Recent Comments

Archives

Categories

Membangun Rumah Ilmu untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi

GENGGAM ILMU, PERTAHANKAN NILAI KONSERVASI #1

Salah satu kegiatan mahasiswa pada umumnya adalah belajar. Dimana mereka diberikan amanat oleh Allah SWT berupa kesempatan belajar di Universitas ditengah-tengah persaingan ribuan orang yang menghendakinya. Tidak hanya belajar saja, tetapi juga mampu dalam mengembangkan dan memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan. Sebagai mahasiswa yang memiliki arti “orang yang besar” itu artinya kita tidak hanya sudah dewasa, sudah harus meninggalkan kebiasaan saat SD, SMP bahkan SMA/SMK/MA, dan pastinya harus memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas, bisa didapatkan dimana saja, seperti di kelas perkuliahan, dalam organisasi, juga tak lupa perpustakaan.

Perpustakaan bisa juga diartikan sebagai tempat gudang ilmu, rumah ilmu, tempat penambah wawasan, dan masih banyak lagi sebutan perpustakaan dalam hal untuk mendapatkan ilmu. Ketika kita memutuskan untuk melangkahkan kaki ke perpustakaan, kita sudah memiliki niat yang baik yaitu ingin mendapatkan wawasan luas yang bermanfaat bagi kita. Perpustakaan yang menyediakan ribuan buku dari tiap-tiap bidang dengan judul yang menarik untuk dibaca. Ribuan buku itulah yang menjadi sumber kita dalam menambah wawasan dalam diri kita sebagai mahasiswa.

Tidak hanya buku saja yang menjadi sebuah keutamaan di dalam sebuah perpustakaan, tetapi juga sebuah kenyamanan yang mampu membuat nyaman mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan. Misalnya dalam bidang teknologi, ruang perpustakaan yang ber-AC menjadi salah satu kenyamanan yang dibutukan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan di perpustakaan. Dan yang tak kalah lagi, di zaman yang canggih akan teknologi ini, perpustakaan telah menggunakan sistem online dalam pencatatan peminjaman maupun pengembalian. Zaman dahulu yang masih dengan menggunakan buku untuk pencatatan, kini sudah menjadi sistem online. Sistem yang otomatis mampu mendeteksi beberapa kegiatan perpustakaan, salah satunya mendeteksi keterlambatan dari peminjam dalam mengembalikan buku, juga untuk arsip bagi pihak perpustakaan. Tujuan sistem online ini, agar perpustakaan tetap mempertahankan nilai konservasi yang telah ada yaitu pilar kebijakan nirkertas. Kita sudah melakukan penghematan dalam penggunaan kertas.

Bidang lingkungan juga menjadi tolak ukur dalam penilaian perpustakaan yang tetap mempertahankan nilai konservasi. Ketika seorang pembaca telah merasa bosan membaca di dalam ruangan perpustakaan, area sekitar perpustakaan menjadi pilihan alternatif bagi pembaca untuk melanjutkan aktivitasnya. Gambaran untuk perpustakaan yang diharapkan dari setiap pembaca/pengunjung perpustakaan pada umumnya misalnya sekitar area perpustakaan harus diidentikkan dengan suasana pepohonan hijau nan rindang, apalagi ketika daerah perpustakaan merupakan daerah dengan cuaca panas, hal ini menjadi sebuah kenyaman juga bagi mahasiswa yang hendak mengunjungi perpustakaan. Tak lupa dilengkapi juga dengan tempat duduk dan meja yang melingkar di bawah pohon, yang memungkinkan pembaca untuk berdiskusi dengan orang lain, atau bentuklah menjadi sebuah gazebo yang memungkinkan berdiskusi dengan banyak orang. Berdiskusi dengan orang banyak menjadi sebuah keuntungan tersendiri, karena kita juga mendapat wawasan dari orang lain yang mungkin memiliki wawasan yang luas. Ini juga sebagai perwujudan dalam salah satu nilai konservasi yaitu pilar etika budaya. Budaya yang dimaksud salah satunya seperti budaya berdiskusi. Sebagai pembaca yang juga merupakan mahasiswa, diharuskan untuk meningkatkan budaya berdiskusi, karena manfaat dari berdiskusi sangat banyak sekali, menambah teman dalam berdiskusi, melatih kita untuk aktif berbicara, kita juga menjadi tahu cara berpikir dari peserta diskusi, juga tak lupa kita menambah wawasan luas dari pendapat peserta diskusi yang memiliki pemikiran yang berbeda dengan kita, kita juga bisa menilai seberapa jauh wawasan kita mengenai tema yang sedang didiskusikan.

Suasana bebas dari kebisingan alat transportasi juga menjadi hal yang diperlukan dalam melakukan kegiatan membaca, karena ketika membaca kita membutuhkan daya konsentrasi yang tinggi, agar otak mampu bekerja, sehingga kita memahami dan mengambil intisari dari apa yang kita baca. Untuk itu, hendaknya area perpustakaan diharuskan menjadi kawasan ramah liingkungan, yaitu kawasan bebas kendaraan berpolusi dan budayakan berjalan kaki.

Beberapa pemaparan tadi menjadi sebuah keinginan dan harapan agar dapat mewujudkan perpustakaan sebagai rumah ilmu yang tetap menerapkan nilai konservasi. Perpustakaan berbasis konservasi ini, diharapkan tidak hanya didirikan di Universitas yang memiliki sebutan Universitas Konservasi saja tetapi juga untuk semua perpustakaan yang ada di seluruh dunia. Ini menjadi hal yang bermanfaat sekali jika dapat diterapkan di semua perpustakaan. Tidak hanya belajar menerapkan nilai konservasi ,mendapat kenyamanan, juga hal utamanya yaitu kita mendapat ilmu.

 

“ Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan. “

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: