Pengorganisasian Data dan Informasi

Dasar Pengaturan dan Akses Data

1. Hirarki Data
            Sistem komputer mengorganisasikan data ke dalam suatu hirarki yang dimulai dengan bits dan kemudia bytes, fields, record, files, dan database. Bits merupakan unit terkecil dari data yang dapat diproses oleh komputer dan satu kumpulan bit yang terdiri dari 8 bits adalah bytes yang merepresentasikan karakter tunggal bisa berupa huruf, angka, atau simbol.
Fields merupakan penggabungan beberapa karakter secara logic menjadi sebuah kata, gabungan kata, atau rangkaian kata. Contohnya nama_siswa, tgl_daftar, alamat. Record adalah gabungan dari beberapa field secara logic, contohnya adalah: nama_siswa, mata kuliah yang diambil, dll. File merupakan gabungan dari beberapa record sejenis yang saling berhubungan. Database ialah gabungan dari beberapa file yang saling berhubungan. Sebuah record menggambarkan sebuah entity/entitas (orang, tempat, barang, atau pelanggan, pegawai, produk, dll). Setiap karakteristik atau kualitas menggambarkan keterangan dari entitas disebut atribut, contohnya nama_pelanggan, kode_karyawan, warna_produk.
 
            Setiap record dalam sebuah file harus mempunyai paling tidak satu field yang unik yang dapat mengidentifikasi record tersebut, sehinga record tersebut mudah diambil (access), diperbaharui (update), dan diurutkan. Field ini yang biasa disebut Primary Key, contohnya nomor induk mahasiswa (NIM) sebagai Primary Key,karena tidak mungkin sama antara siswa satu dengan siswa lain (unik).
SecondaryKey adalah field lain yang mempunyai beberapa informasi identifikasi, tetapi tidak mengidentifikasi secara khusus. Contohnya last_name merupakan secondary key karena kemungkinan ada beberapa orang yang mempunyai last name yang sama.
 
4.1.2 Penyimpanan dan Pengaksesan Record
            Record – record disimpan dengan berbagai cara di dalam media penyimpanan (secondary storage) dan penyusunannya menentukan cara bagaimana record tersebut bisa diakses. Dalam Sequential Access, data/record harus diambila/diakses sesuai dengan urutan fisik penyimpanan data tersebut. Untuk pengaksesan secara langsung (direct) atau random, user dapat mengambil/mengakses data/record diberbagai urutan tanpa perlu mengetahui urutan fisik data pada media penyimpanan.
 
Index sequential acces method (ISAM)
Metode pencarian ini dengan menggunakan sebuah index dari key field untuk mencari sebuah record. Indeks terhadap suatu file merupakan daftar key field dari setiap record dan posisi di mana record tersebut di simpan pada media penyimpanan. Record di simpan pada disk berdasarkan urutan key. Track index menunjukkan nilai tertinggi dari key field yang dapat ditemukan pada track tertentu. Untuk menemukan record tertentu, track index dicari utnuk menemukan cylinder dan track yang mengandung data, selanjutnya secara berurutan track dibaca untuk mendapatkan record.
 
Direct File Access Method
Metode ini menggunakan key field untuk menemukan alamat fisik dari sebuah record. Proses menggunakan rumus matematik (transform algorithm) untuk merubah key field menjadi lokasi penyimpanan dari record.
 
4.2 File
            Dari jaman aplikasi komputer pertama dalam bisnis (pertengahan tahun 50) sampai tahun 1970, organisasi mengatur datanya dengan pendekatan tradisional yaitu dalam bentuk file. Cara ini telah berjalan sebab organisasi secara khusus telah memulai sebuah aplikasi otomatis pada suatu waktu. Sistem ini berkembang sendiri tanpa perencanaan secara menyeluruh. Setiap aplikasi mempunyai data sendiri, yang mana dikelola dalam sebuah file data. Sebuah file data adalah koleksi dari record yang berhubungan secara logic.
 
4.2.1 Permasalah dengan Pendekatan file
            Permasalahan yang timbul antara lain :
  • Data redundancy (Duplikasi)
Karena aplikasi dan file datanya telah dibuat oleh programmer yang berbeda dalam jangka waktu yang lama, maka sejumlah informasi yang sama terduplikasi di beberapa tempat.
  • Data inconsistency (Data tidak Konsisten)
Data inconsistency berarti suatu jenis data memiliki berbagai macam salinan
yang berbeda – beda (untuk data yang sama, salinannya tidak sama,
sehingga data tidak konsisten).
  • Data Isolasion (Pemisahan)
Dengan aplikasi yang dirancang dan diimplementasikan secara unik, data file dikelola secara terpisah mengakibatkan penyimpanan data dengan format yang berbeda, seperti ukuran tinggi dalam centimeter atau Inchi, dan biasanya tidak dapat diakses oleh aplikasi lain.
  • Data Integrity (Integritas Data)
Nilai data harus dipertahankan kesesuaiannya. Misalnya nilai siswa tidak boleh negative.
  • Data Independence (Aplikasi/data berdiri sendiri)
            Dalam pendekatan tradisional yaitu pendekatan file, aplikasi dan file data
yang berhubungan independence satu sama lain.
 
4.3 Pendekatan Modern : Basis Data (Database)
            Database merupakan gabungan dari beberapa file yang saling berhubungan dan dapat mengeliminasi permasalahan yang timbul dari pendekatan tradisional yaitu file. Dengan pendekatan modern semua data diletakkan di tempat penyimpanan yang sama. Tidak seperti pendekatan tradisional di mana program yang berbeda – beda mengakses file data yang berbeda – beda. Basis data diatur sedemikian rupa sehingga satu atau sekelompok program menyediakan akses terhadap semua data.
Sehingga permasalahan duplikasi data (redundancy), data yang terisolasi (isolation), dan data yang tidak konsisten (inconsistency) dapat dikurangi, dan data dapat dibagi – bagikan di antara semua pengguna (users). Di samping itu, keamanan dan integritas data meningkat, dan aplikasi serta data tidak bergantung satu dengan yang lainnya.
 
4.3.1 Penempatan Data dalam Basis Data
            Basis Data adalah gabungan/kumpulan dari beberapa file yang berhubungan dan di mana file – file yang berhubungan tersebut ditempatkan dapat mempengaruhi user dalam mengakses data, waktu dibutuhkan untuk query, entry data, keamanan, dan biaya.
 
Database Terpusat (Centralized Database)
Database terpusat (Centralized Database) memiliki semua file yang saling berhubungan dalam suatu lokasi penyimpanan. File – file database ditempatkan di komputer mainframe (komputer pusat). Dengan ini tidak hanya memperkecil biaya dalam hubungannya dengan beberapa computer tapi juga memberikan database admin (DBA) dengan kemampuannya untuk bekerja pada database dalam satu lokasi saja.
Semua file tidak bisa diakses kecuali dari komputer pusat, di mana file tersebut lebih mudah diproteksi dari akses – akses atau modifikasi yang tidak berhak, juga penyelamatan dari bencana (disasters recovery) akan lebih mudah dilakukan karena data hanya berada pada satu lokasi pusat penyimpanan.
Bagaimanapun juga data terpusat mempunyai satu titik kelemahan, yakni ketika komputer pusat tidak berfungsi maka yang lain tidak bisa beroperasi. Dan kadangkala kecepatan akses bermasalah, jika user tersebar di berbagai tempat yang jauh dan harus mengerjakan manipulasi semua data, maka akan terjadi kelambatan atau akses menjadi sangat lambat.
 
Data Terdistribusi (Distributed Database)
Penggandaan semua database atau sebagian database ke lebih dari satu tempat/lokasi, yang biasanya lebih dekat dengan user. Ada 2 tipe data terdistribusi :
 
  • Replicated Database
Penggandaan (copy) semua database ke beberapa lokasi, dengan
tujuan utama untuk mengatasi permasalahan apabila terjadi
kegagalan pada database pusat, selain itu juga meningkatkan respon
terhadap akses oleh user.

  • Partitioned Database
Penggandaan (copy) sebagian database ke suatu tempat/lokasi lain, biasanya bagian yang digandakan adalah bagian database yang sangat dibutuhkan oleh user pada lokasi tersebut. Pengaksesan akan lebih cepat karena database berada dekat dengan user.

 

sumber : https://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/06/pengorganisasian-data-dan-informasi/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: