Dalam Keadaan Apapun Berusahalah Untuk Tetap Tidak Sombong

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat pertama,
Sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua,
Sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga,
Sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik,
Semakin tinggi tingkat kesombongan,
Semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari, kita memeriksa batin kita, pikiran kita.

Kita ini manusia hanya seperti debu, yang suatu saat akan hilang dan lenyap, meninggal.

Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang dalam. Mari berlatih untuk menghindari segala bentuk kesombongan.

Puisi

Jangan kau tanya mengapa aku berdiri disini

sebab bertanya atau tidak

sama saja takkan ada jawaban

andai aku jelaskan kerinduanku padamu

maka kurusnya badanku lebih jelas untuk mengadu

sampai-sampai kerinduan membuatku resah dan gelisah

hingga badanku kurus kering laksana huruf alif tak berharokat

jangan kau tanya mengapa aku berdiri disini

sebab bertanya atau tidak

sama saja takkan ada jawaban

hinaan, cacian, makian dari kawan-kawan

semuanya dalam kesetiaan

merenungku disini bukan karna bingung atau linglung

tapi memikirkan umat yang berwajah murung

meski wajahmu tidak masuk koran dan televisi

tapi hatiku tetap damai bercinta bersama Robbi

Guru…tapak istiqomahmu terpatri dalam hatiku

Pendidikan Berorientasi Lingkungan#2

Pada saat ini perubahan lingkungan terjadi begitu cepat, banyak bencana alam terjadi, dimana hal tersebut akan berdampak bagi kehidupan di masa yang akan datang.  Beberapa musibah alam yang terjadi akhir-akhir ini adalah kabut asap di Riau aibat pembakaran hutan secara sengaja oleh 4 perusahaan , penumpukan sampah di TPST di Bantargebang yang belum ada solusinya dan masih banyak masalah lain.

Berbagai masalah tersebut membuat dunia akademis berfikir apakah pendidikan tentang lingkungan masih kurang? apakah upaya peningkatan kepedulian akan lingkungan kurang? hal tersebut membuat dunia akademis berfikir tentang upaya-upaya peningkatan kesadaran akan lingkungan. Maka dicetuskanlah sebuah ide yaitu di bentuknya pendidikan yang berorientasi pada lingkungan. Dimana dalam pendidikan tersebut diberikannya pemahaman tentang menjaga keseimbangan lingkungan. Sehingga masalah-masalah tersebut tidak akan terjadi jika semua orang memiliki pemahaman tersebut.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

 

Universitas Konservasi untuk Indonesia#1

Universitas merupakan tempat dibentuknya generasi-generasi muda yang unggul dan memiliki pengetahuan tentang pembangunan berwawasan masa kini yang dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang. Salah satu langkah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan cara mengubah sikap dan perilaku dari mahasiswa menjadi mahasiswa yang memiliki pengetahuan serta keterampilan yang lebih, memiliki kesadaran tentang lingkungan beserta masalah-masalahnya yang pada akhirnya akan membuatnya memiliki semangat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan untuk kepentingan masa depan, serta memiliki pemahaman tentang kebudayaan yang dimiliki.

Usaha nyata yang dapat ditempuh adalah dengan dibentuknya universitas konservasi. Dengan dibentuknya universitas konservasi dan penerapan nilai-nilai konservasi pada mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat berfikir kritis tentang masalah-masalah lingkungan yang terjadi saat ini.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”