hutan wisata

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di wilayah tropis dengan daerah yang luasnya dari Sabang sampai Merauke. Indonesia memiliki biodiversitas yang sangat tinggi dan khas. Hal ini terbentuk karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Kekayaan biodiversitas yang ada ini perlu dijaga, dilestarikan, dan dikelola dengan baik. Selain itu masyarakat perlu memperhatikan pemanfaatan biodiversitas tersebut dengan tujuan untuk menjamin fungsi dari biodiversitas sebagai penyangga kehidupan.
Hutan merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia yang perlu dijaga dan dikelola dengan bijak. Salah satu manfaat dari adanya hutan adalah hutan dapat dijadikan sebagai wisata hutan Sokorinidengan tujuan untuk melindungi flora dan fauna yang ada di dalam hutan tersebut. Wisata hutan yang baik adalah yang mempertahankan keaslian hutannya. Sehingga hutan benar-benar dijadikan sebagai objek atau pusat yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dengan demikian, adanya wisata hutan Sokorini ini tidak merusak atau tidak mengalih fungsikan hutan dengan cara eksploitasi. Karena alih fungsi hutan sebagai tempat wisata dapat menyebabkan eksploitasi hutan terutama flora yang ada di dalamnya. Namun hal ini tidak tampak dalam wisata yang ada di Desa Kemitir, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.
Dari uraian di atas, penulis akan menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat Desa Kemitir Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tentang keberadaan wisata hutan Sokorinihutan yang ada desanya. Terkait dengan wisata hutan Sokorini tersebut, bagaimana pola perilaku masyarakat dalam menjaga hutan Sokorini yang diajdikan sebagai tempat wisata. Selain itu bagaimana pengaruh keberadaan wisata hutan Sokorini terhadap perekonomian masyarakat di Desa Kemitir Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

PEMBAHASAN
a. Pandangan Masyarakat Desa Kemitir Terhadap Keberadaan Hutan Sokorini
Desa kemitir terletak di Kecamatan Sumowono tepatnya di jalan Sokorini. Desa Kemitir terdiri dari 4 RW dan 6 RT ynag dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama Bapak Suwarto. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di Desa Kemitir adalah islam, kristen dan budha. Tetapi mayoritas masayarakat menganut agama islam.
Secara geografis, Desa Kemitir terletak di bukit Sindoro Sumbing. Desa Kemitir merupakan desa yang dijuluki sebagai “kota kabut”. Hal ini disebabkan karena letak Desa Kemitir yang berada di daerah perbukitan sehingga setiap paginya cuaca disana selalu di selimuti kabut, meskipun pada musim panas. Karena biasanya suau wilayah atau daerah akan d selimuti kabut saat musim hujan saja. Oleh karena itu Desa Kemitir merupakan desa yang berhawa dingin terutama saat pagi dan sore hari. Di sepanjang jalan di Desa Kemitir banyak hutan-hutan atau alas dan sawah-sawah milik warga yang sangat subur. Sebagian besar masyarakat Desa Kemitir bermata pencaharian sebagai petani, sebagian kecilnya bekerja sebagai tukang pengelas tralis, buruh pabrik dan bekerja serabutan. Ketika musim penghujan, masyarakat yang bekerja sebagai petani melakukan aktivitasnya berladang di sawah dengan menanami sawah dan alasnya sayur-sauran seperti cabe, kapri, dan kol. Namun ketika musim panas tiba, mereka hanya merawat sawah dan alasnya, dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan tanah agar ketika musim hujan tiba mereka dapat ditanami lagi dan tetap menghasilkan sayur-sayuran yang baik lagi.
Hutan-hutan yang ada di Desa Kemitir sebagian besar dimiliki oleh warga Desa Kemitir sendiri yang diperolehnya dari masing-masing keturunan keluarganya. Namun ada juga hutan yang dimiliki oleh pemerintah seperti hutan yang terletak di Jalan Sokorini yang dijadikan sebagai tempat wisata dan pertaman. Hutan ini diberi nama hutan Sokorini karena letaknya yang berada di Jalan Sokorini.
Hutan Sokorini dahulunya berupa hutan selayaknya hutan lainnya yang didalamnya terdapat pohon-pohon pinus dan rerumputan. Namun ada hal yang sedikit berbeda dengan hutan yang yang dimiliki oleh perum perhutani ini. Perbedaan itu terletak pada hutan yang didalamnya terdapat petilasan dari salah satu leluhur yang ada di Desa Kemitir. Hutan Sokorini yang ditumbuhi banyak pohon pinus menyebabkan banyak orang yang melewati Desa Kemitir tertarik untuk datang ke hutan ini. Mereka yang singgah ke hutan ini terutama orang-orang yang sedang bepergian jauh. Karena di pinggiran hutan Sokorini terdapat lahan kosong yang dapat dijadikan oleh orang-orang yang berpergian jauh sebagai tempat rest area. Hal ini memunculkan ide bagi masyarakat Desa Kemitir untuk bekerjasama dengan perum perhutani untuk membuka wisata hutan Sokorinihutan.

b. Pola Perilaku Masyarakat Desa Kemitir Dalam Menjaga Hutan Sokorini Sebagai Tempat Wisata
Pekerjaan masyarakat Desa Kemitir yang didominasi oleh petani menyebabkan bahwa para petani sangat ulet dalam merawat sawah dan alasnya. Sebelum ditanami sayuran, biasanya sawah atau alasnya dibajak terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar unsur hara dalam tanah bergenerasi yaitu tanah yang semula padat menjadi gembur, selain itu untuk pergantian sirkulasi udara serta permeabilitas atau daya serap tanah terhadap air menjadi lebih baik (Hanafiah:2010). Hal ini didukung oleh aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan melakukan irigasi dalam mengairi sawah dan alasnya.
Di Desa Kemitir terdapat beberapa masyarakat yang masih memelihara hewan seperti sapi dan kambing. Biasanya mereka memberi pakan hewan ternaknya berupa rumput-rumput yang tumbuh di sekeliling sawah dan alasnya. Mereka akan mencari rumput untuk hewan ternaknya pada esok hari sekitar mereka melakukan aktivitas berladangnya dan pada sore hari ketika mereka selesai berladang. Bagi masyarakat yang mencari rumput, mereka tidak akan berani mengambil rumput yang tumbuh di sekitar sawah atau alas orang lain. Mereka akan berani mengambil rumput milik orang lain, ketika sebelumnya mereka sudah disuruh oleh pemilik sawah untuk mengambil rumputnya. Begitu juga dengan hasil tanaman masyarakat di Desa Kemitir, mereka tidak akan mengambil tanaman baik yang berupa sayur mayur maupun yang lainya, kecuali sebelumnya mereka telah meminta izin kepada pemiliknya.
Apabila dilihat dari sudut pandang masyarakat, masyarakat disana tidak akan mengambil suatu barang yang bukan miliknya. Hal ini dapat juga dilihat dari pola perilaku yangdilakukan oleh masyarakat Desa Kemitir. Jangankan mengambil hal terkecil milik orang lain yang berupa rumput, hal terbesar seperti melakukan pembalakan liar terhadap alas-alas atau hutanpun mereka tidak berani. Seperti halnya perilaku yang dilakukan masyarakat terhadap hutan Sokorini milik perum perhutani yang berada di desanya. Masyarakat disana tidak berani menebang pinus-pinus yang tumbuh subur dalam hutan tersebut. Apabila mereka berani melakukan penebangan pohon pinus tanpa seizin dari perum perhutani, maka mereka akan mendapatkan sanksi yang berupa denda dalam wujud uang dengan jumlah sesuai yang telah di sepakati.
Hutan Sokorini yang ditumbuhi pohon-pohon pinus yang sangat rindang dan sejuk ini tidak lepas dari peran masyarakat Desa Mitir yang sadar akan kelestarian hutan, yaitu tidak melakukan penebangan pohon secara liar dan tanpa seizin dari pemiliknya. Apabila mereka ingin melakukan pembalakan liar, mereka dapat dengan mudahnya melakukan pembalakan hutan secara liar dengan menebang pohon-pohon pinus yang ada di hutan Sokorini. Hal ini disebabkan karena tidak ada orang yang ditugaskan dari pemerintah untuk menjaga hutan tersebut. hutan Sokorini yang masih terlihat lestari ini kemudian dijadikan sebagai tempat wisata oleh pemerintah dengan bekerjasama oleh masyarakat setempat. Dalam wisata hutan Sokorini ini tidak terdapat wahana-wahana yang mendukung para pengunjung yang datang. Karena wisata ini benar-benar menyajikan bentuk riil dari hutan pinus itu sendiri. Sehingga wisata ini hanya menyediakan tempat saja yang berupa hutan pinus, dimana area hutan ini dapat dijadikan sebagai lahan untuk bermain dan bercanda dengan teman-teman, serta tempat ini menyeiakan lahan yang dapat dijadikan sebagai area bumi perkemahan.
Selain untuk berwisata tempat ini juga terdapat pertapa yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk meminta pesugihan. Oleh karena itu terdapat pola perilaku yang berbeda dengan masyarakat lain dalam menyikapi keberadaan pohon-pohon pinus yang ada di hutan Sokorini. Masyarakat di Desa Kemitir tidak berani melakukan penebangan pohon secara liar terutama pohon-pohon yang tumbuh di area hutan Sokorini. Hal terkait dengan kepercayaan masyarakat Desa Kemitir dimana pohon-pohon pinus yang ada disana memiliki kekuatan ghaib. Roh-roh yang ada di hutan berasal dari manusia. Roh-roh tersebut memiliki tindakan yang bersifat sosia, yaitu suka dipuji, kadang mengganggu, dan sering menghukum (GUNAWAN:2015). Kepercayaan masyarakat masyarakat di Desa Kemitir apabila mereka melakukan penebangan pohon pinus yang ada di hutan Sokorini, maka roh-roh ghaib yang sudah menjadikan pohon pinus sebagai tempat tinggalnya akan marah dan menghukum siapa saja yang menebang pohonnya. Biasanya mereka akan terkena suatu penyakit yang tidak akan sembuh apabila diobati oleh seorang dokter, dan penyakit itu hanya dapat diobtai oleh orang yang dianggap pintar seperti dukun atau kyai. Bahkan penyakit yang menyerang masyarakat tersebut dapat meyebabkan kematian karena kekuatan ghaib yang ada dalam tubuh seseorang tersebut lebih kuat.
Biasanya tempat-tempat wisata didominasi oleh sampah-sampah yang berserakan oleh disekitar area wisata. Namun hal ini berbeda dengan wisata hutan yang ada di Sokorini. Wisata hutan ini terlihat sangat bersih dan terhindar dari sampah. Pemerintah dan masyarakat yang bekerja dalam wisata hutan Sokorini ini menyediakan beberapa bak smapah yang digunakan untuk membuang sampah bagi para pengunjung yang datang. Selain itu beberapa pohon pinus yang ada disana juga ditempeli beberapa tulisan tentang larangan penebangan pohon. Dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat akan penebangan pohon secara liar yang dilakukan tanpa tebang pilih.

c. Pengaruh Keberadaan Wisata hutan Sokorini Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Desa Kemitir Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Adanya wisata hutan Sokorini sangat memberikan pengaruh bagi masyarakat Desa Kemitir terutama dalam hal perekonomian. Masyarakat yang sebelumnya belum mempunyai pekerjaan atau pengangguran, sekarang dapat memiliki pekerjaan dengan bekerja di wisata hutan Sokorini tersebut. Mereka ada yang bekerja sebagai penjaga loket, polisi hutan, dan penjual makanan. Para pekerja sendiri perum perhutani lebih memilih masyarakat di Desa Kemitir, dengan alasan letak hutan Sokorini yang berada di Desa Kemitir. Selain itu juga bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran.
Sekarang ini perekonomian masyarakat di Desa Kemitir semakin maju. Pendapatan masyarakat Desa Kemitir tidak hanya daru sektor pertanian saja, namun juga dari hasil kerjanya di wisata hutan Sokorini. Oleh karena itu masyarakat dengan bekerja dengan perum perhutani berlomba-lomba untuk menjaga dan teteap menjaga hutan wisata Sokorini sehingga pengunjung lebih tertarik untuk datang dan dengan itu perekonomian masyarakat semakin bertambah.