TERCEMARNYA AIR SUNGAI CANTIK MASA KECIL

    55618f620423bd06738b4567

  1. Latar belakang

Lingkungan adalah semua unsur biotik maupun abiotik yang ada di bumi , sumber daya alam meliputi tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Dengan sifat manusia bagaimana dia akan memperlakukan lingkungan. Lingkungan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan alam maupun social yang hidup berdampingan dengan manusia. Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaiganya.

Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. (https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan)

Rusaknya lingkungan yang dilakukan oleh ulah manusia tak lepas dari faktor kebudayaan mereka, yakni kebiasaan–kebiasaan yang dianggap tidak mendukung keberlangsungan ekosistem lingkungan. Kebiasaan tidak terlalu peduli dengan lingkungan seringkali kita dapati di suatu masyarakat. Tak jarang mereka menganggap remeh lingkungan. Banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan itu terus berlangsung , masyarakat kurangnya pengetahuan sangat mempengaruhi kelestarian lingkungan, seperti warga masyarakat dusun randusari petarukan dalam memperlakukan air sungai.ini membuat saya tergelitik untuk melakukan penelitian kecil di sekitar lingkungan rumah saya mengenai tercemarnya air sungai dengan menggunakan prespektif Antropologi Ekologi.

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat saya rumuskan masalah sebagai berikut :

  • Bagaimana pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan ?
  • Bagaimana budaya mempengaruhi perilaku manusia dalam memperlakukan lingkungan ?
  • Bagaimana warga dusun randusari petarukan memperlakukan sungai ?
  1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • Mengetahui bagaimana pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan .
  • Mengetahui bagaimana budaya dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam memperlakukan lingkungan
  • Mengetahui bagaimana warga dusun randusari petarukan dalam memanfaatkan    lingkungan yakni sungai

                                                                 PEMBAHASAN

  • Bagaimana pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan.

Pentingnya menjaga lingkungan merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap manusia mewujudkan lingkungan agar tetap seimbang. Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan dipecah belah. Karena manusia merupakan makhluk yang hidup di bagian dari lingkungan. Manusia merupakan faktor penentu dari keberlangsungan lingkungan. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sempurna mempunyai akal untuk mencari berbagai sumber makanan dari lingkungan dan menciptakan manfaat bagi hidupnya. Termasuk alam atau lingkungan, pada manusialah lingkungan itu ditentukan kelestariannya. Lingkungan yang indah bergantung dari bagaimana manusia memperlakukannya, merawat dan melestarikannya. Lingkungan memberikan banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia namun tak jarang manusia yang justru merusaknya . Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku manusia tentu akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri, karena sampai kapanpun manusia akan membutuhkan lingkungan untuk keberlangsungan hidupnya

  • Bagaimana budaya mempengaruhi perilaku manusia dalam memperlakukan lingkungan

Manusia dengan segala ide gagasannya yang menciptakan sebuah kebudayaan ada kaitannya dengan bagaimana mereka memperlakukan lingkungannya. Dengan kata lain adalah bahwa budaya menentukan keberlangsungan lingkungan. Budaya membentuk sebuah perilaku dimana manusia itu melakukan rutinitas yang menentukan sebuah lingkungan, budaya baik maupun buruk akan berdampak pada lingkungan sekitar manusia itu tinggal. Budaya yang saya maksud disini merupakan kebiasaan – kebiasaan yang rutin mereka lakukan di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Meliputi kebiasaan-kebiasaan mereka memperlakukan lingkungan mereka.

  • Bagaimana warga dusun randusari memperlakukan lingkungan sungai

Daerah Aliran Sungai di Indonesia semakin mengalami kerusakan lingkungan dari tahun ke tahun. Kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi kerusakan pada aspek biofisik ataupun kualitas air.Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai. Dari 5,5 ribu sungai utama panjang totalnya mencapai 94.573 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km2. Selain mempunyai fungsi hidrologis, sungai juga mempunyai peran dalam menjaga keanekaragaman hayati, nilai ekonomi, budaya, transportasi, pariwisata dan lainnya.Saat ini sebagian Daerah Aliran Sungai di Indonesia mengalami kerusakan sebagai akibat dari perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah penduduk serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan DAS. Gejala Kerusakan lingkungan. Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dilihat dari penyusutan luas hutan dan kerusakan lahan terutama kawasan lindung di sekitar Daerah Aliran Sungai.

(https://alamendah.org/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-aliran-sungai-dINindonesia/)

Penelitian ini saya lakukan di dalam lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan saya, Didepan rumah tante saya terdapat aliran sungai kecil , sungai tersebut cukup tertata dan kelihatan cantik sekali ketika keadaan air memenuhi bibir sungai, namun apa yang dilihat ternyata tak sesuai dengan keadaan dimana musim-musim kemarau seperi ini, ketika air tersebut tidak lagi terlihat maka yang Nampak adalah sampah. Saya sungguh terkejut kebetulan rumah tante dan saya hanya berjarak 500 m, saya ingat sekali, ketika saya kecil sugai tersebut adalah favorit saya dan teman-teman. Sekitar 12/13 tahun yang lalu. Dan sungai itu benar-benar bersih . hanya memang saya ingat tetangga-tetangga saya membuang hajat disungai tersebut . saya tidak mempermasalahkan mereka membuang hajat, cukup terkejut ketika saya menemukan 10 tahun belakangan ini sungai menjadi sudah tidak cantik lagi.sebelum saya melakukan observasi , Saya ingat liburan semester kemarin saya duduk di teras depan rumah tante dengan bapak saya,kami sedang mengobrol seputar perkuliahan ,dan saya kaget bukan main , sampah bantal dan guling mengambang di sungai yang notabennya bukan tempat sampah. Saya benar-benar terkejut lalu tante saya membenarkan bahwa sungai sekecil itu tak jarang dia mendapati sampah-sampah organik maupun non organik seperti sampah plastic, batang ayam, bahkan potongan sebuah sofa. Informasi tersebut membuat saya semakin kaget. Liburan akhir pekan yang lalu saya pulang kampung dengan bertujuan melakukan observasi mengenai lingkungan sekitar untuk tugas kuliah. Saya melakukan observasi dengan melakukan pengamatan air sungai . tidak salah, sungai tersebut masih mengalirkan limbah-limbah rumah tangga dan lain sebagainya. Lalu saya meneusuri sungai ditemani bapak saya, saya menanyakan kepada beliau apakah semacam ini adalah sebuah kewajaran . bapak menjawab bahwa beliau tidak kaget dengan peristiwa menemukan sampah semacam ini. Kebetulan rumah kami tidak dekat dengan sungai namun saya dan bapak sering sekali berkunjung kerumah tante untuk sekedar duduk dan ngopi. Sembari berjalan menyusuri sungai saya bernostalgia dengan beliau , saya bercerita bahwa saya mengingat dulu hobi sekali main disungai ini bersama teman-teman mencari ikan kecil dan bapak saya membenarkan rupanya beliau tidak lupa kebiasaan saya 13/15 tahun yang lalu. Dan saya menanyakan bagaimana ini bisa terjadi bapak menjelaskan , tidak semua warga disini mempunyai pengetahuan menjaga lingkungan seperti kamu, banyak mereka disini para orang tua bahkan anak-anak mereka yang putus sekolah dan tentunya mereka kurang sekali dalam pengetahuan. Saya mulai berani menanyakan hal serupa dengan beberapa orang tetangga saya. Rata-rata jawaban mereka semua sama, tidak adanya tempt pembuangan akhir terdekat, mereka harus menempuh jarak 1km untuk membuang sampah pada tempat pembuangan sampah . tentunya itu sangat merugikan waktu menurut mereka , lalu saya menanyakan apakah mereka tahu kalau rutinitas membuang sampah di sungai menyebabkan dampak yang tidak main-main mereka tahu namun hanya sekedar tahu saja. Mereka tidak punya pengetahuan kuat untuk tidak melakukan hal tersebut. Dengan bekal pengetahuan sedikit dari yang saya punya saya memberi pengertian tanpa berniat menggurui mereka bahwa dampak dari membuang sampah disungai tidak hanya sungai akan meluap ketika musim hujan, namun ketika musim kemarau seperti sekarang ini ketika keadaan air sungai surut , dia akan mengeluarkan bau tidak sedap, serta menimbulkan penyakit seperti diare dan wabah nyamuk. Mereka semua membenarkan perkataan saya, namun mereka menjawab tidak semua orang tau dan sadar akan hal tersebut dan akan susah dilakukan perubahan karena sudah menjadi kebudayaan mereka sejak lama. Sayapun mulai berfikir gerakan apa yang bisa saya lakukan untuk sungai masa kecil saya ini. Sepulangnya dari melakukan wawancara kepada tetangga, saya dibantu bapak saya membuat tulisan-tulisan yang saya buat berharap membantu masyarakat ini untuk berfikir . seperti tulisan “ jangan sakiti aku dengan sampahmu” . “ lindungi aku dengan hati nuranimu” . mungkin gerakan saya ini hanya sedikit bermanfaat. Semua bergantung jalan fikir mereka dan kesadaran mereka. Bagaimana budaya mempengaruhi perilaku mereka . Disini budaya sangat terlihat bagaimana sebuah masyarakat memperlakukan lingkungannya dengan buruk. Budaya yang saya maksud adalah berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai warga tetangga,bahwa mereka sudah terbiasa dengan membuang sampah di sungai. Penduduk sekitar memang minim sekali pengetahuan, pengetahuan tentunya sangat berpengaruh dalam hal ini. Mereka perlu tau seberapa pentingnya menjaga lingkungan serta dampak positifnya. Budaya jelek seperti ini harus segera kita sosialisasikan solusinya, budaya membuang sampah disungai yang akan berdapak pada tercemarnya udara dari bau busuk sungai di musim kemarau dan ketika musim hujan sungai tersebut mampet ,mengakibatkan sungai membludak dan banjir, serta merebaknya nyamuk pembawa penyakit yang diakibatkan dari berbagai bentuk sampah mulai dari organik dan non-organik. Namun ketika saya kembali ke Semarang , rupanya bapak mengobrol dengan Rt setempat lalu ketua Rt bersama warga melakukan pertemuan guna membahas sungai dan mereka bersepakat melakukan bersih desa dan sungai setiap 2 minggu sekali. Saya senang sekali mendengarnya, saya berharap sungai tersebut akan kembali cantik dan anak-anak kecil kembali bermain disungai .

                                                                  KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa saya ambil dari hasil observasi sederhana saya kali ini adalah bahwa lingkungan merupakan hal yang sangat mutlak penting dalam kehidupan manusia,bagaimana budaya masyarakat adalah bagian dari hal paling berpengaruh. Budaya membentuk perilaku masyarakat dalam memperlakukan lingkungannya. Budaya jelek yang berdampak pada kerusakan lingkungan bisa kita ubah dengan budaya baik. Hanya perlu keberanian untuk memulainya dan sosialisasi yang tepat sasaran. Tulisan sederhana saya ini mengandung banyak harapan kepada warga tetangga saya untuk tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan baik menjaga lingkungan dan saya berharap warga mewariskan kebiasaan baik ini terhadap anak cucunya, mereka semua berhak menikmati lingkungan yang indah tanpa melupakan kewajiban mereka untuk menjaganya.

                                                                 DAFTAR PUSTAKA

  https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia

 

 

 

 

7 thoughts on “TERCEMARNYA AIR SUNGAI CANTIK MASA KECIL”

Tinggalkan Balasan ke PUTRI AYU Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: