PENGUSAHA BORDIR (Desa Daren, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara)

Perkembangan industri-industri kecil sebagai salah satu strategi dari kebijakan nasional, berperan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara nyata menyeluruh di masyarakat. Munculnya industri kecil sebagai wujud partisipasi warga terhadap negara karena telah menyerap tenaga kerja untuk menyalurkan skill, membuka lapangan pekerjaan baru serta kontribusi terhadap pendapatan Negara. Industri kecil saat ini dapat bertahan atau eksis hingga mengalami kemajuan yang berarti untuk menopang perekonomian di Indonesia. Dahulu yang kerap diandalkan oleh pemerintah dalam menopang perekonomian Negara adalah sektor industri besar. Namun sekarang berbalik arah digantikan oleh sektor industri kecil.

Sekarang ini, industri kecil seperti usaha bordir sudah mengalami perkembangan yang pesat. Masyarakat sudah mulai menciptakan usaha-usaha bordir yang menggunakan alat-alat serba canggih sebagai alat bantu dalam menunjang kualitas produksinya. Hal tersebut menjadikan peluang usaha yang dapat membantu ekonomi serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.

Salah satu industri kecil yang telah diciptakan masyarakat yaitu usaha bordir. Usaha bordir ini berada di desa Daren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.   Merupakan desa yang masyarakatnya memiliki skill dalam seni bordir. Dari keahliannya, banyak masyarakat yang membuka usaha bordir untuk menunjang perekonomiannya. Beragam usaha-usaha bordir yang telah dijalankan oleh masyarakat desa Daren yaitu seperti membordir seragam, mukena, kerudung, baju hem, kebaya, dan lain-lain. Pengusaha bordir yang bersedia menjadi informan yaitu ibu Ni’mah. Pemilik usaha bordir yang awalnya seorang penjahit memiliki keinginan untuk membuka usaha bordir. Akhirnya, dengan berjalannya waktu dapat membuka usaha bordir yang sekarang ini sudah beroperasi selama 10 tahun. Untuk mengetahui lebih jelas dari usaha bordir tersebut dapat dijelaskan di bawah ini.

PENGUSAHA BORDIR

(Desa Daren, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara)

Pemilik usaha bordir yang kami temui adalah Ibu Ni’mah. Dia salah satu pengusaha bordir di Desa Daren yang tetap eksis hingga sekarang, Ibu Ni’mah bertempat tinggal di Desa Daren Rt.5 Rw.1 Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara. Sebelum mengawali usaha bordir, dia adalah seorang penjahit. Lalu Ibu Ni’mah berfikir jika hanya menjadi seorang penjahit maka tidak akan maju usaha yang akan dirintisnya. Selain itu, adanya faktor lain seperti pendapatan yang kurang tinggi. Pada waktu itu Ibu Ni’mah mengikuti kursus bordir selama 10 jam dan langsung bisa, akhirnya Ibu Ni’mah memutuskan untuk membuat usaha bordir dengan cara kursus atau belajar membordir. Sekitar tahun 2005, dia mengawali usaha bordirnya. Sekarang ini, usahanya sudah berjalan selama 10 tahun lamanya.

Karyawan atau pekerja bordir yang dimiliki Ibu Ni’mah sekarang ini berjumlah 13 orang. Karyawannya mulai bekerja dari pukul 07.30 sampai 16.00 WIB. Mereka bekerja hanya membordir kain yang sudah digambar oleh ibu Ni’mah sendiri. Para pekerja berasal dari desa setempat yang terdiri dari kerabat maupun tetangga dekat rumah Ibu Ni’mah. Kebanyakan para pekerja berusia muda, namun ada pula yang sudah berkeluarga. Syarat untuk menjadi karyawan disini yaitu harus tetap bekerja tidak boleh berganti-ganti tempat kerja, karena untuk mencari para pekerja juga sangat sulit. Pekerja diberikan toleransi apabila mereka sedang ada kepentingan seperti proses melahirkan. Namun setelah selesai, harus tetap kembali bekerja seperti biasanya. Para pekerja juga diberikan kemudahan dari Ibu Ni’mah. Jika pekerja tidak memiliki mesin jahit dapat dipinjami saat proses membordir. Bahkan ada pula mesin jahit yang boleh dibawa pulang (karyawan bekerja dirumah masing-masing dengan mesin jahit yang diberi Ibu Ni’mah) biasanya yang demikian karyawan yang selesai melahirkan. Saat ini, mesin jahit yang dimiliki sekitar 10 buah. Menggunakan merek “JUKI” dengan harga kurang lebih tiga juta per satu alat. Selain itu, Ibu Ni’mah juga memiliki dua pekerja solder.

Bahan-bahan seperti kain dan benang yang digunakan untuk produksi sangat bervariasi. Ibu Ni’mah membeli bahan tersebut di berbagai tempat langganan yang berada di pasar Kliwon Kudus. Dia memiliki tiga tempat langganan utama untuk mendukung usahanya. Setiap pembelian bahan-bahan ibu Ni’mah harus mengeluarkan uang kurang lebih sekitar Rp. 1.500.000,- untuk usaha bordirnya.

Usaha bordir yang diproduksi Ibu Ni’mah diantaranya seperti kerudung segi empat bordir, mukena bordir, baju hem, dan kebaya. Kerudung memiliki beragam variasi mulai dari bahan, warna, dan motif bordir yang digunakan. Untuk harga, menyesuaikan dengan kualitas yang diproduksinya. Apabila kualitas yang tinggi, harga kerudung berkisar dari Rp. 25.000, – keatas. Sedangkan dengan kualitas yang rendah, dapat dibeli dengan harga Rp. 15.000,. Kemudian untuk produksi mukena menggunakan bahan-bahan yang berbeda dengan motif bordir yang berbeda pula ada yang bahannya dari kain sutera, parasit, maupun kain katun. Untuk harga mukena yang ditawarkan berkisar Rp. 120.000,- sampai Rp. 200.000,-. Usaha bordir di distribusikan ke berbagai wilayah dari dalam maupun luar kota Jepara. Untuk wilayah luar Jepara seperti kota Kudus yang biasanya di pasarkan di pasar Kliwon Kudus. Kemudian, wilayah Karimun Jawa, Sumatera, dan lain-lain. Wilayah Karimun Jawa, biasanya memesan mukena yang memiliki kualitas tinggi dengan harga mulai dari Rp. 150.000,- keatas. Sedangkan wilayah Sumatera biasanya memesan mukena sebesar tiga kodi untuk dikirimkan ke wilayahnya. Selain produksi bordir, ibu Ni’mah juga menerima pesanan dari orang lain yang ingin dibuatkan baju sesuai keinginannya. Baju yang ditawarkan oleh Ibu Ni’mah seperti kemeja. Ada pula kebaya yang beraneka ragam warna kainnya sesuai minat para membelu. Untuk mengenali produksi usaha bordir dari Ibu Ni’mah dapat diketahui dengan label “Syarif“.

Kerjasama yang kami tawarkan kepada ibu Ni’mah yaitu mengonlinekan usaha produksinya melalui media sosial seperti, Internet, Facebook, BBM, Twitter, Path, Instagram maupun Toko online lainnya. Kami akan membuatkan sebuah toko online bernama “Syarif Shop“ yang berisi barang-barang dagangan seperti kerudung, mukena, kebaya dan kemeja untuk dipasarkan kepada para konsumen melalui media sosial. Selain itu, kami juga akan memberikan design tentang mode atau trend jaman sekarang apa yang harus diproduksi untuk usaha bordir Ibu Ni’mah agar tetap eksis dan berkembang pesat hingga saat ini.

Kesimpulan

Pengusaha Bordir yang ada di Desa Daren Kecamatan Nalumsari perlu dilestarikan. Salah satunya usaha konveksi bordir milik Ibu Ni’mah. Seiring perkembangan zaman, teknologi untuk membordir sudah menggunakan sistem bordir dengan mesin yang sangat canggih dengan gambar yang sudah di design dengan komputer. Namun usaha Bordir yang dikerjakan Ibu Ni’mah masih menggunakan mesin bordir manual (juki) dalam segi teknologi Ibu Ni’mah tergolong belum maju. Pengusaha Bordir harus mengembangkan usahanya dengan strategi usaha, serta memperhatikan berbagai aspek dan faktor yang diperlukan dalam mengembangkan usaha. Sehingga jika tidak mengembangkan usaha dengan baik dan bijak maka usaha akan mengalami kebangkrutan. Sebaliknya jika mengembangkan usaha dengan baik maka bisa menjadi pengusaha yang berhasil dan sukses. Harapan untuk kedepan, produk yang dihasilkan para pengusaha Bordir di Desa Daren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara semakin beragam tidak hanya mukena, kebaya, jilbab dan kemeja.

Saran

Untuk pemerintah, diharapkan mampu memfasilitasi atas usaha yang telah ditekuni oleh para pengusaha bordir yang ada di Desa Daren. Rata-rata para pengusaha menginginkan bantuan dari segi fasilitas dan tempat untuk memperbesar usahanya mereka. Dengan terpenuhinya fasilitas-fasilitas tersebut, para pengusaha akan mempekerjakan warga sekitar untuk membuka kursus bordir dan mengajak para warga ikut serta berperan aktif dalam hal pemasaran produk. Sedangkan ntuk pengusaha, harus mengembangkan usaha dengan cara yang sekreatif mungkin dan perlu adanya pengetahuan yang lebih mengenai pemasaran karena hampir rata-rata masyarakat Desa Daren masih gaptek. Misalnya dalam hal penjualan online (shopping online) di media sosial yang marak saat ini. Dengan masyarakat menjual barang produksinya melalui media sosial yang ada di internet, maka akan dikenal oleh kalangan masyarakat yang lebih luas. Semakin berkembangnya produk di pasaran, maka semakin banyak pula konsumen dan pendapatan yang diperoleh para pengusaha bordir. Tentu Desa Daren semakin sejahtera perekonomiannya, maju dan dikenal oleh daerah-daerah luar.

Tugas ini untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Moh. Solehatul Mustofa

6 comments

Skip to comment form

  1. saya setuju dengan artikel yang anda buat

    1. Terima kasih kakak 🙂

  2. artikelnya menambah wawasan

    1. iya kakak terima kasih, akan saya kembangkan lagi.

  3. semnagat mbak inung

    1. Iya semangat. Kamu juga 😉

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: