PARIKAN

PARIKAN

  1. Lunga supermarket tumbas trasi

Trasine dimasak dening Ratna

Ayo konco nggalang konservasi

Ben tanduran ora podho sirna

 

  1. Ning pinggir gili ngendeg trasi

Taksine ditumpaki zaki

Ojo podho nambah polusi

Ben krasa adem bumi iki

 

  1. Tuku bakwan karo mendoan

Lebar maem bajur sikatan

Ngrobah sampah dadi krajinan

Ben banjir ora kedadeyan

Penerapan Pilar Konservasi#1

Penerapan Pilar Konservasi#1

Telah kita ketahui bahwa Universitas Negeri Semarang adalah universitas konservasi, dimana didalamnya terdapat 7 pilar konservasi. Disini akan saya kupas mengenai 7 hal itu. Yang pertama adalah pilar konservasi keanekaragaman atau Biodiversity Conservation yaitu upaya untuk melindungi, memelihara hewan-hewan yang telah langka dan dilindungi oleh undang-undang. Kegiatan yang bisa kita lakukan adalah membuat sejenis penangkaran khusus untuk hewan-hewan tersebut. Dan di Indonesia sendiri telah didirikan berbagai penangkaran hewan maupun tumbuhan. Namun pertanyaannya adalah apakah hal itu telah efektif, apakah dapat mengurangi jumlah hewan maupun tumbuhan yang berada di ambang kepunahan?

Kalau kita tinjau, banyak hewan-hewan yang justru punah, karena kurangnya pengelolaan dari pihak-pihak pengelola. Jadi belum tentu dengan adanya penangkaran dapat mengurangi kepunahan, tetapi setidaknya harus sedikit membantu. Kalau untuk Unnes sendiri ada salah satu tempat yang tujuannya juga untuk memelihara hewan karena tingkat kehidupannya yang relatif singkat, yaitu penangkaran kupu-kupu. Dimana kupu-kupu itu sendiri dalam bertahan hidup paling lama hanya 2 minggu, padahal dalam proses pembentukan sampai menjadi kupu-kupu lumayan lama sekitar 1 bulan. Dengan adanya penangkaran ini diharapkan dapat membantu memelihara kupu-kupu agar tidak sampai punah, karena proses menuju kupu-kupu yang relatif lebih lama daripada kehidupannya menjadi kupu-kupu.

Yang kedua adalah pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal atau Green Architecture & Internal Transportation. Pilar ini bertujuan untuk membuka jalur hijau, karena di Indonesia jumlah polusi yang dihasilkan sangat banyak diperparah dengan adanya kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap dan menambah jumlah polusi dan berkurangnya pasokan oksigen dari hutan itu sendiri. Mengenai arsitektur disini adalah dimana bangunan yang didirikan dapat mewujudkan adanya konservasi. Di Unnes sendiri telah menerapkan 40% untuk bangunan dan area hijau 60%. Dan sistem transportasi, seharusnya sistem bis unnes harus dioptimalkan kembali. Namun karena adanya pembangunan, jadi bis unnes sendiri sementara waktu belum bisa diterapkan. Dan disini juga ada salah satu kendaraan internal unnes dimana kendaraan ini menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Yang ketiga adalah Pengelolaan Limbah atau Waste Manajemen. Pilar ini bertujuan untuk menangani berbagai masalah sampah. Terutama di kota-kota besar. Sampah yang dihasilkan semakin banyak sampai-sampai pengelola sampah itu sendiri kewalahan. Ditandai dengan adanya masalah banjir,yang sampai saat ini belum dapat diatasi. Padahal hal ini kalau dilihat dari sisi positifnya, seharusnya banyak muncul pengusaha-pengusaha yang dapat memanfaatkan jumlah sampah yang ada, dan dapat didaur ulang atau bahkan dibuat kerajinan sehingga dapat membuka lowongan pekerjaan.

Pilar yang keempat adalah Kebijakan Nirkertas atau yang biasa disebut dengan Paperless Policy. Pilar ini bertujuan mengurangi penggunaan kertas, karena kertas asalnya dari pohon. Jadi hal ini bisa mengurangi jumlah pohon yang ditebang. Dan dapat diganti dengan penerapan IT. Karena memang lebih efektif. Disamping itu juga meningkatkan kemampuan sehingga dapat bersaing dengan negara lain.

Yang kelima yaitu pilar energi bersih atau clean energy. Tujuannya adalah agar penghematan energi. Penerapan dari pilar ini bisa dari hal terkecil. Salah satunya adalah penghematan penggunaan lampu pada siang hari. Dan saat ini sedang marak digalakan program penggunan energi yang ramah lingkungan sehingga dampaknya juga dapat diatasi. Yang keenam adalah konservasi etika, seni, dan budaya. Tujuannya adalah melestarikan berbagai macam bahasa, kesenian-kesenian, ataupun yang lainnya yang dulunya kurang dikenal atau bahkan hampir musnah.

Dan yang terahir adalah kaderisasi konservasi. Dimana kita sebagai mahasiswa harus bisa sebagai kader konservasi yang diharapkan dapat melestarikan program-program yang telah dibuat dan ditetapkan demi tujuan bersama. Karena kalu bukan kita sebagai kader konservasi, siapa lagi.

“Tulisan in dibuat untuk mengikuti Bidikmisi blog award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”.