McDonaldisasi di Tengah Kota Tegal

Hallo Blogys, gimana nih kabarnya? dipostingan kali ini, saya mau sedikit share mengenai beberapa tugas-tugas saya dari semester 1 sampai lima nih. hayoo siapa yang udah siap baca-baca tentang tugas kuliah nih? Tugas ini ada di mata kuliah Sosiologi Terapan, tepatnya di semester III, silahkan di baca-baca ya Blogys…

 Latar Belakang

Di zaman ini perkembangan makanan semakin bervariasi, kemunculan berbagai makanan dari berbagai negara pun semakin mendominasi. Berbagai jenis makanan ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Dengan diminatinya makanan ini berarti usaha warung makan yang berada di Kota Tegal akan terancam. Di era ini, Barat adalah kiblat gaya hidup masyarakat, hidup dengan gaya barat atau westernisasi adalah hal yang mulai banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, umumnya gaya ini banyak ditiru oleh masyarakat perkotaan. Westernisasi ini mulai ditandai dengan adanya produk – produk yang berasal dari negara Barat seperti Amerika dengan iPhonenya, Perancis dengan fashionnya, dan lain – lain. Selain itu kemunculan makanan siap saji juga adalah produk dari Barat, Produk makanan siap saji ini diminati oleh masyarakat dikarenakan mobilitas yang semakin cepat. Kepentingan – kepentingan yang ada membuat masyarakat harus melakukan segala sesuatunya dengan cepat.

Untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat kota cenderung memilih segala sesuatunya dengan instan, makanan siap saji adalah salah satu contoh produk yang dicetuskan oleh negara Barat. Contoh makanan siap saji ini yaitu KFC, McDonald, Richeese Factory, dan lain – lain. Banyaknya pilihan makanan serta tempat yang nyaman dan juga penyajiannya yang cepat membuat masyarakat lebih cenderung memilih produk makanan ini. Istilah untuk fenomena ini adalah McDonaldisasi. Dengan adanya fenomena tersebut, penulis bermaksud untuk memaparkan hasil laporannya mengenai sosiologi perkotaan dengan mengangkat fenomena Mcdonaldisasi

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana gambaran umum tentang Kota Tegal ?
  2. Apa saja makanan khas di Kota Tegal ?
  3. Bagaimana fenomena McDonaldisasi ini terjadi di Kota Tegal ?

Tujuan

  1. Menjelaskan gammbaran umum mengenai Kota Tegal
  2. Menjelaskan makanan khas Kota Tegal
  3. Menjelaskan fenomena McDonaldisasi dapat terjadi di Kota Tegal

Gambaran Umum Kota Tegal

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi dan terletak : 108o57’6″-109o21’30” BT dan 6o50’41” – 7o15’30” LS. Dan mempunyai letak yang sangat Strategis pada jalan Semarang – Tegal – Cirebon serta Semarang – Tegal – Purwokerto dan Cilacap dengan fasilitas pelabuhan di kota Tegal.

Tegal termasuk ke dalam kawasan Pantura (Pantai Utara), dan merupakan daerah pesisir, hal ini membuat mayoritas pekerjaan masyarakat kota Tegal yang berada di sekitar pantai bekerja sebagai nelayan ataupun pengepul ikan. Kondisi geografis ini juga membuat mayoritas masyarakatnya mengonsumsi makanan hasil tangkapan dari laut. Untuk sejarah kota Tegal, Tegal berasal dari nama Tetegal, tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian. Sumber lain menyatakan, nama Tegal dipercaya berasal dari kata Teteguall. Sebutan yang diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an.

Bahasa keseharian masyarakat Kota Tegal adalah bahasa ngapak, bahasa ngapak ini juga biasa digunakan oleh masyarakat Purwokerto, Brebes, dan wilayah Pantura. Dialek Tegal sangat mudah untuk dikenali, oleh karenanya dialek Tegal sering dijadikan sebagai bahan lelucon, namun semua itu adalah bukti tentang kekayaan budaya.

Masyarakat Kota Tegal terdiri dari beragam agama seperti Islam, Kristen, Konghucu, Budha dan Hindu. Namun keberagaman agama yang ada tidak membuat masyarakat Kota Tegal mengalami konflik, ini dikarenakan masyarakat berpandangan jika agama yang dianut adalah bebas dan hak asasi manusia. Wujud toleransi antar umat beragama biasanya ditunjukan dengan cara mengirim makanan ataupun kue ketika ada acara hari besar agama yang dianutnya kepada tetangga yang berbeda agama, hidup rukun antar umat beragama ini juga disebabkan dengan adanya faktor pengelompokan tempat tinggal setiap etnis, pribumi hidup secara menyebar di Kota Tegal, etnis tionghoa biasanya bertempat tinggal di daerah Banjaran dan di dekat Balai Kota Lama Kota Tegal.

Untuk bidang pendidikan di Kota Tegal jumlah SD/MI 892 unit (167 MI dan 725 SD), SMP/MTs 165, SMA/MA/SMK ada 102 unit, sedangkan khusus untuk SMK 62 unit. Untuk sekolah favorit di Kota Tegal pada jenjang Sekolah Dasar ada di SDN Mangunkusuman, sedangkan untuk jenjang SMP/MTs ada di SMPN 1 Tegal, SMPN 7 Tegal, sedangkan untuk di Kabupatennya ada SMP 1 Adiwerna dan SMPN 1 Slawi, untuk jenjang SMA/MA/SMK  SMAN 1 Kota Tegal, SMAN 1 Slawi Kabupaten Tegal, SMAN 3 Slawi Kabupaten Tegal, untuk SMK ada SMKN 1 Adiwerna. Sebenarnya semua sekolah baik dan berkualitas, hanya saja sekolah yang sudah disebutkan tadi mempunyai sistem manajemen yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah yang lain, sehingga masyarakat Tegal lebih memilih sekolah – sekolah tersebut.

Untuk pekerjaan, masyarakat Kota Tegal yang berada di dekat pesisir pantai bekerja sebagai nelayan dan pengepul ikan, namun untuk masyarakat yang berada jauh dari pesisir pantai bekerja sebagai pegawai ataupun wiraswasta. Untuk masyarakat yang beretnis tionghoa mayoritasnya bekerja sebagai pedagang, baik itu sebagai pedagang sembako, logam dan besi ataupun pemilik warung makan.

  1. Makanan Khas Kota Tegal

Tegal mempunyai beberapa makanan khas, baik berupa makanan berat maupun makanan ringan, makanan – makanan ini selain digemari oleh masyarakat Tegal juga digemari oleh masyarakat di luar Kota Tegal, terkadang masyarakat Tegal yang sedang merantau di luar kota pun akan menyempatkan diri wisata kuliner untuk mencicipi makan – makanan ini. Beberapa makanan Tegal yang banyak diminati yaitu:

Kupat Blengong

Blengong adalah sebutan hewan jantan hasil kawin silang antara bebek dengan entok, dalam penyajiannya antara kupat dengan daging blengong akan dipisah, kuah kupat blengong cenderung kental, tidak encer seperti kuah pada umumnya. Daging blengong biasanya akan digoreng, sedangkan untuk jeroannya akan dimasak dengan bumbu pedas.

Kupat Glabed

Kupat glabed adalah salah satu makanan khas Kota Tegal, kupat glabed ini memiliki kuah yang lebih encer jika dibandingkan dengan kupat blengong, untuk penyajian, biasanya disajikan dengan sate kerang atau sate bukur (bukur adalah penyebutan salah satu jenis kerang) yang dimasak pedas.

Kupat Bongkok

Kupat bongkok terdiri dari bahan dasar lontong, mie kenyol, lalu kare tempe dan taoge pendek, kupat bongkok memiliki kuah yang kental dengan tambahan bumbu petis di dalamnya, kupat bongkok berasal dari salah satu desa yang ada di Kota Tegal yaitu Desa Bongkok, yang pada akhirnya makanan ini dijadikan sebagai salah satu makanan khas Kota Tegal.

Sate Kambing

Yang membedakan sate kambing khas Tegal dengan sate kambing di kota lain adalah terletak pada umur kambing. Sate kambing di Tegal biasanya menggunakan kambing balibul atau bawah lima bulan, sehingga daging kambing tidak alot dan terasa lebih manis serta gurih. Untuk sate kambing sendiri, bagi masyarakat Tegal adalah hidangan yang umum dihidangkan ketika ada tamu atau kerabat yang mengunjungi rumah atau sekedar hanya berkumpul dengan teman, biasanya ketika mengonsumsi sate kambing balibul minuman yang cocok dihidangkan adalah teh poci gula batu

Soto Tegal

Diberbagai daerah di Indonesia soto adalah makanan yang sering dijumpai, disetiap daerah pun soto mempunyai bahan – bahan serta bumbu yang berbeda – beda. Hal ini untuk memberikan cita rasa yang khas, sehingga dapat dibedakan soto khas daerah satu dengan soto khas daerah lainnya. Untuk soto Tegal sendiri terdapat campuran tauco di dalamnya, tauco ini memberikan cita rasa yang berbeda dan membuat kuah soto menjadi lebih kental, daging yang digunakan untuk soto biasanya ada daging ayam dan babat, atau jika berkeinginan, soto juga dapat disajikan dengan mencampurkan daging ayam dan babat. Soto Tegal dikenal dengan soto sedap malam, ini dikarenakan mayoritas warung soto ini menggunakan nama sedap malam di papan nama warungnya, warung soto ini mudah ditemui di Kecamatan Talang, warung soto berjejeran di tepi jalan raya.

Tahu Aci

Tahu aci adalah salah satu andalan oleh – oleh khas Tegal, tahu aci terdiri dari tahu kuning dan adonan aci kasar yang sudah dicampur dengan bumbu. Tahu yang semula berbentuk kotak dipotong menjadi dua bagian sehingga berbentuk segitiga, kemudian pada bagian atas tahu ditambahkan adonan aci yang sudah disiapkan dan langsung digoreng, tahu aci lebih enak ketika disajikan hangat, umumnya tahu aci akan disertakan dengan cabai rawit hijau sebagai teman makan, untuk minumannya sendiri biasanya teh poci

Olos

Olos adalah salah satu jajanan khas Tegal. Olos sendiri berasal dari salah satu desa di Tegal yaitu desa Jatirawa, yang kemudian karena semakin banyak peminatnya maka mulai tersebar luas jajanan ini, olos terbuat dari adonan tepung aci yang sudah dibumbui, yang kemudian adonan ini dipipihkan dan diberi isian seperti kol dan cabai rawit serta bumbu lainnya, olos kemudian dibentuk dan digoreng. Olos cenderung memiliki rasa yang pedas, namun dengan berkembangnya jajanan ini maka saat ini juga terdapat beberpa modifikasi yaitu dengan mengubah isi dari olos tersebut, sekarang ada olos yang di dalamnya berisi ayam, sosis, bakso, dan lain – lain serta olos juga ditambahkan dengan bumbu dengan varian rasa.

Teh Poci

Teh poci adalah minuman yang sangat digemari oleh masyarakat Tegal, minuman ini disajikan dengan cangkir serta poci yang terbuat dari tanah liat, teh ini biasanya tidak menggunakan gula pasir, namun dengan menggunakan gula batu. Sehingga ketika hendak diminum teh ini tidak perlu diaduk, karena jika diaduk rasa teh nya akan terasa sangat manis. Kecintaan masyarakat Tegal terhadap teh poci dibuktikan dengan adanya tugu teh poci. Mayoritas masyarakat Tegal ketika pagi hari akan meminum teh sebagai pendamping ketika sarapan pagi, keberadaan pabrik teh di Tegal pun cukup banyak, diantaranya teh dua tang, teh tong tji, teh gopek, teh poci, dan teh botol sosro.

Es Sagwan

Es sagwan adalah salah satu minuman khas Tegal, Es segar ini berisi adonan yang dibuat dari aci (tepung kanji) panjang-panjang berwarna putih, es serut serta gula. Bahkan gulanya pun ada dua pilihan yaitu warna merah dan warna coklat. Biasanya harga per porsi adalah Rp5000.

Kerupuk Antor

Kerupuk antor, bisa disebut juga kerupuk pasir atau kerupuk badeg. Biasanya berbentuk seperti kerupuk kecil lainnya, namun dilumuri bumbu yang berwarna coklat agak kehitaman. Rasa dari kerupuk antor adalah rasa bawang. Ada 2 jenis kerupuk antor dari warnanya, yaitu kerupuk antor warna-warni dan yang biasa. Untuk kerupuk antor yang biasa, bumbunya akan terihat sangat pekat dan banyak. Dalam menggoreng kerupuk antor tidak menggunakan minyak, namun menggunakan pasir, namun pasir yang akan digunakan sebagai media dalam menggoreng kerupuk antor ini sebelumnya telah dibersihkan.

Kacang Bogares

kacang bogares merupakan kacang tanah yang berasal dari salah satu desa di Kabupaten Tegal yang bernama Bogares. Sebagian besar penduduk Desa Bogares memang berprofesi sebagai pengrajin kacang. Kacang yang berasal dari Desa Bogares ini memiliki rasa yang gurih, sedikit manis dengan aroma yang khas dan harum, ada juga beberapa pengrajin yang member rasa bawang pada produk kacangnya.

  1. Fenomena McDonaldisasi di Kota Tegal

 McDonaldisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh George Ritzer (sosiolog dari Universitas Maryland) dalam The McDonaldisasi of Society (1993) untuk menunjukkan suatu proses di mana prinsip – prinsip restoran cepat saji (lebih khusus lagi McDonald’s) mulai mendominasi berbagai sektor masyarakat di seluruh dunia, mulai dari bisnis restoran, agama, seks, pendidikan, dunia kerja, biro periklanan, politik, program diet, keluarga dan sebagainya.

Sifat McDonaldisasi mungkin dapat digambarkan dengan menguraikan lima dimensi dasarnya : efisiensi, kemudahan diperhitungkan, kemudahan diprrediksi, kontrol melalui penggunaan teknologi yang menggantikan peran manusia, dan secara paradoks, ketidakrasionalian rasionalitas.

  1. Efisiensi

Suatu masyarakat  yang terkena pengaruh McDonalidisasi menekankan efisiensi, usaha untuk menemukan cara yang paling mungkin untuk mencapai apa pun yang diinginkan. Para pegawai di restoran cepat saji jelas harus bekerja secara efisien. Sebagai contoh, burger adalah makanan yang disusun berlapis – lapis dan terkadang bahkan dimasak dalam suatu cara yang menyerupai lini perakitan (tempat masing – masing orang mengerjakan bagiannya masing – masing-penerj). Pelanggan ingin, dan diharapkan, untuk mendapatkan dan mengonsumsi makanan mereka secara efisien. Secara keseluruhan, semua norma, aturan, regulasi, prosedur, dan struktur telah dioperasikan di restoran cepat saji untuk memastikan bahwa pihak yang lain akan berlaku dalam sikap yang serupa.

  1. Kemudahan diperhitungkan

Perhatian besar diberikan pada perhitungan waktu, pada penekanan tentang kuantitas, dan sering kalin pada kerusakan kualitas. Berbagai aspek kerja karyawan di restoran cepat saji telah diperhitungkan waktunya. Penekanan pada kecepatan ini sering kali dapat memberi pengaruh yang merugikan pada kualitas kerja, dari sudut pandang karyawan, yang mengakibatkan pada ketidakpuasan kerja, alienasi, dan tingkat perputaran modal yang tinggi.

  1. Kemudahan diprediksi

Karena McDonaldisasi melibatkan penekanan pada kemudahan diperhitungkan, ditemukan banyak kesamaan pada berbagai hal (produk, penataan tempat, perilaku karyawan dan pelangan, dan lain sebagainya) dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu. Para karyawan diharapkan untuk menjalankan pekerjaan mereka dalam suatu cara yang mudah diprediksi dan pelanggan pun juga diharapkan untuk merespons dengan perilaku serupa yang mudah diprediksi.

  1. Kontrol melalui teknologi

Kontrol yang sangat ketat ada dalam sistem yang terkena pengaruh McDonaldisasi dan sebagian besar kontrol tersebut berasal dari teknologi. Teknologi tersebut saat ini memang mendominasi karyawan, tetapi lambat laun mereka akan semakin menggantikan tugas para karyawan itu.

  1. Ketidakrasionalan Rasionalitas

Karyawan maupun pelanggan sama – sama menderita ketidakrasionalan rasionalitas yang tampaknya tidak terhindarkan mendampingi McDonaldisasi. Secara paradoks, rasionalitas tampaknya sering menggiring pada kebalikannya — ketidakrasionalan. Sebagai contoh, efisiensi restoran cepat sajisering tergantikan oleh ketidakefisienan terkait dengan antrian panjang manusia di konter pemesanan atau deretan panjang kendaraan di layanan drive – through. Walaupun terdapat banyak ketidakrasionalan lainnya, yang paling tidak rasional adalah dehumanisasi. Para karyawan dipaksa bekerja dalam pekerjaan yang tidak manusiawi dan pelanggan pun dipaksa untuk menikmati makanan mereka di tata ruang dan lingkungan yang tidak manusiawi. Restoran cepat saji adalah sumber degradasi baik bagi karyawan maupun pelanggan.

Letak Kota Tegal yang strategis yaitu diantara Brebes dan Pemalang membuat Kota Tegal menjadi pilihan bagi para investor untuk membangun bisnisnya di Kota ini. Antusiasme masyarakat dengan adanya suatu produk baru dan kesuksesan produk itu membuat produk – produk yang lain ikut memasarkannya di Tegal. Gaya hidup masyarakat mulai berubah seiring dengan berkembangnya produk – produk asing ini, masyarakat cenderung lebih memilih makan dengan servis yang cepat, makanan cepat saji adalah pilihan yang tepat. Pacific Mall adalah salah satu mall di Kota Tegal, di dalam mall ini terdapat restoran cepat saji sebagai salah satu contohnya adalah KFC, dan di depan mall ini juga terdapat tiga restoran cepat saji, diantaranya KFC, McDonald’s dan Richeese Factory, ketiganya berjejer tepat di depan Pacific Mall. Di dalam Pacific Mall juga terdapat food court, food court juga menerapkan konsep makanan cepat saji, penyajiannya maksimal sepuluh sampai lima belas menit. Namun, tempat ini cenderung sepi karena masyarakat lebih memilih restoran cepat saji seperti KFC, McDonald’s dan Richeese Factory. McDonaldisasi begitu mempengaruhi gaya hidup masyarakat di Kota Tegal.

 Simpulan

Tegal memiliki banyak makanan khas yang perlu dilestarikan, kandungan yang ada di makanan ini lebih baik jika dibandingkan dengan makanan cepat saji yang ditawarkan oleh beberapa produk dari luar negeri, karena makanan khas Tegal ini diolah dengan bumbu yang asli, artinya tidak dengan bumbu – bumbu instan, namun dengan keberdadaan KFC, McDonald dan Richeese Factory yang semakin banyak diminati membuat keberadaan beberapa makanan asli Kota ini menjadi sulit ditemui. McDonaldisasi yang terjadi di Kota ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi para pemilik rumah makan khas Tegal, mereka mengkhawatirkan jika nantinya bisnis mereka akan tersingkir di Kota mereka sendiri.

Saran

Dalam kasus ini yaitu McDonaldisasi Pemerintah daerah seharusnya lebih serius dalam bertindak, keberadaan restoran cepat saji seperti KFC, McDonald’s dan Richeese Factory seharusnya tidak menjadikan para pemilik rumah makan lokal menjadi terancam, pemerintah seharusnya menjamin itu sehingga masyarakat tidak khawatir dengan adanya restoran – restoran tersebut. Kerjasama antar masyarakat juga perlu dilakukan guna mendukung keberadaan rumah makan lokal.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.tegalkab.go.id/page.php?id=8

https://www.tegalkab.go.id/page.php?id=14

Sari, Reni Wulan. 2008. Dangerous Junk Food. Yogyakarta : O2

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: