Materi Sosiologi SMA Kelas XI : Konflik Dan Penyelesaiannya

images hDi dalam kehidupan kelompok sosial yang kecil saja, seperti keluarga, sering kita temukan konflik di dalamnya , yaitu konflik yang terjadi antaranggota keluarga. Apalagi didalam kehidupan masyarakat yang kompleks. Di Indonesia masyarakatnya terdiri atas beranekaragam suku bangsa, agama, ras, budaya, dan adat istiadat sangat rawan sekali terhadap terjadinya konflik sosial. Kecenderungan yang kuat untuk memegang identitas dalam hubungan antargolongan, budaya dan agama masing-masing kelompok inilah yang dinilai menjadi cikal bakal konflik. Dalam banyak definisi, kekerasan dan ancaman selalu dikaitkan dengan konflik. Kekerasan merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa kekerasan merupakan prosesakhir dari konflik.

Secara harfiah dalam kamus besar Bahasa Indonesia konflik berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan yang menimbulkan ketegangan diantara yang berkonflik. Konflik merupakan gejala sosial yang sering timbul dalam kehidupan masyarakat.

Berikut ini merupakan beberapa definisi menurut para sosiolog tentang konflik.

Robert M. Z. Lawang menyatakan konflik sebagai perjuangan untuk memeperoleh niai, status dan kekuasaan.

Soerjono Soekanto, menyatakan konflik sebagai suatu proses sosial, dimana orang per orang, atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawannya, disertai ancaman atau kekerasan.

Sementara kekerasan berarti perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain. Atau menyebabkan kerusakan fisik atau baranag orang lain. Konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelesaian konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Demikian pula bila upaya memperoleh keadilan di pengadilan ternyata gagal.

Sebab-sebab konflik

Ada beberapa faktor-faktor yang mnyebabkan konflik dalam masyarakat:

1.      Perbedaan antarindividu

2.      Perbedaan kebudayaan

3.      Perbedaan kepentingan

4.      Perubahan sosial budaya yang terlalu cepat

5.      Perbedaan etnis

6.      Perbedaan ras

7.      Perbedaan agama

Dampak konflik

Dalam kehidupan masyarakat majemuk sering terjadi pertentangan antara satu aspek dengan aspek lainnya. Sumber potensi konflik yang rentan dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah masalah agama, ras, dan suku bangsa. Setiap konflik yang terjadi dalam masyarakat akan membawa dampak, baik positif maupun negatif.

1.      Dampak negatif konflik

a.       Dampak langsung

Dampak langsung adalah dampak yang secara langsung dirasakan oelh pihak-pihak yang terlibat konflik.

1.      Menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya.

2.      Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti selalu memunculkan rasa curiga, rasa banci dan akhirnya dapat berubah menjadi tindakan kekerasan.

3.      Hancurnya harta benda dan korban jiwa, jika konflik tersebut berubah menjadi tindakan kekerasan.

4.      Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan.

5.      Lumpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik berlanjut menjadi tindakan kekerasan.

6.      Pendidikan formal dan informal terhambat karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.

b.       Dampak tidak langsung

Dampak tidak langsung merupakan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlihat lansung dalam sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.Misalnya agresi Israel yang dilakuka kepada para pejuang Hizbullah di Lebanon akan membawa dampak pada kenaikan harga minyak dunia yang akan merembet pada kenaikan harga-harga barang di pasaran. Hal ini akan dirasakan juga oleh masyarakat kita.

2.      Dampak positif konflik

a.       Meningkat solidaritas sesama anggota kelompok

b.      Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik

c.       Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru

d.      Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang. Misalnya, adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali karena dirasakan bahwa konflik yang berlarut tidak membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.

Upaya Penyelesaian atau Pengendalian Konflik dan Kekerasan

1.        Penyelesaian atau pengendalian konflik secara umum

a.       Akomodasi

b.      Coercion

c.       Negosiasi atau kompromi

d.      Arbitrasi

e.       Mediasi

f.       Adjudication

g.      Toleransi

h.      Statlemate

i.        Konsiliasi

j.        Rekonsiliasi

k.      Transformasi politik

2.        Penyelesaian atau pengendalian konflik menggunakan manajemen konflik

1.      Tindakan menghindari

2.      Kompetisi atau komando otoritatif

3.      Akomodasi atau meratakan

4.      Kompromis

5.      Kolaborasi (kerja sama) atau pemecahan masalah.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.