PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN

February 3rd, 2018 by Kemal Budi Mulyono Leave a reply »

Sering kali para peneliti pemula, atau peneliti dengan kapasitas metodologi penelitian kuantitatif yang kurang memadahi, terjebak dalam alur model penelitian. Saya mencoba untuk menguraikan bahwa model penelitian atau paradigma penelitian itu suatu hal yang sama, apakah berbentuk persamaan matematis, ataupun berbasis pada visual atau gambar, untuk beberapa software seperti Amos, Smart PLS, Warp PLS, Gesca, kita bisa menggunakan gambar untuk melakukan analisis korelasional pada model penelitian yang akan kita teliti.

Tapi, hati-hati terkadang pengembangan model penelitian disalah artikan menjadi model pengembangan produk, seperti dalam penelitian R&D (Research and Development/penelitian dan pengembangan. Lalu pertanyaannya apakah kita tidak bisa mengembangkan model penelitian?. Jawabannya tentu saja bisa. Penelitian dan pengembangan bukanlah semata-mata kita gunakan untuk penelitian terapan seperti membuat produk ilmiah semata seperti model pelatihan, model manajemen, model evaluasi, model pembelajaran, dan model yang lain. Tetapi untuk penelitian dasar justru R&D adalah sumber kemajuan marwah keilmuan.

 

Pengembangan suatu teori berasal dari penelitian dan pengembangan, seperti teori perdagangan internasional dalam ilmu ekonomi, awalnya adalah teori merkantilisme oleh Thomas Mun, dikembangkan lagi menjadi teori keunggulan mutlak Adam Smith, kemudian dikembangkan oleh David Ricardo menjadi teori keunggulan relatif, kemudian dikembangkan lagi Teori Proportional Factors oleh Heckscher dan Ohlin, kemudian dikembangkan lagi oleh Wassily Leontief menjadi paradoks Leontief, dan berkembang seterusnya menjadi teori keunggulan bersaing dengan mengajukan model berlian (Five Force Model) oleh porter, yang kemudian dikembangkan lagi oleh Dong-Sung Cho, Hwy-Chang Moon (Nine Force Model).

 

Jadi dalam konteks tersebut pengembangan model penelitian tidak berbasis pada pengembangan produk sehingga harus mengikuti alur Borg and Gall, Dick and Carry dll,  tetapi melalui derivasi teori, sehingga kita bisa memunculkan variabel-variabel, yang kita gunakan untuk mengevaluasi teori yang ada saat. Munculnya pengembangan model penelitian tidak lain karena munculnya research gap ataupun theoritical gap. Sehingga menuntut adanya pembaharuan model penelitian untuk mengupas fenomena yang ada. Hal ini sangat penting bagi keberlangsungan ilmu sosial, karena ilmu tersebut sangat dinamis dan mengikuti perubahan zaman.

 

Salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mengembangkan model penelitian adalah teori. Itu adalah hal mutlak suatu penelitian dasar hanya omong kosong apabila tidak ada teori yang melandasinya. Namun, perlu diperhatikan bahwa secara metodologis kita tidak boleh memotong suatu teori dengan model penelitian yang pakem. Sebagai contoh kita hanya mengambil satu variabel intensi dalam teori perilaku terencana. Hal tersebut tidaklah lazim dilakukan dalam suatu derivasi teori. Sementara untuk teori yang tidak disertai model yang pakem, maka kita boleh mengambil satu arah kausalitas variabel dari teori tersebut.

 

Maka dari itulah dalam mengkonstruksi pengembangan model penelitian sangatlah penting bagi kemajuan ilmu itu sendiri, karena ilmu berangkat dari sebuah variabel yang berproposisi konsisten dan terus menerus sehingga menjadi teori-teori yang mematangkan sebuah badan pengetahuan. Ketika model penelitian tidak berkembang terutama dalam ilmu – ilmu sosial, maka hal tersebut akan berdampak pada kevacuman telaah ilmu para ilmuan yang ada di negeri ini, karena ilmu memiliki fungsi aksiologis yang berdampak pada kemaslahatan umat manusia.

Advertisement

Leave a Reply

Skip to toolbar