Budaya Menari di Atas Aspal

Haaay temen-temen, kali ini saya akan berbagi tentang tugas artikel mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah Populer pada semester 4.

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang sangat identik dengan mahasiswa “kampungan”. Kampungan dalam arti ini mahasiswa yang sering pulang ke kampung halaman.

Mengapa banyak mahasiswa UNNES pulang kampung setiap minggu?

Banyak alasan mereka pulang kampung di setiap minggu, mulai dari minta uang mingguan ke orang tua, homesick karena masih belum bisa jauh dari orang tua, ada yang bosen dengan suasana kampus, ada juga yang ingin refreshing jalan-jalan.

Pada awal semester 1, saya pun mengalami pulang kampung seminggu sekali, karena memang belum terlalu dekat dengan teman-teman kelas, dan juga lingkungan Semarang, karena ini pertama kalinya saya tinggal di daerah Jawa Tengah.

Bagaimana bisa ada budaya menari di atas aspal?

Sudah dari dulu jalur pantura atau pantai utara dipenuhi dengan aspal berlubang, entah mengapa setiap diperbaiki hanya bertahan beberapa bulan saja. Sehingga pengendara motor harus menghindari lubang-lubang yang cukup besar. Saya tetap lewati karena saat itu saya berfikir memakai motor lebih asyik dibandingkan menggunakan kereta, walaupun jika memakai jasa kereta api jauh lebih cepat dan harganya pun tidak jauh berbeda dengan ongkos bensin ke kota Cirebon.

Mengapa hal tersebut saya pertahankan?

3 semester berlalu, saya semakin jarang pulang, mungkin hanya sebulan atau tiga bulan sekali. Namun saya masih memilih untuk tetap menggunakan motor untuk pulang kampung, pertama karena saya tidak terikat oleh waktu, kedua karena saya memang hobi touring maka saya menikmati perjalanan, dan yang ketiga efisien karena saya bisa langsung sampai ke rumah tanpa harus berindah-pindah transportasi umum. Walaupun saya harus menghindari lubang-lubang aspal yang beresiko.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: