Esensi Birokrasi

Banyak orang mengeluhkan tentang birokrasi. Keluhan ini biasanya keluar lantaran mereka mengalami pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan ketika berurusan dengan birokrasi dan pelayanan publik. Tetapi, apakah sebenarnya birokrasi itu?

Jika kita melihat Merriam Webster Dictionary, birokrasi didefinisikan sebagai “Government characterized by specialization of functions, adherence to fixed rules, and a hierarchy of authority”. Yaitu, pemerintah yang bercirikan spesialisasi fungsi, ketaatan pada aturan yang telah ditentukan, serta adanya hierarki wewenang.

Pengertian ini selaras dengan esensi birokrasi yang dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920), seorang sosiolog terkemuka dan tokoh penting dalam pengembangan teori birokrasi. Weber menyebut enam elemen dasar dalam birokrasi:  1) pembagian kerja dan wewenang yang jelas; 2) struktur yang hierarkis; 3) pedoman tertulis tentang kriteria kinerja; 4) rekrutmen pegawai yang didasarkan pada keahlian dan kemampuan; 5) sistem karier yang jelas; dan 6) tugas dan wewenang yang melekat pada posisi jabatan, bukan pada individu atau perorangan (Jaffee, 2001).

Enam elemen dasar tersebut membedakan tata kelola organisasi ala birokrasi dengan tata kelola organisasi tradisonal lain yang didasarkan pada kharisma atau tradisi masyarakat semata. Bayangkan Anda berada dalam organsasi yang tradisional di sebuah masyarakat yang primitif. Di sana tidak ada pedoman tertulis tentang kriteria kinerja. Bagaimana seorang pekerja dianggap memiliki performance yang baik atau buruk tidak didasarkan pada kriteria yang jelas. Akibatnya, reward atas kinerja pun tidak pasti dan cenderung “sesuka hati” pimpinan saja. Demikian pula halnya dengan sistem karier. Tidak ada aturan atau pedoman yang jelas tentang jenjang karier, kepangkatan, serta mutasi atau promosi jabatan.

Birokrasi diciptakan agar tata kelola organisasi lebih terukur dan rasional. Terukur artinya semua pihak yang terlibat dalam organisasi punya panduan dan pedoman yang pasti tentang segala hal terkait tata kelola organisasi. Rasional artinya tata kelola organisasi didasarkan pada standar yang jelas, logis, dan dapat diterima oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Dengan karakteristik yang demikian, birokrasi menjadi jawaban atas kebutuhan organisasi modern yang pengelolaannya melibatkan orang banyak, namun membutuhkan tata kelola organisasi yang lebih teratur, rapi, disiplin, dan sistematis. Lepas dari itu semua, birokrasi bukan tanpa kelemahan. Apa saja kelemahan birokrasi? Nantikan pembahasannya di bagian lain dalam blog kecil ini, insyaallah 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: