Aturan Lama Menatap Layar Elektronik Bagi Anak

Aturan Lama Menatap Layar Elektronik Bagi Anak

Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan tak bisa menatap layar elektronik lama-lama.

Menatap layar televisi, ponsel, komputer, hingga tablet terlalu lama dapat memengaruhi kesehatan mata, otak, dan tumbuh kembang anak.

Berdasarkan pedoman kesehatan dari American Academy of Pediatrics (AAP) paparan layar elektronik untuk anak-anak pada segala usia harus dibatasi, terutama di era digital saat ini.

AAP mengidentifikasi waktu menatap layar sebagai waktu yang dihabiskan menggunakan media digital untuk tujuan hiburan. Penggunaan lain seperti untuk mengerjakan tugas, tidak dihitung sebagai waktu menatap layar.

Berikut merupakan rekomendasi aturan lama menatap layar elektronik bagi anak-anak dari AAP.

1. Bayi 0-18 bulan: tidak boleh menatap layar

Bayi yang berusia di bawah 18 bulan tidak dianjurkan untuk menatap layar sama sekali. Menghindari layar untuk usia ini penting bagi perkembangan otak dan meningkatkan hubungan antara orang tua dan anak.

“Kebisingan dan aktivitas layar mengganggu bayi”, kata penulis Childer and Adolescents and Digital Media Technical Report dan juga profesor di UCLA Yolanda Reid Chassiakos, dikutup dari CNN.

Chassiakos menjelaskan pengaruh layar pada bayi bahkan dapat bersifat tidak langsung. Misalnya, ketika ibu mengasuh bayi sambil menonton TV, bayi dapat terstimulasi lewat suara dan cahaya yang dapat menyebabkan stres dan gangguan tidur.

Chassiakos menyarankan agar para orang tua tidak mengasuh bayi sambil melakukan kegiatan yang menatap layar. Ketika orang tua benar-benar fokus mengasuh bayi, terutama kontak mata, dapat merangsang perkembangan otak.

2. Anak usia 2-5 tahun: satu jam per hari

Pada balita, AAP merekomendasikan agar para orang tua lebih memprioritaskan waktu terbaik dengan cara yang kreatif. Anak pada usia ini dapat diperkenalkan dengan dunia digital, tetapi terbatas hanya satu jam per hari.

Mereka dapat menggunakan media digital untuk menonton tayangan yang bermanfaat atau bermain sambil belajar. AAP menyarankan balita menggunakan media tatap muka yang interaktif seperti video call. Cara ini dapat merangsang anak untuk berkomunikasi dan berpikir.

3. Anak usia 6 tahun ke atas: dibatasi

Pada usia ini, anak sudah dapat berpikir dengan baik sehingga orang tua memegang peran penting untuk membatasi penggunaan media digital.

Lama waktu menatap layar setiap harinya tergantung pada kebutuhan anak dan keluarga. Tetapi, penggunaannya mesti diprioritaskan untuk kegiatan produktif ketimbang hiburan.

“Rata-rata anak bersekolah, membuat PR, setidaknya satu jam aktivitas fisik, kontak sosial lalu tidur – ini sekitar delapan sampai 12 jam. Sisanya dapat digunakan untuk menatap layar”, ucap Chassiakos.

AAP menyarankan agar waktu menatap media digital ini tidak menggantikan waktu lain untuk aktivitas fisik, tidur dan interaksi sosial. Orang tua juga harus menjadi mentor bagi anak saat menggunakan media digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.