Marginalitas Kesehatan di Masyarakat Desa Ujung Gagak

Hallo Blogys, gimana nih kabarnya? dipostingan kali ini, saya mau sedikit share mengenai beberapa tugas-tugas saya dari semester 1 sampai lima nih. hayoo siapa yang udah siap baca-baca tentang tugas kuliah nih? Tugas ini ada di mata kuliah Kajian Masyarakat dan Kebudayaan, tepatnya di semester III, silahkan di baca-baca ya Blogys…

PENGESAHAN

 Artikel yang berjudul “Marginalitas Kesehatan di Masyarakat Desa Ujung Gagak” telah disahkan oleh dosen pembimbing KKL program studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang pada,

Hari                 :

Tanggal           : 

Dosen Pembimbing

 

 

 

Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant, M.A

NIP. 197706132005011002

MARGINALITAS KESEHATAN DI MASYARAKAT DESA UJUNG GAGAK

Sari

Artikel ini membahas sistem medis dan perilaku kesehatan masyarakat Desa Ujung Gagak, Kabupaten Cilacap. Permasalahan kesehatan menjadi menarik untuk dikaji. Karena masyarakat Ujung Gagak adalah salah satu wilayah yang secara geografis berada di wilayah marginal dan memiliki akses yang terbatas. Dengan keterbatasan akses dan marginalitas wilayah tersebut, masyarakat Ujung Gagak pasti mengalami banyak problem dan kendala untuk kesehatan mereka. Penelitian menunjukan bahwa layanan kesehatan modern masih cukup minim, sehingga masyarakat Ujung Gagak masih banyak bergantung pada sistem medis tradisional. Perilaku kesehatan masyarakat Ujung Gagak masih mengalami banyak masalah dalam mempraktikan hidup sehat.

Kunci : Marginalitas, Sistem Medis Modern, Sistem Medis Tradisional, Perilaku Kesehatan

Abstract

           This article outline the medical system and public health characteristics of Ujung Gagak,regency of Cilacap.Healthy obstacle are becoming interested to be imvestigated due to society of Ujung Gagak is one of region which is having a geography condition in marginal area and possessing limited access. By those issues, inhabitants exactly experience many problems in public health which is a result of research showing the modern healthy service is still dominant in traditional facing various obstacles to applied healthy lifestyle

Keyword: Marginilization, Modern Medical System, Traditional Medical Sytem, Healthy Lifestyle

PENDAHULUAN

            Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Tingkat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik. Diantara faktor-faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Dalam hal kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa disadari perilaku kecil yang dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa kegiatan mencuci tangan, hal sepele yang seringkali dilupakan ketika hendak mau makan, hal itu sangat sangat besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan. Dalam hal lain sering orang lalai akan pentingnya memperhatikan pola perilaku kesehatan sehari-hari dikarenakan sibuknya aktivitas yang mereka jalani sehari-hari. Pola makan dan minum salah satunya, orang jika sudah sibuk dengan rutinitasnya mereka seringkali telat makan, hal  itu dikarenakan karena orang sudah terlanjur sibuk dengan pekerjaannya.

             Pola perilaku kesehatan yang salah dapat mengakibatkan seseorang tersebut sakit, ketika seseorang mengalami sakit ia akan berusaha untuk mencari kesembuhan. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan kesembuhan agar bisa menjadi sehat seperti sediakala. Maka ketika itu pula ditemukan berbagai sistem medis yang berbeda di setiap kondisi zaman. Akan tetapi terkadang sistem medis yang salah dapat membuat seseorang menjadi semakin sakit. Seperti halnya seseorang dalam menyembuhkan penyakitnya melakukan berbagai macam cara seperti pergi ke paranormal atau sering disebut dengan dukun.

            Permasalahan sistem medis dan perilaku kesehatan menjadi menarik untuk dikaji di masyarakat Kampung Laut Cilacap karena disana mengenai  akses jalan untuk menempuh rumah sakit di sana masih jauh. Selain itu, masih belum terdapatnya rumah sakit khusunya di Desa Ujung Gagak. Di masyarakat Ujung Gagak juga banyak yang masih menggunakan sistem medis tradisional dengan datang ke paranormal atau biasa disebut dengan istilah dukun.

            Hal inilah yang akan menjadi pembahasan kami mengenai sistem medis dan perilaku kesehatan masyarakat desa Ujung Gagak Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Disini kami akan menjelaskan mengenai bagaimana pola perilaku kesehatan sehari-hari masyarakat disana. Bagaimana sistem medis dan apa saja kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat di sana yang berkaitan dengan pola perilaku kesehatan seperti, pola makan, minum, dan mandi. Salah satu hal yang menjadi sorotan kami pada saat melakukan kuliah kerja lapangan adalah pola perilaku mandi masyarakat di sana.

           Setelah mengetahui latar belakang mengenai keadaan masyarakat di Desa Ujung Gagak  diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem medis yang ada di masyarakat Kecamatan Kampung Laut Cilacap, kemudian mengetahui perilaku kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Laut Cilacap.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk deskriptif, baik berupa kata-kata tertulis atau ucapan narasumber atau perilaku narasumber. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan individu yang diteliti dan tidak dapat diukur dengan angka.(Faisah: 2002)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, pertama menggunakan metode wawancara, kedua menggunakan metode observasi, ketiga menggunakan metode kepustakaan. Metode wawancara, merupakan metode dimana peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan beberapa warga Desa Ujung Gagak yaitu Ibu Santi yang berumur 40 tahun selaku istri dari Pak Mugyarjo. Ibu Sri yang berumur 35 tahun selaku perawat di Desa Ujung Gagak. Pak Sutarmo Sali yang berumur 65 tahun selaku warga yang dikenal masyarakat sebagai orang pintar (dukun).Ibu nurul berumur 24 tahun selaku bidan di desa ujung gagak. Ibu Yanti selaku warga di desa ujung gagak.Pak Raden Waris Wajakusonodiningrat selaku paranormal di desa ujung gagak.Pak Sujo Suharsono berumur 65 tahun selaku Kepala Dusun Desa Ujung Gagak.

Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang diperoleh berupa data primer, dimana data diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti, dan dalam penelitian ini peneliti mencari data tentang sistem medis dan perilaku kesehatan masyarakat secara tradisional maupun modern secara langsung ke Desa Ujung Gagak. Data primer ini didapat dari beberapa narasumber berupa catatan hasil wawancara, catatan observasi lapangan, dan data-data mengenai informan. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui sistem medis dan perilaku kesehatan masyarakat di Desa Ujung Gagak baik secara tradisional maupun modern. Dimulai dari sistem medis secara tradisional, sistem medis secara modern, dan perilaku kesehatan masyarakat seperti perilaku makan dan minum, perilaku MCK, kebersihan dan sanitasi lingkungan, dan perilaku menjaga kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian yang kedua observasi, dimana peneliti melakukan pengamatan dan penginderaan langsung terhadap kondisi, situasi, dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan di Desa Ujung Gagak. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati bagaimana sistem medis dan perilaku kesehatan masyarakat secara tradisional dan modern yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Data kedua yang diperoleh berupa data sekunder. Data tersebut diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang ada seperti dari buku. Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Ujung Gagak merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Desa Ujung Gagak terdiri dari 6 dusun, 13 RW, 40 RT dengan jumlah Keluarga 1997 KK serta jumlah penduduk 4809 jiwa. Mata pencaharian di Desa Ujung Gagak terdiri atas nelayan dan petani, mayoritas petani berasal dari para pendatang. Sistem medis di Desa Ujung Gagak Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap terdiri dari sistem medis tradisional dan modern.

Sistem Medis Pengobatan Pada Masyarakat Ujung Gagak

Konsep mengenai sistem pengobatan atau sistem medis menurut Foster dan Anderson adalah sistem medis mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut (Anderson: 1996). Foster dan Anderson membedakan sistem medis menjadi dua kelompok yaitu sitem medis barat (modern) dan sistem medis timur (tradisional).

Dalam ilmu sosial sudah banyak yang berusaha untuk menjelaskan istilah sistem. Satu  diantara makna sistem dikemukakan oleh Tatang M.Amirin (1984:1) yaitu sistem berasal dari bahasa Yunani, systema yang mengandung makna (a) suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian ( while compounded of several parts ) dan (b) hubungan yang berlangsung antara satuan-satuan atau komponen secara tratur (an organized, functioning relationship among unit or component). Merujuk pada pemahaman sistem tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sistem medis yaitu sejumlah bagian yang saling berkaitan secara mutual dan sistematis dalam memberikan layanan kesehatan, yang disusun dalam bentuk rancangan kerja mulai dari perencanaan, metode, alat, atau tata acara dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan (Anderson dalam Sudarma: 104). Kehadiran sistem medis ada dalam bingkai sistem sosial dan tidak bisa di pisahkan dari sistem sosial kemasyarakatan yang lainnya. Dalam konteks ini, maka sistem medis merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki fungsi untuk memenuhi satu aspek kebutuhan manusia pada umumnya. Konsep yang digunakan sistem medis yang bersumber pada pengetahuan budaya atau etnomedis bagi kalangan ilmuan social di posisikan sebagai subsistem dari antropologi kesehatan.  Konsep etnomedis ini merujuk pada model pengobatan yang banyak digunakan oleh sebuah komunitas atau masyarakat tertentu. Seiring dengan pemahaman ini, maka penyakit merupakan satu bentuk persepsi budaya individu sesuai dengan anutan budaya komunitasnya. Oleh karena itu, secara sederhananya penyakit dapat dimaknai sebagi gangguan hidup. Ada pun sumber penyakitnya bisa berasal dari salah makan, salah perilaku dan atau gangguan dari makhluk supranatural.

Sistem medis masyarakat Ujung Gagak terdiri dari dua sistem medis, sistem medis modern dan sistem medis tradisional Terkait dengan sistem medis modern, Desa Ujung Gagak sudah memiliki PKD dan Posyandu. Di mana ada dua Posyandu yaitu Posyandu Kenanga dan Posyandu Melati. Kedua Posyandu tersebut sama – sama terletak di Desa ujung gagak dan hanya berbeda RT. Jumlah PKD dan Posyandu yang ada di Desa Ujung Gagak dinilai sudah dapat menangani keluhan kesehatan masyarakat meski dengan keterbatasan alat. Tenaga medis yang berada di desa Ujung Gagak berjumlah dua orang, sedangkan ada beberapa relawan yang berasal dari masyarakat yang membantu tugas dari tenaga medis. Peralatan dan perlengkapan yang ada di Desa Ujung Gagak belum begitu lengkap, namun dengan keterbatasan perlengkapan yang ada tidak begitu menjadi masalah untuk tenaga medis yang berada di desa tersebut. Selain keterbatasan perlengkapan, sistem pendistribusian obat juga menjadi masalah karena obat yang di distribusikan hanya diakses dengan jalur air dengan menggunakan kapal ambulans. Kapal ambulans adalah sarana transportasi yang dimiliki oleh Puskesmas Kecamatan Kampung laut, kapal ini selain untuk mendistribusikan obat juga digunakan untuk kendaraan darurat jika ada masyarakat yang sudah dalam kondisi darurat.

Kapal ambulans yang digunakan dalam keadaan darurat

Ada beberapa program yang diadakan oleh PKD dan Posyandu, program tersebut diantaranya adalah senam ibu hamil namun senam ini sudah tidak tidak dilaksanakan lagi, imunisasi untuk balita yang diadakan satu bulan sekali, begitupun dengan kegiatan cek kesehatan rutin yang dilakukan rutin setiap satu bulan sekali. Ketika diadakan imunisasi, balita mendapatkan makanan bergizi seperti susu, bubur kacang hijau, dan lain – lain. Penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat adalah darah tinggi, kolesterol, demam, batuk, dan pilek.

Namun di desa Ujung Gagak sudah ada bidan desa dan perawat yang ada di desa tersebut kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional yang sudah ada sebelum adanya pengobatan modern. Hasil ini seperti dikemukaan oleh ibu Nurul diawah ini:

“ ya banyak masyarakat disini yang masih melakukan pengobatan tradisional, sebelum mereka berobat ke saya atau pun perawat disini”

Dalam sistem medis tradisional masyarakat Desa Ujung Gagak mempunyai beberapa kepercayaan yang masih dipegang teguh, diantaranya adalah pengobatan tradisional. Dalam pengobatan tradisional ada praktisi yang ahli dalam beberapa praktik pengobatan, praktisi tersebut berasal dari masyarakat setempat. Praktisi tersebut terdiri dari dukun bayi, dukun pijat, dan paranormal. Keberadaan ketiganya masih mendapat kepercayaan dari masyarakat setempat. Dukun pijat di Desa Ujung Gagak selain dapat memijat, dukun tersebut juga dapat merangkap peran menjadi dukun bayi, namun karena keberadaan dukun bayi sudah ada maka dukun pijat hanya tidak lagi merangkap peran. Ramuan tradisional yang dipakai untuk memijat adalah minyak goreng atau masyarakat biasa menyebutnya dengan minyak lentik, dan untuk anak-anak yang terkena panas biasa akan di pijat dengan minyak telon (minyak goreng, minyak tanah, dan minyak kayu putih)

Keberadaan dukun bayi sudah mulai kurang diminati oleh masyarakat Karang Mulya atau masyarakat Ujung Gagak karena sudah adanya tenaga medis yang bertugas untuk menangani berbagai keluhan kesehatan  dari masyarakat. Hasil tersebut seperti yang dikatakan oleh ibu Tumi dibawah ini:

“ sekarang karena adanya bidan, banyak masyarakat sini yang jarang menggunakan  dukun bayi”

Masyarakat setempat masih mempercayai mengenai mitos jika ibu hamil tidak diperbolehkan memakan makanan yang amis karena dipercaya anak yang sedang dikandung akan berbau amis. Keberadaan paranormal di desa tersebut masih mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Masyarakat masih sangat mempercayai adanya kekuatan diluar  nalar atau irasional. Salah satu penyakit yang dianggap disebabkan oleh makhluk halus adalah sawan. Penyakit sawan biasanya terjadi pada bayi. Kadang penyakit tersebut membuat para orang tua bingung dalam mengatasinya. Ramuan untuk menyembuhkan sakit kalapan adalah sambetan, tanaman sambetan yang diperoleh dari halaman rumah masyarakat, karena mayoritas masyarakat menanam tanaman sambetan. Sambetan tersebut di percikan ke kepala anak yang terkena kalapan atau panas tinggi yang tidak kunjung sembuh. Selain penyakit kalapan ada juga penyakit sawan. Sawan memiliki beberapa jenis, seperti : sawan babi hutan atau sawan celeng, sawan pengatin atau sawan tratak.

Diantara sawan-sawan yang ada sawan babi hutan yang paling berbahaya. Karena sawan dapat menyebabkan kematian anak yang menderitanya, apabila anak yang menderita sawan tersebut dekat dengan sumber air. Sawan ini memiliki ciri khas, seperti panas tinggi, hilangnya kesadaran, kejang-kejang, pandangan kosong,kesulitan bernafas untuk beberapa saat sehingga badan terlihat pucat bahkan membiru. Hasil tersbut seperti yang dikemukaan oleh pak Sali berikut ini:

“sawan yang paling berbahaya ya sawan babi hutan, karena bisa bikin anak itu meninggal dan macam sawan ada obatnya sendiri-sendiri”

Sawan pengantin adalah sawan yang disebabkan oleh pengantin, ada satu aturan yang di percaya oleh masyarakat setempat jika ketika ada pemasangan tratak atau tenda pernikahan bagi yang memiliki balita tidak boleh berada di sekitar tempat didirikannya tenda pernikahan atau tratak, karena dipercaya tempat tersebut ada makhluk gaib yang berada di tempat tersebut sampai acara selesai. Sawan ini ditandai dengan si anak yang sering menangis dan tubuh anak berhenti mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lazim sehingga si anak terlihat kurus dan semakin kecil. Sawan ini dapat disembuhkan dengan cara si pengantin meludahi anak yang menderita sawan, namun jika tidak kunjung sembuh akan dibawa ke paranormal.

Selain dengan tanaman sambetan sawan juga dapat disembuhkan dengan mencampurkan beberapa bahan seperti air, bunga tujuh rupa, sampah yang berada di pasar, dedaunan yang berserakan di halaman rumah serta kotoran hewan. Yang nantinya ramuan ini akan disemburkan oleh paranormal kepada anak yang menderita sawan.

Masyarakat Desa Ujung Gagak juga memiliki ramuan khusus yang diketahui oleh seluruh masyarakat tanpa harus melakukan pengobatan di dukun. Ramuan tersebut untuk mengobati penyakit darah tinggi  yang di pakai disini adalah meminum ramuan daun sirsak yang di rebus, untuk gejala gatal-gatal dalam pengobatanya dengan meminum ramuan yang pahit-pahit seperti rebusan daun pepaya. Selain penyakit orang dewasa ada penyakit kalapan yang biasanya di derita anak-anak kecil penyakit ini biasa disebut penyakit kalapan, yaitu penyakit panas tinggi yang. Jika ada nak yang menderita kalapan biasanya masyarakat setempat menggunakan ramuan sambetan untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara dipercikan ditumbuh anak. Tanaman sambetan yang diperoleh dari halaman rumah masyarakat, karena mayoritas masyarakat menanam tanaman sambetan. Hal tersebut seperti yang dituturkan oleh ibu Santi dibawah ini:

“jika ada yang terkena kalapan atau panas tinggi biasanya di beri sambetan (obat tradisional) terlebih dahulu sebelum dibawa ke dokter”.

Perilaku Kesehatan Masyarakat Ujung Gagak

            Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, dorasi dan tujuan baik disadari atau tidak. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Perilaku kesehatan menurut Skinner dapat diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.(Notoatmodjo: 1985)

            Konsep sehat masyarakat Kampung Laut khususnya Ujung Gagak sedikit berbeda dengan masyarakat pada umumnya, hal ini karena faktor geografis yang mempengaruhi pola pikir masyarakat Ujung Gagak mengenai konsep kesehatan, yang dimaksud sakit menurut mayarakat Ujung Gagak ketika masyarakat merasa sistem metabolisme tubuhnya terganggu, seperti batuk, pilek, dan demam. Hal yang membuat berbeda adalah perilaku sehat seperti kebersihan kamar mandi, dimana menguras kamar mandi menjadi keharusnya bagi masyarakat pada umumnya, namun di masyarakat Ujung Gagak tidak menjadi keharusan bisa satu kali dalam sebulan atau bahkan tidak sama sekali, hal ini dikarenakan kekurangan air bersih.

            Perilaku masyarakat Desa Ujung Gagak secara keseluruhan belum begitu memahami akan perilaku sehat. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas rumah masyarakatnya yang tidak memiliki ventilasi, meskipun ada ventilasi, ventilasi tersebut akan ditutup. Kemudian keberadaan tempat sampah yang jarang ditemui disetiap rumah-rumah masyarakat, ini dikarenkan mayoritas masyarakat Ujung Gagak masih membudayakan membuang sampah di sungai atau pun membakar sampah tersebut. Di rumah-rumah masyarakat tidak ada tempat untuk membersihkan bak mandi dan jarang dibersihkan, karena di Desa Ujung Gagak kekurangan air bersih. Sumber air bersih di desa Ujung Gagak berasal dari pulau Nusakambangan dan tadah air hujan. Untuk mendapatkan air bersih warga biasanya mengeluarkan uang sekitar seratus ribu rupiah hingga rumah.

            Untuk makanan seperti sayur masyarakat Desa Ujung Gagak masih sama seperti masyarakat yang ada di darat, serta untuk bahan pokok makan masih menggunakan nasi, namun yang membedakan adalah masyarakat Ujung Gagak lebih sering mengkonsumsi ikan dibanding dengan jumlah konsumsi sayuran.

  1. Perilaku Makan dan Minum

Perilaku terhadap makan dan minum mencakup pengetahuan, persepsi sikap, dan praktek terhadap makanan, pengelolaan makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya.Makanan sehari-hari masyarakat desa ujung gagak adalah nasi. Untuk lauk pauk sehari-hari masyarakat desa ujung gagak yaitu makanan laut seperti,udang,kerang,dan ikan kada atau ikan blanak. Cara masyarakat memperoleh air dalam kesehariannya menggunkan air hujan dan menggunakan air galon. Pada saat musim penghujan, masyarakat Desa Ujung Gagak menggunakan air galon untuk minum, namun pada saat musim kemarau masyarakat Desa Ujung Gagak menggunakan air hujan untuk minum. Untuk makanan anak-anak di desa ujung gagak seperti sosis goreng, papeda (makanan yang dibuat dari tepung kanji yang di campur dengan air lalu digoreng lalu digulung).

Masyarakat sendiri juga mengkonsumsi makanan instan seperti mie instan, makanan untuk bayi di Desa Ujung Gagak menggunakan bubur dicampur dengan pisang yang sudah dihaluskan. Dan untuk pantangan ibu hamil kurangi mengkosumsi makanan laut seperti udang dan ikan, hal itu disebabkan karena jika mengkonsumsi makanan tersebut akan menyebabkan gatal-gatal dan jika mengosumsi terlalu banyak dapat mempengaruhi perkembangan janin. Karena masyarakat di Ujung Gagak lebih cenderung mengkonsumsi makanan berat-berat seperti makanan laut maka masyarakat mudah menderita penyakit kolestrol, darah tinggi, batuk, pilek. Hal ini seperti yang dikemukaan oleh ibu Nurul seperti dibawah ini:

“untuk minum di Desa sini menggunakan air hujan kalau pas musim penghujan dan biasanya menggunakan air galon untu minum kalau musim kemarau dan untuk jajanan anak-anak tidak terlalu di batasi serta penyakit masyarakat disini ya kolestrol sama darah tinggi ini disebabkan konsumsi makanan laut untuk konsumsi sehari-hari”

  1. Perilaku MCK (Mandi, Cuci, Kakus)

MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah sarana yang menunjang kehidupan sosial, budaya, serta kesehatan masyarakat. Masyarakat di Desa Ujung Gagak sudah banyak yang memiliki MCK sendiri. Air yang dugunakan masyarakat untuk mandi menggunakan air hujan yang ditampung di bak atau yang dimaksud dengan ribber.

Penempatan kakus dan bak mandi ada yang dipisah ada juga yang dijadikan satu. Hal itu disesuaikan dengan keinginan masyarakat itu sendiri. Tetapi, kebanyakan masyarakat lebih banyak yang memilih untuk dijadikan satu dalam penempatan antara kakus dan bak mandi.

Untuk mencuci piring masyarakat sudah menggunakan cara-cara modern seperti menggunakan sabun cuci piring seperti sunlight ,mama lemon dan untuk mencuci baju menggunakan air yang sudah ditampung langsung dari bak atau riber.

Perilaku mencuci piring masyarakat Ujung Gagak

Untuk pengurasan kamar mandi dilakukan satu bulan sekali, jadi tunggu hingga air habis di dalam bak. Bentuk bak mandinya lebar dan besar, di dalam bak mandi tidak terdapat lubang pengurasan disebabkan karena masyarakat berhemat dalam penggunaaan air, air yang digunakan masyarakat disini adalah air hujan dan air yang didapat dari pulau Nusakambangan.penggunaan air hujan disaat musim hujan dan air yang dari Nusakambangan pada saat musim kering, air dari Nusakambangan ini model perolehannya dibeli, biasanya warga mengeluarkan uang mulai dari lima puluh ribu sampai seratus ribu rupiah setiap kali pembelian. Hal ini seperti yang diungkapan oleh ibu Sri dibawah ini:

“Disini untuk bak mandi belum ada lubang untuk pengurasan yang disebabkan karena masyarakat berhemat dalam penggunaan air karena keterbatasan air bersih, ada dua sumber air disini air hujan dan Nusakambangan”

  1. Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan

Dalam kegiatan gotong –royong dilakukan 1 bulan sekali seperti bersih-bersih halaman rumah. Untuk pengolahan sampah , ada yang di buang ke sungai juga ada yang dibakar menurut keinginan masyarakat itu sendiri. Sampah plastik dikumpulkan jadi satu lalu dibakar ,untuk sampah bukan plastik langsung dibuang ke sungai. Untuk sampah yang dibakar ada tempat tersendiri untuk membakar sampah. Untuk hewan peliharaan seperti ayam dan kambing, di Desa Ujung Gagak hewan kambingnya liar karena kambing dilepaskan begitu saja oleh pemiliknya dan banyak yang tanamannya rusak karena tanaman-tanaman warga di makan oleh kambing. Jadi warga berinisiatif sendiri membuat pagar keliling disetiap tanaman. Hal tersebut seperti yang dikemukaan oleh bapak Pujo Suharsono berikut ini:

“untuk pembuangan sampah disini masih dibuang di sungai dan untuk hewan ternak disini juga tidak dikandangkan sehingga memakan tanaman yang ada didepan rumah warga”

  1. Perilaku Menjaga Kesehatan

Keberadaan nyamuk cukup mengganggu bagi masyrakat, untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat menggunakan obat nyamuk maupun lotion anti nyamuk.

Pada saat musim hujan, masyarakat sering mengalami sakit flu dan batuk, untuk mengobati sakit flu dan batuk masyarakat terlebih dahulu menggunakan cara-cara tradisional maupun meminum obat-obatan yang ada di warung, namun jika tidak kunjung sembuh masyarakat akan pergi ke puskesmas untuk berobat. Hal tersebut seperti yang dikemukaan oleh ibu Nurul dibawah ini:

“untuk nyamuk sendiri keberadaannya cukup menganggu, warga mengatasinya biasnya menggunakan obat nyamuk atau lotion. Untuk penyakit ringan yang biasa diderita warga ya flu, pilek, dan batuk. Untuk penyakit yang sekiranya kronis warga biasnaya langsung dilarikan ke puskemas atau rumah sakit yang ada di Cilacap”

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan di depan, maka dapat disimpulkan Desa Ujung Gagak merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Sistem medis yang ada di desa Ujung Gagak masih sangat terbatas, hanya menangani penyakit ringan, sehingga jika ada masyarakat yang sakit kronis atau parah dibawa ke puskemas, jika puskesmas tidak menanggung dirujuk ke rumah sakit umum daerah Cilacap menggunkan kapal ambulans. Sistem medis tradisional di Desa Ujung Gagak masih mendominasi pengobatan dibandingkan dengan sistem media modern, hal ini dikarenakan masih terbatasnya peralatan sistem medis modern. Dominasi sistem pengobatan tradisional karena adanya kepercayaan yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Ujung Gagak. Untuk perilaku kesehatan masyarakat desa Ujung Gagak secara pengetahuan sudah cukup mengetahui, namun dalam pengaplikasian tentang penerapan perilaku sehat masih belum diterapkan dalam pola kehidupan sehari-hari.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan pembahasan tersebut, maka saran kesehatan untuk pemerintah yaitu, pemerintah diharapkan lebih memeperhatikan permasalahan yang ada di daerah yang masih mengalami susahnya akses seperti, di Desa Ujung Gagak. Hal tersebut seperti akses pemberian layanan medis dengan peralatan medis lengkap, dan penambahan tenga medis. Saran kesehatan untuk masyarakat yaitu, masyarakat diharapkan lebih memperhatikan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah di sekitar sungai serta membuat sanitasi yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Saran untuk mahasiswa Sosiologi dan Antropologi, seharusnya lebih peka terhadap dinamika perubahan ekologi dan sosial budaya di era globalisai.

 DAFTAR PUSTAKA

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Faisah, Sanapiah. 2002. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Foster, George M. 1996. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: