Archive

Archive for June, 2017

Ayah, Selamat Idulfitri

June 28th, 2017 No comments

Ayah, aku sangat tahu
Aku begitu manja di hadapanmu,
aku tak bisa kontrol ucapan, sikap dan tindak tanduk
Aku masih saja seperti anak kecil

Ucapan sering nylekit dan menjengkelkan
Nyeplos begitu saja
Sering kau kerutkan dahi
Aku begitu lancang dalam percakapan di wa, bbm, messenger, facebook atau path

Aku tak bisa bersikap hormat padamu
Aku tak punya sopan santun
Dan tak mengindahkan siapa dirimu
Mencuekkan apa yang kau mau
Tak peduli apa yang kau inginkan

Namun, kau begitu baik padaku
Sangat sering kau mengalah untukku
Kau begitu memahamiku
Dengan sikap dan tingkahku

Ayah, aku sangat faham
Aku belum dewasa di hadapanmu

 

Di hari nan fitri ini, ijinkan aku memohon maaf
Atas salah khilaf selama ini

Dan nanda berdoa
Semoga Allah swt menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan.. aamiin

تقبل الله منا ومنكم.. من العائدين والفاعزين

Nanda haturkan selamat idulfitri 1438 H..

 

dari anak lanang,
Ahmad Nurkhin

Categories: rehatia Tags:

Jelang Reuni SMK N 1 Demak angkatan 2000

June 27th, 2017 No comments

1.ambar
2.eva
3.ana
4.trian
5.royya
6.maryani
7.kusumawati
8.anisa
9.sumiyati
10.nurkhin
11.jihan
12.nina
13.safta
14.andayani
15.anik
16.rina
17.lia
18.umi
19.inunk
20.kasmitrah
21.anggraheni
22.mustiko
23.arlin
24.hindahwati
25.fitriyah
26.rondiyah
27.sri wahyuni
28.mualimah
29.dwi
30.Ali usman
31.luvita
32.supriyati
33.heni
34.sumiran
35.gunaidi
36.imam
37.nur wakidah
38.azis
39.rokim
40.arifin

 

Hmmm.. ternyata ada satu temanku yang hafal nama temen2 sekelas. Yak, kelas AK 2 SMK N 1 Demak angkatan 2000. Padahal aku tak hapal.. Hehehe..  maklum hampir 17 tahun kita belum pernah mengadakan reuni. Memang sih ada beberapa temen yang sering ketemu.

Reuni besuk semoga berjalan dengan lancar dan banyak yang dateng. Biar tidak lupa sama temen. Baik se kelas maupun se angkatan. Kebetulan bersamaan dengan reuni SMP N 1 Demak angkatan 1997.. Buanyak yang tidak aku ingat juga. Parah…

Minimal 40 nama ini aku simpan dan aku ingat. Semoga tidak lupa lagi.. Semoga…

Categories: rehatia Tags:

Sedih dengan Ramadhanku

June 23rd, 2017 No comments

Semilir angin ramadhan memberikan tanda pamit
Berganti syahdunya bayu syawal
Sedih berbalut bahagia yang aku rasa kini

Entahlah… aku kian jauh dari semuanya
Tak banyak yang aku lakukan di ramadan kali ini
Aku terlalu menikmati dunia
Aku lalai dan kadang melalaikan
Astaghfirullah.. sungguh aku sedih, ramadhan ku kali ini tak sebaik sebelumnya
Padahal aku telah berjanji di awal
Aku kan lebih baik

Aku tak pantas merasakan bahagia di akhir ramadhan
Menjumpai syawal yang fitri
Aku hanya mampu pekikkan takbir tahmid
Kemandangkan kuasaNya
Agar aku masih layak untuk diakui sebagai hamba yang bertakwa

Allahu akbar.. Allahu akbar.. walillahilhamd…

Semoga aku mampu memperbaiki diri di sisa umur
Mengharap hidayah dan bimbingan dariMu, ya Allah..

Categories: rehatia Tags:

Strategi Menaklukkan Hati Warga

June 23rd, 2017 No comments

Tulisan ini masih bagian dari episode yang melaju di Para Pencari Tuhan (PPT) 11. Ada satu urutan kisah yang membuatku tertarik untuk sedikit mengulasnya.

Kita tahu, kali ini warga kampung kincir menjalani hari-hari nya di pengungsian karena musibah banjir yang melanda. Tentu banyak cerita yang membuat kita tersenyum dan kadang tersindir. Bagaimana warga bisa menjalani kehidupan yang berbeda; di kampung pengungsian.

Masalah menjadi pelik saat warga mengetahui bahwa tanah yang dipakai untuk kamp pengungsian adalah milik investor (sebut saja pak Broto). Dan tanah tersebut harus segera dikosongkan karena akan dibangun apartemen. Warga akan melakukan perlawanan fisik dengan membentuk pasukan siap tempur (Biar lebih dramtis), baik bapak bapak maupun ibu-ibu. Mereka harus berani melawan pak Broto agar masih bisa menempati kamp pengungsian.

Awalnya pak Broto mendekati warga dengan “pemaksaan” atau kekerasan. Namun, melihat kegigihan warga pak Broto harus mencari strategi agar warga bisa “diusir” atau dengan sukarela pindah. Akhirnya jalur “pedekate” menjadi jalan. Mengambil hati warga adalah lebih tepat. Menghadapi warga “miskin” maka strateginya adalah memberikan “ikan” sesering mungkin.

Strategi dijalankan dengan memberikan bantuan pakaian, makanan dan bahkan yang tunai. Warga pun mulai menyukai pak Broto. Walaupun ada warga lain (hanya sedikit) yang masih mencurigai perbuatan baik pak Broto. Apakah strategi ini berhasil? Kita tunggu 2 episode terakhirnya ya.. Hehe..

Sepenggal alur cerita di atas, sangat mirip dengan apa yang sering dihadapi warga di sekitar kita. Bagaimana pendekatan “penguasa” dalam “mengusir” warga yang menempati “tanah bukan hak warga”. Terkadang jalur kekerasan dipilih. Dan kita miris melihatnya. Warga seakan akan tak punya pilihan untuk memperoleh solusi terbaik. Penguasa tidak terlalu memikirkan masa depan warga yang kebanyakan kurang mampu. Penguasa hanya memandang sisi “bisnis”. Persis yang dilakukan oleh pak Broto.

Di sisi lain, warga pun menyikapinya dengan emosional. Bagaimana tidak. Saat kondisi sedang dalam musibah, harus menghadapi musibah berikutnya; pengusiran atau penggusuran. Di sinilah diperlukan sosok pemimpin yang bisa memberikan keademan dalam bersikap. Sayang sekali, dalam kasus warga kincir pak RW tidak bisa berlaku bijak. Maka warga pun mendekatinya dengan pertarungan fisik. Walaupun kemudian mereka takluk dengan strategi “kebaikan” pak Broto.

Sebagai penguasa atau sejenisnya, seharusnya ada rasa sosial yang cukup. Memang harus tegas dalam menghadapi warga. Namun, kebaikan yang diberikan (bukan dengan strategi) akan menghadirkan kebaikan juga. Bisa jadi, warga akan memberikan pertolongan di masa mendatang. Entah apa bentuknya.

Hemat saya, kekerasan bukanlah jalan terbaik dalam menghadapi sesuatu. Kebijakan bersikap dan bertindak adalah wujud kepribadian yang dewasa. Bagi insan cendekia seharusnya demikian. Semoga kita bisa berlaku demikian. Bukan melakukan kebaikan tetapi untuk tujuan pribadi. Wallahu a’lam.

 

Di atas pohon jambu, 230617

Categories: suararia Tags:

Perjalanan menuju cita

June 13th, 2017 No comments

Terlintas sebuah memoar tentangmu
Begitu semangat aku menuju wartel di pagi buta
Untuk memberanikan menyapa
Dan mengajak serta merajuk tentang satu perjalanan menuju cita mulia

Ah, begitu culun aku kala itu
Di hadapanmu yang sangat berpengalaman
Yang telah memahami perjalanan waktu
Berbeda dengan aku yang baru saja mengenal satu episode

Ah, aku hanya bermodal semangat
Mengajakmu menuju satu titik bersamaku
Walaupun kau telah mantab pada satu jalan
Yang tidak aku mengerti sebelumnya

Menuju jakarta itu bisa sendiri atau bersama
Menuju jakarta itu tak harus naik bis
Menuju jakarta itu bisa melalui jalur selatan
Menuju jakarta itu banyak pilihan jalan

Sungguh kau telah yakin pada satu pilihan
Setelah memilah dan melaluinya
Kau sangat berani memilih jalan sendirian
Kau tidak mau bersama satu gerbong
Kau hanya ingin berdiri di kaki sendiri

Kini, aku mengalaminya
Aku harus memandang dunia jakarta dari berbagai sudut dan titik
Kini, ke jakarta bisa pakai lion, citylink, bahkan garuda

Kau memang sungguh sungguh pemberani

Karena kau punya alur berfikir dan keyakinan

Kala aku terngiang memoar itu
Aku senyum sendiri
Aku tak punya apapun
Garampun hanya baru dari kampung

Kau tetap melangkah sesuai keyakinanmu
Dan aku pun merangkak di jalur yang aku pilih
Walau kita selalu bersatu dalam hati

 

Ramadhan ke 19 di 1438

Categories: rehatia Tags:
Skip to toolbar