Archive

Archive for May, 2017

PPT Jilid 11; Tenggelamnya Kampung Kincir

May 29th, 2017 No comments

Ramadhan kali ini sinetron kesayangan “Para Pencari Tuhan” alias PPT memasuki jilid yang ke 11. Sama dengan ulang tahun FE UNNES ya. Ke 11. Seperti biasanya datang di prime time masa ramadhan menjelang sahur. Mungkin deddy mizwar punya pertimbangan matang tentang hal ini.

PPT jilid ke 11 mengambil setting yang agak menegangkan di awal cerita. Saya tidak bisa menebak bagaimana akhirnya nanti. Yang jelas, awal-awal cerita sudah tentang banjir. Ya, banjir. Bencana alam yang sangat familiar dengan kita kala memasuki masa musim hujan. Tenggelamnya kampung Kincir, begitulah tagline di PPT Jilid 11 dengan background Bang Jack duduk di mustoko Mushola yang hampir tenggelam seluruhnya.

Seingat saya, tak biasanya PPT bercerita tentang bencana alam. Entahlah. Bisa jadi sebagai respon sosial atas kondisi bangsa Indonesia. Dan masyarakat dusun Kincir dikisahkan dengan berbagai karakter yang mirip dengan masyarakat ketika menghadapi satu musibah. Dan lugas sekali beberapa episode mengcapture realita ini.

Tak disangka, si nenek pegi and sis sudah bersiap-siap karena merasa akan datang musibah banjir. Persiapannya adalah membuat semacam perahu dari dua drum. Inspirasinya dari nabi Nuh yang menyiapkan kapal sebelum banjir didatangkan oleh Allah. Sayangnya si nenek pegi tidak benar dari barang2 yang disiapkannya. Ya, karakter mereka. Selalu mengambil barangnya tetangga. Pembenarannya karena hanya itu yang bisa mereka lakukan. Dan menganggap tetangga sekitar tidak akan mempedulikan mereka. Dan benar saja, ketika banjir datang dua nenek itu aman dengan perahu drumnya.

Mira. Wanita sholihah itu keren sekali. Ketika air banjir memasuki gubugnya ia sedang tunaikan shalat malam. Dan ia pantang membatalkannya walau air kian meninggi. Adegan sujud di dalam air oleh mira yang sangat tenang adalah luar biasa.

Pak RW dalam jilid ke 11 ini dikisahkan mengalami hambatan pendengaran. Jadi tidak nyambung apa yang ia bicarakan dengan apa yang sedang dibincangkan orang di sekitarnya. Peran ini mengingatkan kita dengan si bolot. Sebel hawanya. Hahaha

Pak RW tak bisa berbuat apapun dalam musibah kali ini. Baik sebelum musibah datang maupun pasca banjir. Kepemimpinan tidak tampak. Dan memang seperti itu karakternya. Akibatnya penanganan pasca banjir jadi tidak terkoordinir dengan baik. Semoga kita terhindar dari pemimpin yang seperti itu. Aamiin

Asrul dan udin. Ada satu adegan yang dapat kita ambil hikmahnya dalam musibah banjir kali ini. Mereka berdua mendapat amanah untuk membeli makanan untuk warga yang mulai kelaparan. Sayang sekali, dengan sifat mereka yang suka sekali mengambil keuntungan. Mereka lalai atas amanah tersebut. Karena terlalu memikirkan keuntungan bagi mereka sendiri. Tidak ingat kalau warga menanti makanannya. Berkelit dibelikan yang murah agar masih ada sisa uang dari pak Jalal. Ah, mereka tega sekali melakukannya. Uang tersebut adalah amanah. Tak baik kita manfaatkan untuk kebaikan kita sendiri. Sekecil apapun. Uang yang seharusnya dibelikan makanan siap santap malah dibelikan bahan siap masak dengan dalih lebih murah. Warga sudah mulai kelaparan. Ada-ada saja si Asrul dan Udin.

Ada adegan Roy dan ustadz Feri yang berharap pada tempat bersandar saat banjir. Ummat yang harus diselamatkan terlebih dahulu ataukah ustadz dan ulama yang diselamatkan. Sutradaranya memang membenturkan dua hal ini. Padahal “perahu” itu bisa dinaiki berdua. Jika ustadz yang selamat maka akan dapat melanjutkan dakwahnya ke depan. Demikian dalih si ustadz Feri. Memang, saat musibah datang kedewasaan berfikir dan bertindak kita sangat diuji oleh Yang Maha Kuasa.

Ya begitulah… beberapa penggambaran awal saat musibah tenggelamnya kampung kincir dalam PPT Jilid 11 yang baru berjalan empat kali tayang. Masih banyak adegan lain yang nggemesin tetapi begitulah realitas sosial kita. Tak mudah memang, menjadi pribadi yang mampu mendahulukan saudaranya. Dengan kondisi kita yang juga memprihatinkan.
Yuk.. kita ikuti episode berikutnya.. tapi jangan lupa dengan ibadah ya. Jangan nonton tv terus.. hehe

MUA & xsegoro, ramadhan hari ke 4

Categories: rehatia Tags:

Mengapa guru banyak cerita di kelas?

May 29th, 2017 No comments

 

Saat kita menjadi siswa atau mahasiswa tidak sedikit atau malah sering kita mendengarkan kisah atau cerita dari guru atau dosen tentang kehidupan dan pengalaman pribadi. Terkadang atau bahkan sering kita merasa “bosan” atau malah menganggap tidak bermanfaat cerita tersebut. Benarkah? Itu hanya bentuk “kesombongan” atau “curhat” yang biasa-biasa saja. Yang kadang juga lebih banyak memakan waktu. Tak dipungkiri ada dosen yang lebih banyak cerita daripada memberikan materi perkuliahan.. sepertinya.

Memang, banyak sekali cerita itu. Terkadang juga keluhan. Kadang hanya untuk pamer. Tetapi, tak sedikit merupakan cerita “transfer nilai” bahkan “transfer peradaban”.

Ya, guru atau dosen kita mengharapkan ada makna yang bisa kita ambil. Entah dari cerita dan pengalaman pribadi maupun kisah lainnya. Inilah bentuk pendidikan karakter dalam satu upaya. Dengan demikian, guru dapat menyampaikan nilai-nilai kehidupan dari realitas sosial yang dialami. Karena kita lebih bisa memahami tentang hal-hal yang lebih nyata. Guru dan dosen kita telah melalui perjalanan panjang yang belum pernah kita lalui. Belajarlah dari pengalaman.

Saat ini, saya baru menyadari. Banyak makna yang bisa diambil dari cerita bapak ibu guru dan dosen kita. Kita bisa menghadapi suatu tantangan. Kita bisa melakukan terobosan yang lebih inovatif dari apa yang telah dilakukan oleh mereka. Kita diberikan arahan dan bimbingan.

Terimakasih, bapak dan ibu. Pengalaman adalah guru yang berharga. Dan mari kita ciptakan pengalaman luar biasa di kelas. Agar kelak kita termasuk yang dikisahkan gembira dan bangga oleh murid-murid kita.

 

mua, tarawih ke 4

Categories: suararia Tags:
Skip to toolbar