Home > ilmiah > Kecurangan Akademik; Fraud Triangle, Fraud Diamond, dan Fraud Pentagon

Kecurangan Akademik; Fraud Triangle, Fraud Diamond, dan Fraud Pentagon

 

Kecurangan akademik menjadi fenomena yang tidak pernah selesai untuk dipecahkan. Bentuknya beraneka ragam. Dan bisa terjadi kapan saja oleh siapa saja, baik mahasiswa maupun lainnya. Alasannya juga beraneka ragam. Sagoro (2013) berpendapat bahwa kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa sebenarnya ada yang disadari namun ada pula yang tidak disadari bahwa yang mereka lakukan sebenarnya merupakan sebuah tindakan kecurangan yang dapat dikenai sanksi. Adanya keinginan untuk memperoleh IPK tinggi, kebanggaan, atau hanya sebatas karena harga diri terkadang membuat mahasiswa melakukan tindakan kecurangan akademik. Hendricks (2004) dalam Sagoro (2013) mendefinisikan kecurangan akademik (academic dishonesty) merupakan berbagai bentuk perilaku yang mendatangkan keuntungan bagi mahasiswa secara tidak jujur termasuk didalamnya mencontek, plagiarisme, mencuri, dan memalsukan sesuatu yang berhubungan dengan akademis

Beberapa pendekatan digunakan untuk mendeteksi faktor determinan perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa, diantaranya konsep fraud triangle, fraud diamond, dan fraud pentagon. Konsep fraud triangle ini telah lama dikenal dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kecurangan keuangan. Konsep fraud triangle dikenalkan oleh Cressey (1953), seorang kriminolog dengan mengajukan argumentasi bahwa seseorang melakukan sesuatu (termasuk kecurangan) terdapat alasan yang mendasari. Elemen fraud triangle terdiri dari tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization) (Abdullahi dan Mansor, 2015; Tessa dan Harto, 2016).

Konsep fraud triangle ini telah diaplikasikan dalam memahami perilaku kecurangan akademik. Konsep fraud diamond kemudian dikembangkan untuk memahami faktor lain yang mempengaruhi perilaku kecurangan. Wolfe & Hermanson (2004) meyakini bahwa konsep fraud triangle dapat dikembangkan untuk pencegahan dan deteksi perilaku kecurangan dengan menambahkan satu elemen yaitu capability. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penipuan atau kecurangan tidak mungkin dapat terjadi tanpa orang yang memiliki kemampuan yang tepat untuk melaksanakan penipuan atau kecurangan tersebut. Kemampuan yang dimaksud adalah sifat individu melakukan penipuan, yang mendorong mereka untuk mencari kesempatan dan memanfaatkannya.

Konsep baru yang berkembang adalah fraud pentagon yang berusaha untuk lebih bisa menangkap faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kecurangan. Tugas (2012) mengajukan elemen kelima dalam konsep fraud pentagon yaitu external regulatory influence. Jika pengaruh regulasi ekternal lemah maka akan sangat memungkinkan terjadinya kecurangan. Tessa dan Harto (2016) menjelaskan bahwa teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Elemen kelima yang dimaksud adalah arogansi (arogance).

Dengan memahami faktor determinan terjadinya perilaku kecurangan akademik dalam beberapa perspektif dimungkinkan untuk dapat menentukan kebijakan pengendalian yang lebih efektif. Penelitian yang mampu mengekplorasi faktor determinan terjadinya perilaku kecurangan akademik dapat dilakukan. Pandangan lain mengenai kecurangan akademik, misalkan perkpektif tindakan kriminal juga perlu dihadirkan.

 

Referensi;

Abdullahi, R. and Mansor, N. (2015). Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond Theory; Understanding the Convergent and Divergent For Future Research. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, 5 (4), pp. 38–45.

Sagoro, E. M. 2013. Pensinergian Mahasiswa, Dosen dan Lembaga dalam Pencegahan Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, XI (2), hal. 54-67.

Tessa G., C. Dan Harto, P. (2016). Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan dan Perbankan di Indonesia. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016.

Tugas, F. C. (2012). Exploring a New Element of Fraud: A Study on Selected Financial Accounting Fraud Cases in the World. American International Journal of Contemporary Research, 2 (6), pp 112-121.

Wolfe, D. T. And Hermanson, D. R. (2004). The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud. The CPA Journal, December 2004, page 39-43.

 

 

Categories: ilmiah Tags:
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Skip to toolbar