MATERI ANTROPOLOGI KELAS XI : PERSAMAAN DAN PERBEDAAN INSTITUSI SOSIAL

Salam Agent Of Change!

       Setelah kita mempelajari dan memahami semua materi pembelajaran antropologi kelas X, maka kali ini kita akan mempelajari dan memahami apa saja materi-materi pembelajaran antropologi di Kelas XI kurikulum 2013. Materi antropologi kelas XI yang kedua adalah terkait dengan “Persamaan dan perbedaan institusi-institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia.” Untuk lebih memahami pembahasan apa saja yang terdapat dalam materi ini dapat kalian lihat dan baca tulisan dibawah sebagaimana berikut :


Persamaan Institusi-institusi Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia

       Berikut ini beberapa persamaan yang terdapat dalam institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia. Yang mana tentu saja bahwa setiap kebudayan yang terdapat di dalam masing-masing daerah atau berbagai suku bangsa di Indonesia mengandung berbagai macam aspek kehidupan masyarakat yang kemudian telah diklasifikasikan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal (Koentjaraningrat,2009) yakni :

  1. Sistem religi
  2. Sistem organisasi masyarakat
  3. Sistem Pengetahuan
  4. Bahasa
  5. Kesenian
  6. Sistem mata pencaharian
  7. Sistem teknologi dan peralatan

     Dimana tujuh unsur kebudayaan tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam kehidupan masyarakat. Adanya berbagai institusi sosial yang ada di dalam masyarakat suku bangsa ini dapat kita katakan sebagai sebuah sistem yang didalamnya berguna untuk mengatur segala tingkah laku manusia berdasar kebudayaan yang ada di dalam setiap suku bangsa tersebut.

Perbedaan Institusi-institusi Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia

        Dua hal ini saling beriringan dimana ada persamaan disitu juga terdapat sebuah perbedaan. Berikut ini akan dijelaskan sedikit mengenai  dua kebudayaan yang berbeda antara masyarakat yang berasal dari Ambon dan Jawa, dimana didalamnya mencakup beberapa unsur dari 7 unsur kebudayaan, yakni :

Kebudayaan Ambon

       Mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat Ambon sebagai petani di ladang, oleh karena itu masyarakat Ambon pada daerah lereng gunung masyarakatnya menanam kentang meskipun hanya beberapa saja. Adapun sistem kekerabatan masyarakat Ambon berdasarkan pada hubungan patrilineal yang didapingi oleh pola menetap patrilokal. Adapun masyarakat Ambon terdapat beberapa jabatan dalam administrasi desa (lembaga sosial desa) antara lain, Kepala desa, kepala adat, dan kepala bagian (kepala soa). Selain itu jabatan lainnya diisi oleh tuan tanah, kapitan, kewang, marinyo yang semua pejabatnya masuk kedalam suatu dewan desa bernama badan saniri negeri atau saniri raja. Mayoritas masyarakat suku bangsa Ambon menganut agama Kristen dan Islam. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh penjajahan Portugis dan Spanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan agama kristen dan pengaruh kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan Islam di wilayah Maluku. Kemudian, terkait dengan fasilitas dalam bidang pendidikan formal di daerah Maluku, seperti SD, SMP, SMA, dan jenjang pendidikan tinggi lainnya di kota Ambon sudah lebih baik, apabila dibandingkan pada saat zaman dahulu di masa penjajahan.

Kebudayaan Jawa

        Jika kita lihat dari bentuk fisik dari rumah atau tempat tinggal masyarakat Jawa pada umumnya yakni mereka memiliki bentuk rumah seperti rumah joglo, limasan dan situbondo. Mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat Jawa adalah sebagai petani, nelayan, peternak, kerajinan dan lain sebagainya. Karena memang tanah di suku bangsa jawa sendiri sangat subur dan kandungan unsur haranya pun cukup baik. Kemudian pada sistem kekerabatan yag berada di Jawa, keturunan dari orang tua kita baik ibu maupun bapak mempunyai hak yang sama. Sehingga dalam pembagian tugas atau warisan di dalam keluarga sendiripun tidak ada anak yang lebih ditonjolkan (pilih kasih) antara anak satu dengan anak yang lain (jika di dalam keluarga tersebut memiliki banyak anak).

            Sebagaimana yang kita ketahui di dalam kehidupan dan sistem sosial masyarakat suku bangsa Jawa dari dahulu hingga sekarang, masih terdapat suatu kebiasaan dalam stratifikasi sosial suku bangsa Jawa yang mana semua itu dikenal dengan 4 tingkatan stratifikasi sosial dari yang atas sampai bawah, antara lain :

  • Priyayi (PNS dan orang yang mempunyai gelar S1, S2, S3)

        Misalnya : Dimana individu yang mendapat gelar disini bekerja sebagai Tenaga Pendidik (Guru), Dokter, Kepala Desa dan lain sebagainya.

  • Ningrat (merupakan sebutan untuk anggota keraton).
  • Santri (orang yang belajar di pondok).
  • dan wong cilik (petani dan buruh)

      Pada sistem religi (agama) yang masyarakat suku bangsa Jawa anut adalah mayoritas agama Islam, akan tetapi ada sebagain besar lainnya yang beragama Kristen dan katholik. Sedangkan, pada sistem keseniannya masyarakat Jawa mempunyai beragam macam kesenian salah satunya adalah kesenian tarian sintren (yang ada di daerah Pemalang) yang mana merupakan daerah tempat tinggal penulis.

      Untuk membantu kalian agar lebih mudah dalam memahami konsep persamaan dan perbedaan institusi sosial itu sendiri bagaimana. Disini terdapat suatu link bacaan dari salah satu sumber berita yuk klik link berikut :

https://www.kompasiana.com/rolansihombing/gereja-dan-konflik-kekerasan-sosial_550036d3813311fb16fa7487

Penugasan

Setelah membaca dan memahami penjelasan materi di atas seberapa besar tingkat pemahaman kalian akan materi ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

  1. Bagaimana persamaan dan perbedaan dari institusi sosial yang ada dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia berdasarkan pemahaman Anda? Jelaskan dengan menggunakan bahasa anda sendiri!
  2. Analisislah perbedaan dan persamaan yang terdapat dalam kebudayaan suku bangsa Ambon dan suku bangsa Jawa!
  3. Analisislah kasus yang kalian baca dari link diatas berdasarkan dengan pemahaman Anda mengenai salah satu aspek yang terdapat dalam 7 unsur kebudayaan universal yang telah di jelaskan!

Sumber :

Koentjaraningrat, dkk. 1971. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: