Rangkuman Materi Sosiologi Kelas XI SMA “Masalah Sosial”

Hay teman-teman, kali ini saya akan berbagi tentang rangkuman materi sosilogi kelas 11. Mari kita simak sedikit pembahasan di bawah ini agar kalian dapat lebih memahami kajian-kajian sosiologi.

  1. Pengertian Masalah Sosial

Ada beberapa pandangan para tokoh sosilogi tentang masalah sosial, antara lain:

  1. Arnold Rose: masalah sosial dapat didefinisikan sebagai situasi yang telah memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga mereka percaya bahwa situasi itu adalah sebab dari kesulitan mereka. Situasi itu dapat diubah.
  2. Richard dan Richard: masalah sosial adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak diinginkan dan tidak dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
  3. Soerjono Soekanto: masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan sosial.

Masalah sosial sendiri dapat dilihat dari teori fungsionalis, teori konflik dan teori interaksi simbolis.

  1. Teori Fungsionalis

Semua bagian seperti keluarga, ekonomi, dan sekolah, mempunyai fungsinya masing-masing dalam masyarakat. Keluarga membesarkan anak, sekolah mengajarkan pengetahuan dan lembaga ekonomi menyediakan pekerjaan. Semua bagian dari masyarakat ini saling bekerja sama untuk membangunan tatanan sosial yang stabil. Jika salah satunya tida menjalankan fungsinya dengan baik, maka akan terjadi ketidakteraturan sosial dalam bentuk masalah sosial.

  1. Teori Konflik

Menurut teori konflik, masalah sosial timbul dari berbagai macam konflik sosial. Hal yang paling penting dan umum adalah konflik kelas rasa tau kelas etnis, dan konflik gender. Setiap koflik muncul dari ketimpangan antara yang kuat dan lemah.

  1. Teori Interaksi Simbolis

Teori ini melihat masalah sosial sebagai interaksi simbolis antara individu yang tidak mempunyai masalah sosial dan individu yang mempunyai masalah sosial yang mengarahkan individu yang tanpa masalah berperilaku seperti individu yang bermasalah. Dalam teori ini ada dua pandangan yang berbeda tentang masalah sosial. Pertama adalah teori pelabelan (labeling theory). Suatu kondisi sosial kelompok atau masyarakat tertentu dianggap bermasalah, karena kondisi itu sudah dicap bermasalah. Kedua yaitu konstruksionisme sosial, melihat bahwa individu yang menginterpretasikan dunia sekitarnya secara universal.

2. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial

Menurut Gilling dan Gillin, kemiskinan adalah ketika seseorang tidak dapat mempertahankan skala hidup yang cukup tinggi untuk memberikan efisiensi fisik dan mental untuk memungkinkan dia dan keluarganya menjalankan fungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan standar masyarakatnya baik karena pendapatan yang tidak memadai atau pengeluaran yang tidak bijaksana.

            Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kemiskinan menurut Hendry George, penyebab utama kemiskinan adalah kepemilikan pribadi atau monopoli individu atas tanah. Pandangan ini muncul saat kepemilikan tanah menjadi alat ukur kekayaan pribadi. Karl Marx mengatakan bahwa kemiskinan terjadi karena eksploitasi kaum pekerja oleh kaum kapitalis. Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

  1. Penyakit dan kemiskinan membentuk kemitraan yang saling membantu. Penyakit meningkatkan kemiskinan dan kemiskinan juga meningkatkan penyakit.
  2. Penyakit mental membuat orang menjadi tidak mampu melakukan sesuatu. Hal inni mengurangi pendapatan dan meningkatkan kemiskinan. Di sisi lain juga kemiskinan dapat meningkatkan penyakit jiwa.
  3. Kecelakaan dapat membuat seseorang yang produktif menjadi sama sekali tidak bisa bekerja atau mengurangi kapasitasnya.
  4. Buta huruf dan kemiskinan juga saling terkait. Karena buta huruf dapat membuat seseorang menjadi miskin karena sedikit pengetahuan yang ia dapat, begitu pula kemiskinan dapat membuat seseorang tidak bersekolah atau mendapat membaca.
  5. Kemalasan juga merupakan penyebab kemiskinan. Banyak kesempatan kerja namun karena seseorang itu malas maka ia kehilangan kesempatan dan menjadi miskin.
  6. Pemborosan juga dapat menjadi faktor kemiskinan. Orang yang boros akan tetap miskin berapa pun penghasilan yang mereka dapatkan.
  7. Demoralisasi atau penurunan karakter dan moral menyebabkan kekacauan pribadi dan akhirnya jatuh dalam kemiskinan. Minum-minuman keras, perjudian, narkoba dan kebiasaan negative lainnya akan menjerumuskan orang dalam jurang kemiskinan.

Sementara itu faktor georafis yang menyebabkan kemiskinan antara lain sebagai berikut:

  1. Iklim dan cuaca yang kurang baik dapat menyebabkan produktivitas menurun.
  2. Tidak adanya sumber daya alam yang memadai. Seperti contohnya tidak ada tanah yang subur, mineral dan air yang cukup.
  3. Bencana alam, seperti letusan gunung berapi, angina topan, banjir, dan gempa bumi, menyebabkan kerusakan yang serius pada perumahan dan pertanian.

Ada pula kemiskinan yang disebabkan oleh faktor ekonomis, antara lain:

  1. Sebab-sebab pertanian, seperti pupuk yang tidak cukup, perbaikan peralatan, dan mesin yang tidak mutakhir, penyakit, tidak adanya sarana yang memadai untuk melindungi lading dari hama dan hewan.
  2. Distribusi kekayaan yang tidak merata. Dalam sistem kapitalis, yang kaya terus semakin kaya dan yang miskin makin miskin.
  3. Depresi ekonomi yang dapat menyebabkan penurunan dalam perdagangan, penutupan pabrik dan pengangguran jutaan buruh.
  4. Penganggurann adalah penyebab utama dalam kemiskinan.
  5. Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, seperti pembelian perhiasan.

Sementara itu kemiskinan juga dapat semakin meningkat karena sebab-sebab sosial seperti berikut ini:

  1. Sistem pendidikan yang kurang baik dapat menyebabkan orang yang berpendidikan menganggur dan menjalani kemiskinan.
  2. Perumahan yang tidak cukup juga dapat membuat orang terpaksa tinggal di pemukiman kumuh yang kotor dan tidak sehat. Konsekuensinya kapasitas mereka untuk bekerja berkurang. Hal ini tentu saha mengarahkan mereka pada kemiskinan.
  3. Imigrasi, ini menjadi salah satu faktor peyebab kemiskinan. Kurangnya pengetahuan, dan kemampuan membuat imigran yang berangkat dari desa kalah saing dengan orang yang sudah memahami seluk beluk kota. Sehingga kebanyakan dari imigran menjadi pengangguran di kota, dan menjadi beban kemiskinan bagi negara.

Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintahan dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Seperti yang telah dicanangkan oleh presiden pada Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan. Dengan strategi sebagai berikut:

  1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin,
  2. Meningkatkan kemampuan dan pendapat masyarakat miskin,
  3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil,
  4. Menyinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

3. Kriminalitas sebagai Masalah Sosial

Penyimpangan dan kriminalitas merupakan dua hal yang berbeda. Penyimpangan merupakan kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial dan tidak disetujui oleh masyarakat atau kelompok sosial. Sementara itu, kriminalitas adalah salah satu bentuk penyimpangan, khususnya, perilaku yang melanggar hukum pidana tertentu. Tidak semua penyimpangan adalah kejahatan. Penyimpangan menjadi kejahatan ketika lembaga masyarakat menunjuk penyimpangan itu sebagai perilaku yang melanggar hukum atau undang-undang yang meletakkan hukuman bagi kejahatan membentuk hukum pidana.

Beberapa faktor yang mendorong timbulnya tindak kejahatan adalah sebagai berikut:

  1. Terjadi perubahan sosial, ekonomi, politik, seperti perang dan bertambahnya pengangguran.
  2. Pemerintah yang lemah dan korup sehingga mendorong orang mancari kesempatan untuk berbuat kejahatan.
  3. Masalah kependudukan dan kesulitan ekonomi.
  4. Pengembangan sikap mental yang keliru, misalnya ambisi yang berlebihan untuk menaikkan status membuat seseorang melakukan suap.
  5. Kurang model (teladan) dan orang yang dituakan (senior).

4. Kesenjangan Sosial-Ekonomi sebagai Masalah Sosial

Kesenjangan ekonomi selalu menjadi salah satu isu utama dari setiap sistem sosial. Pertanyaan utama dari sosiologi modern adalah analisis kesenjangan sosial terstruktur, yang sebagian besar berasal dari perbedaan wewenang atas sumber daya ekonomi. Ekonomi selalu mengklaim bahwa kriteria untuk kebijakan ekonomi adalah efisiensi dan pemerataan.

Secara etimologis, kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Pola kesenjangan sosial dapat kita pahami dan pemahaman kita tentang berbagai dimensi stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial merujuk pada suatu hierarki hak-hak istimewa relative yang berdasarkan pada kekuasaan, kepemilikan, dan prestise. Kesenjangan sosial-ekonomi mengacu pada kotras antara kondisi ekonomi orang yang berbeda dan kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Sumber pedapatan, kesempatan kerja, kesempata berusaha, dan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan. Faktor penyebabnya antara lain:

  1. Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relative tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas.
  2. Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akibat dari kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM.
  3. Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan.

5. Ketidakadilan sebagai Masalah Sosial

Ada beberapa bentuk ketidakadilan. Diantaranya adalah:

  1. Stereotip: pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap seseorang berdasarkan kategori kelompoknya. Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar ras berdasarkan jenis kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun nonverbal. menunjukkan perbedaan antara “kami” dengan “mereka”. Kami yang termasuk in group dan mereka menjadi lawan in group atau out group.
  2. Marginalisasi: proses pemutusan hubungan kelompok-kelompok tertentu dengan lembaga sosial utama. Seperti struktur ekonomi, pendidikan dan lembaga sosial.
  3. Subordinasi: pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial. Menurut Louis Wirth, kelompok minoritas secara eksplisit dibedakan dengan kelompok mayoritas. Anggota kelompok mayoritas dan minoritas diperlakukan tidak seimbang. Mereka menguasai sumber daya sehingga merasa dapat bertindak secara tidak adil, dan merasa mempunyai martabat.
  4. Dominasi: Dominasi merupakan suatu kondisi yang dipahami oleh orang-orang atau kelompok untuk sejauh bahwa mereka bergantung pada hubungan sosial dimana beberapa orang atau kelompok lain memegang kekuasaan sewenang-wenang  atas mereka.

Sumber:

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Esis Erlangga.

Untuk dapat semakin memahami materi di atas, saya mengaitkannya dengan berita dalam kehidupan nyata. Silahkan disimak secara seksama:

https://news.detik.com/berita/d-3307255/begal-motor-sadis-di-semarang-ini-didor-polisi-di-kakinya-sudah-13-kali-berulah?_ga=2.171529632.1435459844.1509963934-1504703357.1474894435https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-3443444/pemuda-muslim-indonesia-diskusikan-isu-umat-islam-di-melbourne?_ga=2.225623450.1435459844.1509963934-1504703357.1474894435

Silahkan kerjakan soal-soal berikut untuk mendalami materi di atas:

  1. Jelaskan menurut pemahaman anda, setiap materi yang sudah dipaparkan di atas!
  2. Review artikel berita di atas, dan sertakan pendapat anda!
  3. Jelaskan menurut pendapat anda contoh-contoh nyata di lingkungan anda tentang faktor-faktor kemiskinan, sertakan penjelasannya!
  4. Berikan contoh penyimpangan sosial yang ada di sekitar lingkungan anda!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: