konflik

konflik

Pertentangan (konflik) dalam masyarakat sangatlah mungkin terjadi dalam suatu masyarakat, terlebih masyaraka. Terlebih masyarakat mungkin pula menjadi suatu penyebab akan adanya perubahan sosial dan kebudayaan. Sehingga pertentangan-pertentangan sangatlah mungkin terjadi diantara mereka, baik itu antar individu maupun antar kelompok.  Terlebih masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan sebagainya. Perbedaan yang demikian juga sangatlah memungkinkan masyarakat Indonesia mengalami konflik, baik itu konflik antar individu, antar ras, antar suku, dan antar kelompok sosial lainnya. Selain itu interaksi sosial yang berjalan dalam masyarakat juga sangat berpotensi menghasilkan konflik sosial mengingat tidak semua interaksi sosial yang ada dalam masyarakat dapat berjalan dengan lancar.

                 Dalam Budiyono (2009), kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “configure” yang artinya saling memukul. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokkan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa konflik adalah dua hal atau lebih yang saling bertentangan dimana berusaha menyingkirkan pihak lawan dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

  1. Faktor-Faktor Penyebab Konflik

Konflik yang terjadi di masyarakat tidak terjadi begitu saja. Melainkan disebabkan karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan konflik itu terjadi, adapun menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor penyebab konflik yaitu:

  1. Perbedaan antar individu

Sebagai mahluk individu, manusia memiliki sifat yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Sehingga pada saat berlangsungnya interaksi maka individu akan mengalami proses adaptasi dan pertentangan dengan individu lainnya. Apabila terdapat ketidaksesuaian maka hal ini akan menyebabkan konflik.

  1. Perbedaan kebudayaan

Kebudayaan sering dianggap sebagai sebuah ideologi oleh suatu masyarakat, sehingga memicu terjadinya konflik. Anggapan yang berlebihan terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh sebuah kelompok menempatkan kebudayaan sebagai sebuah tingkatan sosial. Sehingga kebudayaan milik sendiri dianggap lebih tinggi daripada kebudayaan lain. Adanya sifat primodialisme dan etnosentrisme inilah yang nanti akan menyebabkan suatu konflik. Karena pada saat bersanding dengan kebudayaan kelompok lain maka hanya menganggap bahwa kelompoknya sendiri yang paling bagus. Sehingga perbedaan kebudayaan ini akan menyebabkan pola pikir dan tingkah laku yang berbeda pula pada tiap dalam orang  kelompok berbeda.

  1. Perbedaan kepentingan

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan berbeda-beda kebutuhannya, perbedaaan kebutuhan ini akan berubah menjadi kepentingan yang berbeda-beda. Karena masihng-masing pihak berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian maka faktor perbedaan kepentingan ini juga dapat menyebabkan terjadinya konflik

  1. Perubahan sosial

 Perubahan sosial dapat terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat. Dengan demikian maka  masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan sosial tersebut akan timbul konflik sebagai proses pertentangan karena adanya nilai dan norma yang tidak lagi sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat.

Bentuk – Bentuk Konflik

Soerjono Soekanto membagi lima bentuk khusus konflik atau pertentangan yang terjadi dalam masyarakat :

  1. Konflik Pribadi

Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi. Di dalam konflik pribadi ini masing-masing pihak yang bertikai akan saling mengejek, memaki, dan bahkan terjadi perkelahian secara fisik.

  1. Konflik Rasial

Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid.

  1. Konflik Politik

Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963. Masalah politik banyak menyulut ketidaknyamanan dan menimbulkan konflik dalam masyarakat. Konflik ini menyangkut konflik antar golongan dalam masyarakat maupun antar Negara dalam kaitannya perebutan kekuasaan.

  1. Konflik Antarkelas Sosial

Konflik antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.

  1. Konflik Internasional

Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan. Yang biasanya berawal dari konflik antara dua negara yang disebabkan karena masalah politik atau ekonomi. Konflik berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang dipertentangkan.

  1. Konflik Antarkelompok

Konflik antarkelompok terjadi karena adanya persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas.

Konflik yang terjadi pada masyarakat memeliki dampak. Namun tidak semua konflik dalam masyarakat memiliki dampak negatif, melainkan juga berdampak positif. Diantara dampak positif dari adanya konflik diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang masih perlu ditelaah.
  2. Konflik memungkinkan penyesuaian nilai, norma dalam masyarakat
  3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
  4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
  5. Sebagai sarana menyeimbangkan kekuatan dalam masyarakat
  6. Konflik dapat memunculkan komitmen baru antar pihak yang bertikai

Adapun diantara dampak negatif konflik adalah sebagai berikut:

  1. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok
  2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia
  3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-hal positif atau negative
  4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah

 

kekerasan

            Kekerasan merupakan bentuk lanjutan dari suatu konflik sosial. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

                Adapun dalam Dani Ramdani(2015), kekerasan didefinisikan sebagai bentuk lanjutan dari adanya konflik sosial dimana kekerasan ini biasa dilakukan untuk mencederai seseorang yang menyebabkan kerusakan fisik maupun barang. Sehingga kekerasan dapat berupa tindakan langsung (melukai dengan sengaja, membunuh, memperkosa) maupun tidak langsung(memfitnah dan meneror). Yang demikianlah maka dapat dikategorikan sebagai tindakan kekerasan.

            Dalam Dani Ramdani(2015) menyebutkan bahwa perilaku kekerasan yang dilakukan pada dasarnya dilatarbelakangi beberapa faktor yang berdasarkan teori berikut:

  1. Teori Faktor Individual

Tingkat agresivitas seseorang sangat mempengaruhi tindak kekerasan yang mungkin ditimbulkan. Teori faktor individual ini biasa berhubungan dengan factor kejiwaan atai factor social yang erat kaitannya dengan individu.

  1. Teori Faktor Kelompok

Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik antarsupoter bola

  1. Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan timbul karena perubahan social yang terjadi secara cepat dan masyarakat belum siap dengan perubahan tersebut.

Upaya Penyelesaian atau Pengendalian Konflik dan Kekerasan

  1. Akomodasi

Proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi juga berarti sebagai usaha manusia untuk meredakan dan menghindari konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

  1. Negosiasi atau Kompromi

Upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing-masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.

  1. Arbritasi

Bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara meminta bantuan ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. keputusan yang dibuat harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.

  1. Mediasi

Penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak ketiga yang sifatnya netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak manapun.

  1. Konsiliasi

Pengendalian konflik yang dilakukan dengan bantuan lembaga tertentu yang diharapkan mampu memberikan keputusan yang adil untuk kedua pihak.

Sumber:

Budiyono. 2009.BSE Sosiologi 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta : Pusat Perbukuan

Ramdani, Dani. 2015. “Materi Kelas XI Bab 4 Konflik Kekerasan”.tersedia : https://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id (diakses pada  7 Desember 2015 pukul 15.35)