Kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan dihasilkan oleh masyarakat dan tidak ada masyarakat yang tidak berbudaya. Dengan kata lain, budaya ada karena adanya masyarakat dan dalam masyarakat pasti berbudaya. Setiap masyarakat tentunya akan mengalami perubahan, bahkan masyarakat yang kita anggap sebagai masyarakat yang tradisional dan stagnan sesungguhnya telah melalui tahap-tahap perubahan dalam kebudayaan yang mereka miliki. Perubahan budaya menekankan pada perubahan sistem nilai yang mengatur tingkah laku masyarakat. Perubahan kebudayaan di dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak factor, dan setiap masyarakat memiliki proses yang berbeda-beda dalam melalui perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan di dalam masyarakat tentunya memiliki dampak negatif dan positif. Dibawah ini akan diuraikan tentang perubahan budaya dan melemahnya nilai-nilai tradisional

Perubahan budaya dalam suatu masyarakat disebabkan oleh berbagai factor dengan melalui beberapa cara.

A. Faktor-Faktor penyebab perubahan budaya

   1. Faktor internal

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan yang semakin luas akan menghasilkan teknologi yang semakin baik, yang kemudian mengubah hidup manusia

b. Jumlah penduduk

     Masalah penduduk yang menimbulkan perubahan perubahan budaya pada umumnya adalah pertambahan jumlah penduduk akibat urbanisasi. Demikian juga berkurangnya jumlah penduduk pada daerah-daerah yang ditinggalkan oleh orang-orang yang berurbanisasi. Urbanisasi akan menimbulkan ketidakseimbangan antara desa yang kehilangan/kekurangan tenaga kerja dan kota yang terjadi pertambahan jumlah penduduk. Dengan demikian di kota akan terjadi kesenjangan kebudayaan dan sosial antara penduduk yang berasal dari desa, yang memiliki budaya dan kebiasaan hidup pertanian dan gotong royong menghadapi kehidupan kota yang dinamis, cepat, berpola industry, dan lebih individual.

 c. Pertentangan atau Konflik

     Adanya pertentangan atau konflik mengakibatkan nilai-nilai,norma, adat-istiadat yang telah lama dijadikan pedoman atau penuntun dalam bersikap maupun berperilaku akan menimbulkan perubahan sosial-budaya. Hal ini terjadi apabila mereka beralih dai nilai-nilai, norma-norma, adat-istiadat yang telah mereka laksanakan. Misalnya pandangan umum masyarakat Indonesia bahwa “makin banyak anak makin banyak rezeki”. Untuk saat ini pandangan tersebut sudah tidak dapat diterima karena kenyataan menunjukkan bahwa banyak anak berarti semakin besar beban yang harus ditanggung oleh keluarga.

   2. Faktor eksternal

a. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

       Perubahan budaya dapat terjaadi baik adanya interaksi langsung antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain maupun melalui komunikasi satu arah dengan media-media massa. Respons psikologis individu terhadap kontak antar budaya menurut Furnhan dan Bochner dibedakan menjadi empat kemungkinan, yaitu: (i) typed passing,individu menolak kebudayaan asli dan mengadopsi kebudayaan baru bila statusnya lebih tinggi, (ii) typed chauvinist, individu menolak sama sekali kebudayaan asing, (iii) typed marginal, mereka terombang ambing-ambing antar kebudayaan yang asli dan kebudayaan yang baru/asing, (iv) typed mediating, mereka menyatukan bermacam-macam identitas budaya, mempunyai keseimbangan integrasi dan memperoleh dua atau beberapa kebudayaan.

b. Peperangan

Dampak yang ditimbulkan dari adanya peperangan antar anggota masyarakat maupun dengan masyarakat lain adalah perubahan sosial budaya yang pada umumnya mempunyai nilai negative.

c. Penyebab dari alam

       Perubahan budaya dapat terjadi bila di masyarakat terjadi suatu bencana alam yang mengakibatkan penduduk harus berpindah ke tempat lain. Di tempat yang baru tersebut mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi sosial dan budaya yang baru, sehingga nilai-nilai, budaya yang telah lama dilaksanakan akan berubah atau berbaur dengan yang baru.

      Dampak perubahan budaya salah satunya adalah melemanya nilai-nilai tradisional yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Hal ini tentunya memiliki dua dampak yang tidak bisa dipisahkan, yaitu dampak negative da positif. Dampak negative dari perubahan budaya dari budaya tradisional ke budaya modern yang disebabkan oleh berbagai factor seperti yang telah disebutkan diatas salah satunya yaitu melemahnya nilai-nilai tradisional dalam masyarakat. Nilai tradisional yang luhur warisan dari nenek moyang kita seharusnya kita pertahankan sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Misalnya saja proses globaisasi yang terjadi sekarang ini telah menghilangkan nilai-nilai tradisional yang luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, misalnya saya nilai-nilai tentang kesopanan dan gotong royong dan nilai-nilai tersebut perlahaan-lahan berubah menjadi individualitas. Sedangkan dampak negative yang terjadi akibat dari perubahan nilai-nilai tradisional ke modern adalah meningkatnya optimism,lebih menghargai waktu, dan memiliki pikiran yang terbuka terhadap perubahan.

B, Sumber Terjadinya Perubahan Kebudayaan

1. Dari dalam

Immanen: terjadi apabila ide baru diciptakan dan dikembangkan oleh warga suatu masyarakat tanpa adanya pengaruh dari pihak luar, dan akhirnya ide baru tsb menyebar ke seluruh sistem sosial.

2.Dari luar

Kontak: Perubahan terjadi sebagai gejala ‘antar sistem’ bererti ide baru tersebut berasal dari luar sistem sosial suatu masyarakat.

3. Jenis Perubahan Kontak

a. Selektif

Perubahan kontak selektif terjadi apabila warga suatu sistem sosial bersikap terbuka terhadap pengaruh yang datang dari luar (berdasarkan kebutuhan sendiri).

b. Terarah

Perubahan kontak terarah atau terencana memang disengaja oleh pihak luar, misalnya para change agent secara intensif guna suatu tujuan untuk mengenalkan ide baru.

C. Proses Dalam Perubahan Budaya

1.Proses Akulturas

2. Proses Asimilasi

3. Proses difusi kebudayaan

Sumber:

Handoyo, Eko, dkk. 2007. Studi Masyarakat Indonesia. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial

Joyomartono, Mulyono. 1991. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta