Praktek Etnomedicine (Pengobatan Tradisional) Di Desa Pesayangan RT 18 RW 04 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal

Hallo Blogys, gimana nih kabarnya? dipostingan kali ini, saya mau sedikit share mengenai beberapa tugas-tugas saya dari semester 1 sampai lima nih. hayoo siapa yang udah siap baca-baca tentang tugas kuliah nih? Tugas ini ada di mata kuliah Antropologi Kesehatan, tepatnya di semester V, silahkan di baca-baca ya Blogys…

Sari

Artikel ini membahas mengenai praktek etnomedicine (pengobatan tradisional) di Desa Pesayangan Rt 18 Rw 04 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Praktek etnomedicine menjadi menarik untuk dikaji karena masyarakat Desa Pesayangan bukanlah suatu Desa yang tertinggal, namun masih mempercayai pengobatan tradisional yang dilakukan oleh salah satu praktisi yang cukup dikenal oleh masyarakat sekitar. Di tengah arus modernisasi praktek etnomedicine masih menjadi pilihan utama bagi para orang tua yang anaknya sedang sakit. Namun, hal ini bukan berarti sistem medis modern di Desa Pesayangan dikesampingkan, keduanya berjalan dengan beriringan sesuai dengan minat masyarakat dalam memilih sistem pengobatan

Kunci : Praktek Etnomedicine, Pengobatan Tradisional

PENDAHULUAN

Desa pesayangan adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Talang. Desa ini berbatasan langsung dengan desa Kajen, di Desa Pesayangan terdapat seorang praktisi etnomedicine yang telah dipercaya dari generasi ke generasi, kepercayaan yang telah diberikan dari masyarakat sekitar di zaman dahulu nyatanya masih dipegang oleh dukun tersebut. Sehingga dalam menyembuhkan penyakit yang diderita oleh bayi atau anak-anak para orang tua biasanya akan datang menemui ke Dukun tersebut.

Adanya seorang praktisi etnomedicine tentu tidaklah lepas dari persoalan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Tingkat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan genetik. Diantara faktor-faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Dalam hal kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa disadari perilaku kecil yang dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa kegiatan mencucui tangan, hal sepele yang seringkali dilupakan ketika hendak mau makan, hal itu sangat sangat besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan. Dalam hal lain sering orang lalai akan pentingnya memperhatikan pola perilaku kesehatan sehari-hari dikarenakan sibuknya aktivitas yang mereka jalani sehari-hari. Pola makan dan minum salah satunya, orang jika sudah sibuk dengan rutinitasnya mereka seringkali telat makan, hal  itu dikarenakan karena orang sudah terlanjur sibuk dengan pekerjaannya.

Dan ketika sudah tidak ada keseimbangan dalam tubuhnya yang mana keadaan tersebut membuat seseorang menjadi sakit, maka seseorang tersebut pasti akan memberikan pertolongan pertama dalam dirinya jika penyakit tersebut masih dianggap sebagai penyakit yang tidak dianggap penyakit seperti flu dan masuk angin. Namun, ketika sakit yang diderita adalah berkaitan sesuatu hal yang dapat membahayakan dirinya, maka seseorang tersebut akan berusaha mencari seorang ahli atau praktisi kesehatan yang dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit. Tingkat kepercayaan seseorang juga tidak dapat diperoleh dari satu waktu yang cepat, oleh karenanya, seorang dukun biasanya sudah memiliki umur yang cukup tua, dan orang yang berobat ke dukun biasanya adalah kebiasaan yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Keberadaan dukun atau praktisi etnomedicine di daerah yang tertinggal atau akses yang sulit tentu adalah hal yang biasa, namun jika daerah tersebut adalah daerah yang dekat dengan pusat kota namun masih menjaga cara-cara pengobatan tradisional tentu adalah hal yang unik, seorang dukun yang dipercaya dari generasi ke generasi adalah fokus pembahasan di artikel ini.

Setelah mengetahui sedikit mengenai masyarakat Desa Pesayangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek etnomedicine (pengobatan tradisional) yang pada saat ini masih diminati oleh masyarakat. Baik masyarakat sekitar desa maupun dari luar desa dan kecamatan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk deskriptif, baik berupa kata-kata tertulis atau ucapan narasumber atau perilaku narasumber. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan individu yang diteliti dan tidak dapat diukur dengan angka.(Faisah: 2002).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, pertama menggunakan metode wawancara, kedua menggunakan metode observasi, ketiga menggunakan metode kepustakaan. Metode wawancara, merupakan metode dimana peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber yaitu Nyi Munah yang berusia 90 tahun selaku dukun dan Ibu Nur hayati yang berusia 47 tahun  selaku orang yang pernah menjadi pasien.

Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang diperoleh berupa data primer, dimana data diperoleh langsung dilapangan oleh peneliti, dan dalam penelitian ini peneliti mencari data tentang praktek etnomedicine (pengobatan tradisional di Desa Pesayangan Rt 18 Rw 04 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Data primer ini didapat dari satu narasumber berupa catatan hasil wawancara, catatan observasi lapangan, dan data-data mengenai informan. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui praktek etnomedicine (pengobatan tradisional di Desa Pesayangan Rt 18 Rw 04 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Dimulai dari praktik yang dilakukan oleh dukun terhadap pasiennya, cara dukun tersebut memperoleh keahlian dan kepercayaan masyarakat yang masih terjaga hingga saat ini kepada dukun tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian yang kedua observasi, dimana peneliti melakukan pengamatan dan penginderaan langsung terhadap situasi dan kondisi di Desa Pesayangan Rt 18 Rw 04 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Data kedua yang diperoleh berupa data sekunder. Data tersebut diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang ada seperti dari buku. Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Pesayangan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah. Desa Pesayangan merupakan satu dari sembilan belas desa dalam lingkup wilayah administratif Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang terdiri dari 4 RW dan 19 RT. Desa Pesayangan dengan luas wilayah 82,425 Ha.

PRAKTEK ETNOMEDICINE (PENGOBATAN TRADISIONAL)

Nyi munah adalah seorang dukun yang biasa menangani bayi dan anak-anak usia Tk dan SD. Keluhan yang biasa ditangani oleh beliau adalah ketika bayi atau anak kecil jatuh dari suatu tempat yang pada akhirnya anak tersebut menjadi rewel. Para orang tua biasanya mempercayakan Nyi Munah sebagai ahli dalam hal pengobatan berbagai macam keluhan dari bayi dan anak-anak. Media yang digunakan dalam pengobatan adalah kinang dan beras kencur. Kinang digunakan dengan cara dikunyah oleh Nyi Munah, sedangkan beras kencur digunakan untuk membaluri tubuh pasien ketika akan dipijat. Ketika pengobatan sedang dilakukan, biasanya Nyi Munah akan mengunyah kinang kemudian membaca seperti sebuah mantra yang menurut beliau rahasia dan kemudian menyemburkannya ke pasien. Seperti yang beliau katakan berikut ini:

“saya sudah mengobati anak-anak dari zaman dahulu hingga sekarang, ketika saya mengobati media yang harus ada adalah kinang, kekuatan ada di kinang, namun karena sekarang gigi saya sudah tidak ada dan saya engga untuk menumbuk kinang terlebih dahulu, jadi yang sekarang saya lakukan hanyalah meniup tubuh pasien yang saya obati dengan doa memohon kepada Allah dan mantra khusus, yang hanya saya yang tahu”

Penuturan dari beliau sebenarnya sangat menarik untuk diketahui lebih lanjut, namun beliau enggan membocorkan dan hanya mau menjelaskan secara garis besarnya saja bahwa pengobatan yang beliau lakukan adalah semua atas izin Allah.

Pada saat paman saya masih kecil, media pengobatan yang digunakan oleh Nyi Munah adalah Kodok, pada saat itu paman saya terkena sawan, yang kemudian oleh Kakek dan Nenek saya dibawa ke Nyi Munah, kemudian Nyi Munah memberikan instruksi kepada kakek saya untuk membawakan Kodok terlebih dahulu, yang nantinya Kodok tersebut akan diusapkan ke tubuh paman saya ketika sedang dilakukan proses pengobatan. Namun, cara pengobatan menggunakan kodok sudah tidak dilakukan lagi, dengan alasan jika saat ini kodok susah untuk ditemukan di sekitar rumah penduduk. Kemudian pada saat kakak, saya dan adik saya kecil pun, orang tua saya membawa kami anak-anaknya ke Nyi Munah, karena alasan-alasan tertentu, seperti jatuh, tidak mau minum ASI atau karena sawan, yang kemudian diobati oleh Nyi Munah dengan menggunakan Kinang dan beras kencur.

Nyi Munah sempat menceritakan mengenai bagaimana dirinya dapat memperoleh keahlian dalam mengobati seseorang, penuturannya sebagai berikut:

“tidak ada orang yang bisa disini selain saya dan beberapa saudara saya, karena ilmu ini saya pelajari selama tiga puluh tahun di Sunan Ampel, saya juga sempat tidur di bawah pohon sebagai syarat untuk ilmu ini, jadi susah sekali untuk mempelajarinya”

Pasien Nyi Munah sendiri bukan hanya dari Desa Pesayangan saja, namun juga dari desa-desa tetangga, dan juga dari Kota Tegal itu sendiri. Bahkan, ada dokter yang menyarankan pasiennya untuk berobat ke Nyi Munah saja, karena dokter tersebut tidak sanggup untuk mengobatinya. Informasi ini saya temukan juga dari penuturan Nyi Munah, penuturannya sebagai berikut:

“saya mengobati anak-anak sudah sangat lama, sampai pada kemarin-kemarin ada sepasang suami-istri datang menemui saya untuk meminta tolong kepada saya menyembuhkan anaknya yang tiba-tiba nafasnya pendek, sepasang suami-istri tersebut menceritakan jika ini adalah saran dari dokter yang menangani anaknya, karena dokter tersebut mengatakan jika dia merasa tidak sanggup mengobatinya, karena harus melewati operasi, dan takut tak tertolong, akhirnya dibawa lah anaknya ke saya, akhirnya saya bersedia untuk membantu mengobatinya, saya pegang pagian perutnya yang kemudian saya rasakan jika ususnya terjepit, akhinya saya berdoa kepada Allah untuk meminta izin disembuhkan penyakit tersebut dan setelah itu anak tersebut terlihat sehat kembali dan dapat berlari-lari kembali. Ternyata, penyebab terjepitnya usus tersebut karena anak darri sepasang suami istri tersebut tertendang oleh kaki temannya ketika sedang bercanda dan mengenai bagian perutnya”

Dari beberapa penuturan yang diutarakan oleh Nyi Munah menjukkan jika kepercayaan praktik etnomedicine bukan hanya dari masyarakat awam, namun juga seseorang yang mana sudah mempelajari sistem medis modern.

Bagi masyarakat sekitar, keberadaan Nyi Munah sangat membantu, karena ada beberapa penyakit yang dianggap tidak dapat disembuhkan dengan sistem medis modern, bahkan menurut Ibu Nur Hayati selaku mantan pasien dari Nyi Munah menuturkan beberapa kesannya tentang sosok Nyi Munah, seperti sebagai berikut:

“Nyi Munah adalah sosok yang sangat membantu, saya dan beberapa orang tua yang lain selalu menyelipkan doa kepada Allah untuk mendoakan Nyi Munah agar panjang umur nya, sehingga dapat terus membantu para orang tua yang memiliki bayi dan anak-anak dalam mengobati anaknya ketika sakit, semoga Nyi Munah selalu diberi kesahatan dan semoga beliau panjang umur”

Ibu Nur Hayati sudah menggunakan jasa Nyi Munah dari sejak memiliki anak pertama hingga anaknya yang terakhir yaitu anak nomor tiga, beliau menuturkan ketika anak-anaknya masih bayi dan masih harus minum ASI namun ternyata justru rewel dan tidak mau minum ASI maka Ibu Nur Hayati akan mendatangi rumah Nyi Munah dengan anaknya, kemudian Nyi Munah akan mendoakan anak yang rewel tersebut serta payudara dari Ibu Nur Hayati, Ibu Nur Hayati juga sempat menceritakan prosesnya, yaitu:

“Saya pada saat itu datang ke rumah Nyi Munah dengan anak saya, kemudian Nyi Munah mendoakan anak saya dan mengelus kepala anak saya, setelaah itu payudara saya di doakan dan disembur oleh Nyi Munah yang sebelumnya sudah mengunyah kinang nya. Setelah disembur saya dan anak saya dipersilahkan puulang, namun Nyi Munah berpesan kepadda saya supaya payudara saya dicuci menggunakan apu yang sudah diberi air kemudian payudara saya disisir menggunakan sisir yang biasa digunakan untuk rambut, saya tidak tahu maksudnya, namun saya tetap ikuti dan anak saya akhirnya mau kembali meminum ASI”

Penuturan dari Ibu Nur Hayati adalah jawaban dari perwakilan pasien dari Nyi Munah yang sebenarnya tidak tahu maksudnya namun merasakan hasil dari pengobatan tersebut, sehingga dari generasi ke generasi keeksistensian dari Nyi Munah tetap ada dan terjaga.

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan di depan, maka dapat disimpulkan bahwa Desa Pesayangan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah. Desa Pesayangan merupakan satu dari sembilan belas desa dalam lingkup wilayah administratif Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang terdiri dari 4 RW dan 19 RT. Dan memiliki luas wilayah 82,425 Ha. Praktik Etnomedicine masih menjadi hal yang biasa di desa tersebut dan sekitarnya, namun keberadaan dukun sudah jarang ditemukan, hal ini dapat dilihat dari pemaparan jika hanya Nyi Munah dan beberapa saudaranya yang bisa, namun untuk praktik sendiri Nyi Munah lebih dikenal daripada yang lain.

Keyakinan dari Nyi Munah akan gangguan yang dilakukan oleh makhluk gaib ketika ada bayi yang tidak mau minum ASI atau ketika ada bayi dan anak-anak kecil rewel karena sawan yang disebabkan pula karena gangguan makhluk halus sesuai dengan apa yang terdapat di dalam buku Antropologi Kesehatan milik Foster dan Anderson di dalam sub bab Etiologi penyakit sistem-sistem medis personalistik yaitu suatu sistem personalistik adalah suatu sistem di mana penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia (seperti hantu, roh leluhur atau roh jahat) maupun manusiaa (tukang sihir atau tukang tenung).

Saran yang dapat saya berikan yaitu mengenai praktik etnomedicine yang sebaiknya tetap dijaga dan dilestarikan, sehingga tetap ada dan menjadi kekayaan budaya warisan leluhur. Adanya pengobatan tradisional seperti yang dilakukan oleh Nyi Munah biarlah terus terjadi, asalkan pengobatan itu tidak membahayakan baik orang tua, bayi dan anak-anak atau Dukun itu sendiri. Keberadaan sistem medis modern dan sistem medis tradisional hendaknya berjalan beriringan dan tidak diperdebatkan mana yang lebih baik, biarkan masyarakat saja yang memilih hendak ke mana akan berobat, dokter atau dukun. Karena, kehendak seseorang tidak boleh dipaksakan, setiap orang memiliki hak untuk memilih apapun yang diinginkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Barbara Gallatin dan Foster. 2006. Antropologi Kesehatan. Universitas Indonesia: Jakarta

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Alamat Desa Penelitian           : Desa Kajen Rt 05 Rw 02 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal

Identitas Informan I               :

Nama                           : Nyai Darmunah (Nyi Munah)

Usia                             : 90

Pekerjaan                 : Dukun Bayi dan Anak-anak

 Alamat        : Desa Pesayangan Rt 18 Rw 04 Kecamatan Talang Kabupaten               Tegal

Identitas Informan II              :

Nama                           : Ibu Nur Hayati

Usia                            : 47tahun

 Pekerjaan             : Guru PNS

Alamat                    : Desa Kajen Rt 05 Rw 02 Kecamatan Talang Kabupaten               Tegal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: