Skip to content


Wisata Gunung Bromo

Oleh : Lenni Novia Lestari (3401413038)

Sebelum berbicara mengenai pariwisata di Gunung Bromo yang banyak tempat-tempat yang sangat menarik untuk dinikmati dan dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin berwisata, baiknya terlebih dahulu mengetahui tentang bagaimana sejarah dari adanya Obyek Wisata “Gunung Bromo” tersebut. Asal nama Gunung Bromo terbentuk dari bahasa Sansekerta / Jawa Kuna: Brahma yang merupakan salah satu dewa Hindu utama. Sebagai sebuah obyek wisata di Jawa Timur, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut yang terletak di empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Tubuh Gunung Bromo bertautan bentuk antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo memiliki kawah dengan diameter ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Ada sebuah cerita, dahulu kala ketika dewa dewi senang turun kedunia, Kerajaan Majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah dan mencari tempat pengungsian, demikian juga para Dewa. Pada saat itulah Dewa mulai menuju ke sebuah tempat di sekitar Gunung Bromo. Gunung Bromo masih tenang, tegak di selimuti kabut putih. Para Dewa yang mendatangi tempat di sekitar Gunung Bromo bersemayam di lereng gunung penanjakan di tempat itulah dapat terlihat matahari dari timur dan tenggelam di sebelah barat. Di sekitar gunung penanjakan, tempat para Dewa  bersemayam, terdapat pula tempat untuk bertapa yang mana,  kerjanya tiap hari hanyalah memuja dan mengheningkan cipta. Suatu ketika hari yang berbahagia, istri itu melahirkan seorang anak berjenis kelamin laki-laki yang tampan dan wajahnya  bercahaya  terang. Benar-benar  anak yang lahir seperti  titisan dewa yang suci. Sejak di lahirkan, anak tersebut menampakkan kesehatan dan kekuatan yang luar biasa. Bayi tersebut namanya  Joko Seger, yang artinya Joko yang sehat dan kuat. Di tempat sekitar penanjakan Gunung Bromo, lahir juga bayi perempuan titisan dewa yang wajahnya cantik dan elok, yang merupakan anak yang paling cantik di tempat itu. Bayi tersebut diberi nama Roro Anteng. Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh besar, dan cantiknya terlihat saat ia menjadi dewasa. Banyak putra raja melamarnya, namun pinangannya di tolak. Karena roro anteng terpikat oleh Joko Seger. Suatu ketika Rara Anteng di pinang oleh seorang pembajak yang sangat jahat. Rara Anteng yang terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar sakti itu. Maka ia minta supaya di buatkan Gunung Bromo ini menjadi sebuah danau yang harus kau selesaikan dalam waktu semalam. Rara Anteng berpikir raksasa itu tidak mungkin melaksanakan permintaannya dalam waktu yang sesingkat itu. Tanpa banyak bicara, raksasa itu mulai bekerja. Ia menggali danau di sekitar Gunung Bromo itu saja. Dengan sebuah batok atau tempurung yang cukup besar, ia melempar tanah dan batu-batu. Ternyata raksasa itu amat giat. Malam masih panjang, tetapi pekerjaan raksasa itu hampir selesai. Rara Anteng amat gelisah dan mencoba mencari akal. Lalu timbullah pikiran untuk menggagalkan pekerjaan si raksasa itu. Hari masih malam, di luar gelap pekat. Dengan tergopoh-gopoh Rara Anteng pergi ke lumbung. Roro Anteng menumbuk padi tengah malam untuk membangunkan ayam yang sedang tertidur. Kokok ayam pun berbunyi sambil bersahutan, seolah fajar telah tiba. Alangkah terkejutnya raksasa itu mendengar ayam jantan berkokok dan bunyi alu yang berdentang-dentang. Ia bangkit  memandang ke arah timur. Ternyata hari masih gelap danm ia juga tidak melihat sinar matahari pada waktu fajar. Tinggal sebatok lagi tanah galian yang harus di pindahkan. Tubuh raksasa itu tiba-tiba menjadi lemas. Tak kuasa ia melemparkan batok penuh gaalian tanah yang terakhir. Robohlah raksasa itu ke tanah. “O…, Rara Anteng, Rara Anteng….,,,,,”keluh raksasa itu. Batok dan tanah galian itu menutupi tubuhnya dan jadilah sebuah gunung bernama Gunung Batok. Danau di sekitar Gunung Batok hampir selesai, tetapi belum sempat di isi air. Sekarang danau itu di sebut Segara Wedi, yang berarti laut pasir karena danau itu penuh dengan pasir.

Namun akhirnya, pada suatu hari yang baik, Rara Anteng menikah dengan Joko Tengger. Ternyata Roro Anteng tidak di karunia keturunan. Bersemedilah Roro Anteng di puncak Gunung Bromo. Dan memohon kepada sang penguasa. Sang penguasa mengabulkan permintaanya. Dengan syarat, apabila ia mendapat keturunan, anak bungsu mereka harus di korbankan. Roro Ante          ng menyanggupinya. Kemudian di dapatinya putra putri mereka berjumlah 25 orang. Namun naluri seorang ibu tidak lah tega membiarkan anak-anaknya menjadi korban. Sehingga ia melanggar perjanjian dengan dewa penguasa. Dewa menjadi marah dam terjadilah malapetaka di tempat itu. Gunung bromo mulai melahap semua anak-anak Roro Anteng dengan api yang menyala kebawah Gunung Bromo. Sesudah kejadian itu, terdengar lah suara gaib “saudara-saudara yang ku cintai telah di korbankan oleh orang tua kita dan hyang widi di kawah Bromo”. Aku ingat kan kepada kalian. “Setiap bulan kesada pada hari ke-14 mengadakan sesajian kepada hyang widi di kawah gunung bromo”. Kebiasaan itu selalu di adakan secara turun menurun setiap tahunnya di adakan upacara kesada di Poten Lautan Pasir dan Bromo.

Setelah mengetahui bagaimana asal-usul ataupun sejarah dari Gunung Bromo ,pasti akan lebih menarik lagi jika membahas tentang berbagai wisata yang dapat kita kunjungi. Banyak obyek wisata menarik yang bisa di nikmati, diantaranya Wisata Gunung Bromo , Wisata Sunrise di Gunung Penanjakan, Lautan Pasir Bromo, Savana, Pasir Berbisik , Wisata Gunung Semeru, Air Terjun Madakaripura, Danau Ranu Kumbolo, Danau Ranu Regulo, dan Ranu Pane. Rute untuk menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga sangat mudah , layaknya rute menuju Gunung Bromo. Beberapa orang mengatakan walaupun sudah pernah mengunjungi berbagai negara, rasanya belumlah lengkap jika belum menyaksikan matahari terbit di Bromo. Kawasan yang sering dikunjungi dan diminati wisatawan adalah Gunung Bromo dimana mereka bisa melihat keindahan matahari terbit secara nyaman. Kawasan ini banyak terdapat tempat penginapan yang dapat dijadikan alternatif bagi wisatawan yang ingin beristirahat sejenak sebelum tiba waktunya matahari terbit. Tempat penginapan di kawasan ini terdiri dari berbagai macam pilihan harga yang disesuaikan dengan lokasi dekat atau tidaknya dengan puncak gunung dan juga fasilitas yang ditawarkan. Wisatawan dapat memilih tempat penginapan sesuai anggaran yang mereka miliki. Kondisi yang sedemikian rupa inilah yang membuat banyaknya wisatawan berdatangan dari seluruk pelosok negeri dan dunia, mereka juga dapat membawa anak-anak mereka tanpa kesulitan dan merasa terbebani. Kawasan ini hampir selalu diselimuti kabut tebal bahkan pada waktu siang hari dimana matahari sudah bersinar terik. Pada malam hari suhu di kawasan ini mencapai di bawah 100 derajat Celcius, karenanya bagi anda yang berasal dari daerah panas tidak terbiasa dengan cuaca dingin ini. Terutama pada saat melihat matahari terbit sehingga diperlukan perlengkapan yang dapat membantu mengatasi perubahan cuaca ini seperti jaket tebal, sarung tangan ataupun topi sebagai penutup kepala dan telinga. Jalan panjang untuk mengejar matahari terbit di kawasan Bromo dimulai sekitar pukul 3 (tiga) dini hari, disaat matahari masih bersembunyi dan malam masih gelap gulita. Untuk mencapai puncak Gunung Penanjakan, diperlukan waktu sekitar setengah jam dari kaki gunung.

Wisatawan dapat menuju puncak dengan kendaraan pribadi, yang tentunya diperlukan keahlian dan kesabaran dikarenakan kondisi jalan yang tidak mulus, menanjak, berbelok-belok serta tidak adanya penerangan selama perjalanan. Selain dengan kendaraan pribadi, wisatawan dapat menyewa kendaraan jeep lengkap dengan supir yang merupakan masyarakat setempat dimana mereka sudah terbiasa dengan jalur tersebut. Biaya penyewaan Jeep untuk mencapai puncak Gunung Penanjakan sekitar Rp 250 ribu – 375 ribu yang bisa diisi oleh 4-5 orang. Pada musim liburan, dimana jumlah wisatawan meningkat tajam menyebabkan Jeep harus memarkir kendaraan cukup jauh dari puncak gunung hingga mencapai 2 km, di puncak gunung ini bermunculan Ojek Motor yang membantu para wisatawan yang tidak mampu/mau menuju puncak secara berjalan kaki dengan biaya berkisar Rp 15.000 – 30.000. Lokasi yang strategis untuk melihat matahari terbit adalah dari puncak Gunung Penanjakan, dimana dari sebelah timur, para wisatawan bisa melihat keindahan dari Sang Pencipta dengan terbitnya Sang Surya secara perlahan naik dari balik dinginnya kabut pagi. Sedangkan di sisi barat, pemandangan yang tak kalah indahnya berupa hamparan Gunung Bromo, Batok, Widodaren dan Semeru serta puncak gunung Tengger yang hampir selalu diselimuti kabut tebal. Disinilah saat yang baik untuk mengagumi keindahan alam yang tidak bisa ditandingi oleh keindahan buatan manusia. Tiada satu katapun yang mampu mendeskripsikan secara tepat keindahan ciptaan Tuhan ini. Setelah matahari terbit, wisatawan dapat meluangkan waktu sejenak dengan bermain kuda di lautan pasir atau mendaki gunung. Tempat wisata yang bisa dikunjungi di kawasan ini antara lain bukit-bukit yang bentuknya menyerupai tokoh rekaan di film anak-anak, yaitu Teletubbies. Kawasan ini juga pernah menjadi lokasi syuting film Pasir Berbisik yang dibintangi Dian Sastro, tepatnya di padang pasir savanna. Selain itu, Wisata Gunung Semeru adalah salah satu obyek wisata yang banyak menyedot perhatian pengunjung. Khusus bagi pecinta petualang alam atau pendakian gunung, gunung Semeru adalah gunung yang wajib di kunjungi karena merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Itulah tempat yang menjadi tujuan wisatawan, selain puncak Gunung Penanjakan, di kawasan Gunung Bromo. Untuk menikmati keindahan di kawasan Gunung Bromo ini, akan lebih baik jika anda tidak berkunjung di saat musim liburan. Pada musim liburan, kawasan ini sangat ramai dengan wisatawan domestik dan mancanegara sehingga anda akan merasa tidak nyaman untuk berwisata secara tenang, damai dan nyaman.

Menikmati keindahan dan panorama alam yang masih asri di kawasan Gunung Bromo memang perlu dilakukan. Wisata ini mampu menghilangkan kepenatan dan kejenuhan dibalik kesibukan dalam dunia kerja, karena semua akan terbayarkan disini. Dapat dipastikan ,pulang dengan membawa sejuta cerita suka yang nantinya akan dikenang.

Sosiologi&Antropologi’13

Posted in Kajian Ilmu Antropologi.


6 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.

  1. ika fitrianingrum says

    Kira-kira biaya ke Bromo sekitar berapa ya kak.. Pengin KKL ke sana.

    • Lenni Novia Lestari says

      Tergantung objeknya kak, kakak kesana mau kemana aja? otomatis harga atau budget akan mengikuti
      Yang jelas disana bakal dapet pengalaman yang baru dan seru kak, ini lho budaya Indonesiaku 🙂

  2. Syarafina Nandanisita says

    ada bagian yang kelebihan spasi

  3. Sofiyatin says

    wah jadi pengin ke Bromo lagi 😀



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.