Konflik dan Integrasi

PENDAHULUAN

Konflik dalam kehidupan manusia tidak pernah lepas, pada dasarnya manusia memiliki sifat berkompetisi dalam segala hal. Dari mulai memperebutkan hal yang kecil seperti contohnya anak-anak yang berebut mainan, hingga hal yang dianggap besar seperti memperebutkan tanah atau kekuasaan. Karena kepentingan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda-beda sehingga inilah salah satu faktor perbedaan pendapat. Sumber daya alam yang terbatas pun menjadi salah satu pendorongnya. Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan dan untuk memendam konflik-konflik tidak pernah berhasil dalam waktu yang lama. Kesatupaduan di dalam perbedaan-perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat kelompok.

PEMBAHASAN
Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Konflik pun dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian karena suatu perbedaan kepentingan antar individu. Yang dimaksud dengan konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain di dalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Demikian beberapa definisi menurut para ahli :
 M.Z Lawang
Konflik sosial adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status kekuatan, kekuasaan, selain untuk memperoleh keuntungan dan menundukan lawan.
 Soerjono Soekanto
Konflik sosial adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau suatu kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang lawan dan disertai dengan ancaman atau kekerasan.
 Berstein
Menyebutkan bahwa konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang belum pernah dicegah, konflik mempunnyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negative didalam interaksi manusia.

Penyebab konflik sosial
Penyebab umum :
– Perbedaan nilai
– Kurangnya komunikasi
– Kepemimpinan yang kurang efektif
– Ketidakcocokan peran yang diambil
– Kurangnya keuntungan yang dari hasil kerjasama
– Perubahan keseimbangan
– Konflik yang belum terpecahkan sebelumnya
Menurut Ralf Dahrendorf :
– Ada sejumlah individu atau kelompok yang merasa dipisahkan, dibedakan, dianaktirikan dari suasana kebersamaan.
– Tidak ada interaksi antar anggota kelompok (kontak dan komunikasi)
– Ada perbedaan posisi dan peran di dalam kelompok yang ditunjang dengan stratifikasi atau hierarki. Semakin kaku hierarki, semakin terbuka peluang timbulnya konflik.
– Terdapat kelangkaan kebutuhan dan keinginan terhadap sumber daya sehingga timbul ketidakadilan yang menyebabkan konflik.
Menurut Diverger :
1. Sebab individual
– Tiap individu berbeda
– Ada kecenderungan psikologis untuk mendominasi
2. Sebab kolektif yang melekat pada kumpulan individu sebagai satu kesatuan (persamaan ide, nasib, kondisi)

Penyelesaian konflik
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama atau tidak kerjasama dan tegas atau tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 6 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

6. Tidak ekspresif
Bertindak ekspresif ketika ada sesuatu yang berbeda dengan kita, kadang, menimbulkan terjadinya konflik antarsuku di Indonesia. Sebetulnya, jika kita sudah mengenal, hal ini tdak akan terjadi. Oleh karena itu, ketika mereka bertindak atau bertingkah laku tidak sama dengan kita, bahkan jauh berbeda, kita tidak kaget lagi.

Pengangkatan kasus dalam masyarakat
REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA — Terjadinya pemalsuan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dinilai merupakan akibat sistem dan proses pendaftaran yang selama ini dikeluhkan masyarakat. BPJS Watch menduga ada beberapa faktor yang memicu terjadinya pemalsuan kartu BPJS Kesehatan ini.
Pertama, kesehatan adalah kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia. Biaya kesehatan yang mahal menyebabkan rakyat antusias untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Kedua, antusiasme rakyat untuk menjadi peserta BPJS tidak diimbangi oleh pengetahuan rakyat yang mumpuni tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan BPJS Kesehatan itu sendiri.
Koordinator advokasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Watch, Timboel Siregar, mengatakan Pemerintah dan BPJS Kesehatan masih minim melakukan proses sosialisasi program JKN dan BPJS Kesehatan kepada seluruh rakyat. Termasuk di dalamnya proses mensosialisasikan tata cara pendaftaran kepesertaan di BPJS Kesehatan.
“Minimnya proses sosialisasi menyebabkan ketikdaktahuan rakyat untuk mendaftarkan dirinya menjadi peserta BPJS Kesehatan dan juga minimnya pengetahuan rakyat tentang hak-haknya sebagai peserta program JKN,” kata dia baru-baru ini.
Ketiga, lokasi pendaftaran peserta program JKN umumnya dilakukan di kantor-kantor BPJS Kesehatan, yang umumnya juga ada di tingkat kabupaten/kota. Hal ini membuat rakyat yang bertempat tinggal jauh dari ibukota kabupaten/kota mengalami kesulitan mendaftarkan dirinya, apalagi saat ini pendaftaran tidak boleh dilakukan oleh orang yang tidak ada tercantum di Kartu Keluarga.
“Ketika mendaftar, tidak jarang terjadi penumpukan dan antrian pendaftar yang cukup panjang sehingga membuat calon peserta lama menunggu dan mengalami kelelahan,” ujar Timboel, Tidak semua rakyat sudah melek teknologi informasi sehingga mampu mendaftar via online ke BPJS Kesehatan.
Keempat, kedatangan masyarakat yang ingin mendaftar di kantor BPJS Kesehatan tidak bisa langsung membayar dan mendapatkan kartu BPJS Kesehatan pada hari itu juga. Adanya Peraturan Direksi BPJS Kesehatan No 1 Tahun 2015 yang mensyaratkan masa aktivasi 14 hari menyebabkan masyarakat harus datang kembali untuk membayar dan mendapatkan kartu BPJS Kesehatan.
Akibat dari kondisi permasalahan di atas maka ada oknum-oknum yang mencoba memanfaatkannya dengan menawarkan jasa pembuatan kartu BPJS Kesehatan seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung Jawa Barat.
“Dari tampilan kartu memang tampak serupa dengan kartu yang asli tetapi ketika digunakan di RS atau faskes pertama, kartu tersebut ternyata tidak bisa digunakan karena tidak terdaftar,” ujar Timboel.
(https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/07/26/oawfh5330-ini-penyebab-timbulnya-bpjs-palsu)

Analisa konflik yang terjadi
Dari sumber berita di atas, kita dapat tarik banyak penyebab konflik terjadi dari mulai perbedaan kepentingan, perbedaan kebutuhan, dan aturan-aturan yang mempersulit masyarakat untuk mendapat kebutuhan kesehatan. Kita semua tau, jika menggunakan kartu jaminan kesehatan seperti BPJS di rumah sakit atau puskesmas kita seperti dibeda-bedakan dengan yang menggunakan asuransi atau bayar tunai. Sulitnya mengurus BPJS kesehatan mulai dimanfaatkan beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan memanfaatkan kesulitan masyarakat Kabupaten Bandung dengan membuat dan memperjual-belikan kartu BPJS palsu, sehingga terjadi konflik baru. Dari konflik-konflik tersebut maka dari pihak pemerintah akan merundingkan dan akan melahirkan kebijakan baru agar konflik tersebut tidak terulang kembali dan tidak menyulitkan masyarakat untuk mengakses dan menggunakan kartu BPJS lagi

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
Yang namanya bermasyarakat pasti aka nada yang namanya konfik karena ketidaksamaan pemikiran individu yang satu dengan individu yang lain, tapi dari ketidaksamaan tersebut pasti ada penyebabya. Demikian pula kasus BPJS palsu yang sedang marak di masyarakat. Sulitnya mendaftarkan diri yang harus ke kantor BPJS kota dan terjadinya pengantrian yang panjang, juga via online yang tidak semua masyarakat memahami tekhnologi komunikasi menjadi peluang oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memalsukan kartu BPJS dengan membayar 100ribu rupiah untuk seumur hidup.
Konflik atau perselisihan maupun gesekan antara komunitas, suku, dan yang lainya, sebenarnya dapat dihindari jika kita semua sebagai warga negara yang baik mau ikut menjaga ketertiban dan keamanan negara kita dan menghindari yang namanya perpecahan.

DAFTAR PUSTAKA
– Slide materi Bapak Fulia Aji
– https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/07/26/oawfh5330-ini-penyebab-timbulnya-bpjs-palsu
– https://bathikmadrim.pun.bz/konflik-sosial.xhtml

One thought on “Konflik dan Integrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: