Galakkan Budaya Diskusi sebagai Lahan Ilmu menuju Universitas Konservasi Bereputasi

Dunia kampus merupakan dunia yang menyimpan begitu banyak potensi dimana mahasiswa dapat mengeksploitasi segala potensi yang dimiliki saat bergelut di dalamnya. Interaksi positif perlu diciptakan baik dengan sesama mahasiswa, dosen, atau akademisi lain. Salah satu interaksi tersebut adalah forum diskusi, baik mengenai materi perkuliahan maupun hal lain dapat dibahas untuk menunjang kemajuan intelektual serta bisa memberikan nilai tersendiri ataupun sekedar perenungan dalam benak masing-masing. Dengan adanya diskusi, tentu ilmu yang dimiliki oleh para anggota diskusi dapat semakin berkembang dan tak khayal dapat menciptakan teori baru.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai satu masalah yang dilakukan oleh sekelompok orang. Diskusi merupakan sebuah interaksi komunikasi antar dua orang atau lebih. Berbeda dengan bincang-bincang biasa, karena diskusi mengandung pemikiran yang melibatkan argumen-argumen rasional untuk menyampaikan pemikirannya tersebut.

Banyak ide-ide besar lahir dari sebuah forum diskusi. Contohlah ilmu filsafat yang pertama kali dikembangkan oleh pedagang-pedagang dari Asia Kecil sebelum sampai ke Yunani. Di Yunani, perbincangan ilmu filsafat tersebut diangkat ke sebuah forum diskusi yang mulai dihinggapi oleh masyarakat luas hingga menjadi perbincangan para elit-elit polis setempat. Masih banyak contoh ide besar lainnya yang lahir dari rahim sebuah forum diskusi.

Budaya berdiskusi ini dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat bukan hanya mahasiswa, akan tetapi mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah elemen yang paling membutuhkan aktivitas diskusi. Mahasiswa harus menjadi contoh bagi seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan budaya berdiskusi.

Dewasa ini budaya berdiskusi sudah sangat langka ditemukan di kampus-kampus. Jikapun ada, kelompok diskusi ini selalu menjadi minoritas dan dianggap sebagai kelompok yang aneh karena tak jarang kelompok diskusi mendiskusikan topik yang mungkin dianggap tidak berguna untuk kebanyakan orang seperti isu politik, agama, bahkan kadang ketuhanan tidak lepas menjadi bahan diskusi.

Terlepas dari aktivitas diskusi yang dikemas dalam acara seminar, forum-forum diskusi kecil tidak kalah pentingnya dari acara-acara seminar bahkan lebih efektif dalam menunjang kemajuan intelektual mahasiswa. Karena dalam acara seperti seminar misalnya tidak semua mahasiswaa yang terlibat akan secara aktif menyampaikan gagasan yang dimiliki, karena banyaknya peserta dan keterbatasan waktu. Forum diskusi mahasiswa akan berfungsi sebagai wahana alternatif untuk lebih mempertajam analisis dan akurasi membaca masalah dunia secara keilmuan. Pada forum itu, seluruh teori keilmuan dapat diperdebatkan, temuan baru dapat dikuliti, sekaligus tempat ide dipersandingkan dan pendapat dikontestasikan dengan argumentasi yang rasional.

Kelangkaan forum-forum dan minimnya minat mahasiswa untuk mengikuti aktivitas diskusi ini akan melahirkan sarjana-sarjana yang tidak memiliki analisis tajam dalam mengupas suatu permasalahan dan tidak terasah dalam menyampaikan argumentasi. Kelangkaan ini juga membuat banyak mahasiswa menjadi takut untuk mengemukakan pendapat dan beradu argumen. Kelangkaan forum-forum diskusi inilah yang mengakibatkan banyaknya aksi kekerasan baik verbal maupun fisik karena tidak memiliki kemampuan mumpuni untuk berdiskusi.

Berdiskusi merupakan salahsatu budaya warisan nenek moyang Indonesia sejak dulu kala. Dulu sekitar tahun 1933 ada sebuah diskusi tentang Ahmadiyah, Ahmad Hassan mengundang tokoh Ahmadiyah untuk diajak berdiskusi. Tak seperti sekarang yang menggunakan kekerasan terhadap Ahmadiyah yang diangggap menyimpang, justru dulu yang dianggap menyimpang diajak duduk bersama untuk berdiskusi guna mencari titik temu dan titik yang tak dapat dipertemukan.

Dewasa ini, budaya berdiskusi mulai terkikis dan tertindas oleh kemajuan zaman. Kita sebagai mahasiswa sebagai kader konservasi perlu menghidupkan kembali budaya berdiskusi ini, melestarikan budaya merupakan bagian dari tujuh pilar konservasi yang tentunya dengan berdiskusi ini juga akan meminimalisir kekerasan-kekerasan yang terjadi akibat perbedaan pandangan yang saat ini marak terjadi.

Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang paling dekat, jika budaya berdiskusi digalakkan maka akan lahir pemimpin-pemimpin berkualitas yang memiliki wawasan luas, analisis tajam, peka akan lingkungan sosial dan permasalahan sosial, serta memiliki kemampuan berdiskusi yang mumpuni. Mari lestasikan budaya berdiskusi, lestarikan budaya Indonesia menuju Universitas konservasi bereputasi.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: