Skip to content

Welcome To Ignasia Intan's Blog

Sosiologi dan Antropologi 2013
Budaya

   “Budaya” adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Budaya menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  1. Soelaiman Soemardi & Selo Soemardjanmenerangkan bahwa suatu kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta & rasa masyarakat. Suatu kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat erat dengan perkembangan yang ada di masyarakat.
  2. Effat al-Syarqawimendefinisikan budaya berdasarkan dari sudut pandang Agama Islam, Ia menjelaskan bahwa budaya adalah khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin didalam kesaksian & berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus mempunyai makna dan tujuan rohaniah.
  3. Parsudi Suparian, mengatakan budaya akan melandasi segala perilaku dalam masyarakat, karena budaya merupakan pengetahuan manusia yang seluruhnya digunakan untuk mengerti dan memahami lingkungan & pengalaman yang terjadi kepadanya.
  4. Koentjaraningrat mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan milik diri manusia dengan belajar.

   Secara umum, budaya adalah segala sesuatu yang melekat pada diri manusia yang diperolehnya sejak lahir kemudian diterapkan dalam aktivitas sehari-hari. Contohnya budaya makan menggunakan tangan kanan dan budaya bersalaman dengan orang tua sebelum berangkat ke sekolah. Sejak anak masih balita diajarkan makan menggunakan tangan kanan sehingga sampai dewasapun anak makan menggunakan tangan kanan. Dari kecil anak diajarkan untuk sopan santun kepada orang tua salah satunya melalui bersalaman dengan orang tua sebelum berangkat ke sekolah. Sampai dewasapun anak jika akan keluar rumah berpamitan dengan orang tua.

Perwujudan Budaya

   J.J Honigmann yang dalam buku pelajaran antropologinya, berjudul  The World of Man (1959: hlm. 11-12), membedakan adanya tiga “gejala kebudayaan”, yaitu (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifacts. Kebudayaan ada tiga wujud, yaitu:

  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

      Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat tempat kebudayaan bersangkutan itu hidup. Kalau warga masyarakat menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam kalangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disket, arsip, koleksi microfil dan microfish, kartu komputer, silinder, dan pita komputer.

    Wujud kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial atau social system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia berinteraksi, berhubungan, dan bergaul satu tama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobervasi,difoto, dan didokumentasi.

   Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Ada benda-benda yang sangat besar seperti pabrik baja: ada benda-benda yang sangat besar dan bergerak, suatu kapal tangki minyak; ada bengunan hasil seni arsitek seperti suatu candi yang indah; atau ada pula benda-benda kecil seperti kain batik, atau yang lebih kecil lagi, yaitu kancing baju.

    Ketiga wujud dari kebudayaan terurai tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tidak terpisah satu dengan yang lain. Kebudayaan dan adat-istiadat mengatur dan memberi arah kepada manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.

Unsur Budaya

Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu:

  1. Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
  2. Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia, tubuh manusia.
  3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial. Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
  4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi. Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para nggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya degnan pengumpulan bahan bahan menta, pemrosesan bahan bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda meterial. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat transportasi.
  5. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
  6. Sistem religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.
  7. Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. bentuk kendahan yang beraneka tagam itu timul dari permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi amnusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.

Isi dan Substansi Budaya
Adalah system pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
a. Sistem Pengetahuan
Manusia mampu hidup dan membentuk budaya tertentu dengan cara belajar. Adapun substansi dari system pengetahuan terdiri dari:
– Alam Sekitar
Kemampuan manusia untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan diri dengan alam yang ada disekitarnya.
– Flora fauna
Manusia hidup berburu dan bercocok tanam dan memanfaatkan flora dan fauna yang ada disekitarnya.
– Zat-zat
Manusia mempercayai adanya hal-hal gaib sehingga memunculkan kepercayaan tertentu (animism, dinamisme, politheisme, totemisme, monotheisme)
– Sifat tingkah laku
Tumbuh dan dipelajari terkait obyek tertentu dan berhubungan dengan motivasi, perasaan, emosi seseorang ketika berhubungan dengan orang lain.
– Ruang dan waktu
Manusia belajar untuk memprediksi kondisi masa depan dengan mengetahui pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian dimasa lampau.

b. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dianut oleh suatu mesyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu dipercaya kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

c. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui dan meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
– Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusiaa. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
– Kepercayaan Kepada Orang Lain
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi “orang dipercaya karena ucapannya”.
– Kepercayaan Kepada Pemerintah
Pandangan demokratis mengatakam bahwa kedaulatan adalah dari rakyat dan milik rakyat. Sebagai warga Negara wajar jika kita harus percaya kepada Negara dan pemerintah.
– Percaya Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu jika manusia ingin memohon pertolongan kepada-Nya maka manusia harus percaya kepada tuhan.

d. Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, daan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkan untuk enciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

e. Etos Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak dari luar. Contoh etos antara lain gaya tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil budaya yang khas. Menurut Clifford Geertz, etos budaya adalah sifat, watak, dan kualitas kehidupan sekelompok masyarakat atau bangsa. Termasuk kedalam cakupan etos adalah moral, sikap perilaku, dan gaya estetika atau kepekaan seseorang terhadap seni dan keindahan. Berikut ini adalah contoh etos budaya orang Jawa. Watak khas orang Jawa penuh ketenangan dan kepasrahan diri. Disamping itu, pribadi orang Jawa terpancar adanya keselaranan, moral yang tinggi, kejujuran, dan dapat menerima keadaan sebagaimana adanya.

Nilai Budaya

   Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

   Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :

1.  Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas).

2.  Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut.

3.  Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

Sumber:

  • Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
  • Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  • https://blog.unnes.ac.id/sekararumngarasati/
  • https://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/

Leave a Reply

Lewat ke baris perkakas