NIKOTIN- Akrab tapi Me

Posted by: Min Zahrotil Umami in Uncategorized Add comments

Gambar bentuk molekul Nikotin

Nikotin merupakan slah satu bahan beracun. Nikotin yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami metabolisme di ginjal. Sebagai zat yang larut di dalam air, nikotin akan dibuang melalui hati dan dapat keluar bersama dengan urin. Sebagian besar nikotin dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urin. Sebatang rokok yang mengandung 1-3 miligram nikotin membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 8 jam untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.

Perokok berat yang sudah merokok dalam jangka waktu lama dan jumlah yang banyak memiliki kadar nikotin yang lebih tinggi, sehingga waktu pembuangan nikotin akan menjadi lebih panjang. Ketika seseorang berhenti merokok, tubuh memerlukan waktu 2 hingga 3 hari untuk mengeliminasi nikotin. Akan tetapi karena nikotin dalam beberapa bagian berakhir pada bagian lain tubuh, seperti sel lemak, maka pengeluaran nikotin membutuhkan waktu yang lebih lama. Bentuk metabolisme lain dari nikotin yaitu kotinin akan menetap didalam tubuh hingga sekitar 30 hari.

Nikotin memberikan efek rileks dan membuat penggunanya menjadi lebih bersemangat dan energik atau sebaliknya. Namun, penggunaan nikotin yang berlebihan dapat menyebabkan ketagihan. Disaat seseorang mengkonsumsi kafein maka akan terjadi pelepasan adrenalin di tubuh yang menyebabkan pelepasan cadangan glukosa ke darah sehingga penggunanya tidka merasa lapar. Dalam jangka panjang nikotin dapat menyebabkan peningkatan kolesterol yang akan menyebabkan faktor resiko terjadinya sakit jantung atau stroke.

Pengaruh Nikotin pada Otak

Selain tubuh, nikotin juga mengakibatkan kerusakan pada otak. Otak terdiri atas jutaan neuron atau sel yang mentransfer informasi ke seluruh sistem saraf. Antara dua neuron terdapat sinapsis, di mana informasi ditransmisikan. Neuron melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang mengikat sel neuron lain sehingga membentu jalinan. Di otak, nikotin mengikatkan dirinya ke subset neuron yang biasanya mengikat asetilkolin neurotransmitter. Hal tersebut akhirnya menghalangi neuron mentransmisikan pesan-pesan yang berkaitan dengan gerakan otot dan tingkat energi.

Ketika nikotin memblok reseptor tersebut, tubuh akan melepaskan lebih banyak asetilkolin  dalam upaya untuk menemukan sinapsis antar neuron. Asetilkolin yang berlebih lantas membuat otak melepaskan neurotransmitter lain yang disebut dopamin yang mengontrol pusat kesenangan/kenyamanan pada otak. Peningkatan kadar asetilkolin membuat orang merasa lebih waspada, sedang peningkatan dopamin membuat seseorang merasa rileks. Tingginya tingkat asetilkolin dan dopamin menjadi sinyal bagi otak untuk melepaskan endorfin dan glutamat. Endorfin menghasilkan perasaan senang atau rileks sedangkan glutamat merekam sensasi rileks ini sehingga mendorong penggunaan lebih lanjut yang ujungnya menyebabkan kecanduan nikotin

Leave a Reply

Skip to toolbar