoba memuaskan lidah orang Korea dengan menciptakan hamburger bergaya Korea seperti ‘Burger Bulgogi’ dan ‘Burger Kimchi’.

Categories: Anthropology, Sociology Tags:
  1. November 21st, 2015 at 06:48 | #1

    kalau bisa penulisannya dirapikan lagi ya kak ?? terutama pada perataan teks nya 🙂

    • November 23rd, 2015 at 02:14 | #2

      Iya makasih atas masukannya :D, tapi sebelum saya posting ini udah saya format rata kanan kiri tapi waktu udah di posting jadi kayak gitu, tapi ini lagi tak coba lagi 😀

  2. November 28th, 2015 at 13:18 | #3

    artikelnya bagus, utk tampilan blog masih standar kalau bisa diedit lagi biar keren 😀

  3. November 28th, 2015 at 18:24 | #4

    infoemasi yang disajikan mudah diterima..lanjutkan…

  4. November 30th, 2015 at 04:25 | #5

    bagus ka, cuma tampilannya bisa dirapikan lagi

  5. December 1st, 2015 at 07:58 | #6

    bagus udah rapih ngets 😀

  6. December 1st, 2015 at 08:23 | #7

    sudah bagus ka, lanjutkan

  7. December 1st, 2015 at 23:28 | #8

    tulisannya udah cantik kaka bisa diperindah lagi dengan gambar supaya sempurnaaaaa…

  8. December 2nd, 2015 at 02:33 | #9

    Bagaimana konsep mcdonaldisasi berfungsi pada masyarakat kita

  9. December 2nd, 2015 at 06:31 | #10

    kalo ada sumber bacannya dicantumkan ya mbak ida 😀

  1. No trackbacks yet.