TEORI-TEORI BUDAYA: Konsep Strukturalisme

Dalam berbagai kajian mengenai teori, banyak sekali teori-teori sosial yang digunakan dalam aktifitas akademik di dunia pendidikan. Banyak pula fun ilmu yang mempelajari atau mengkaji mengenai teori-teori tersebut, diantaranya yakni dalam postingan berikut ini, yang merupakan penjelasan mengenai konsep Strukturalisme yang dikaji dalam mata kuliah Teori-teori budaya.

Berikut artikelnya, , , , ,

Konsep struktur atau struktur sosial digunakan demikian luas dan mencolok dalam antropologi dan ilmu sosial pada umumnya. Oleh sebab itu, maka  sejak awal perlu ditunjukkan perbedaan antara kedua istilah tersebut dengan istilah strukturalisme yang dikaitkan dengan Levi- Strauss beserta para pengikutnya.

Pada dasarnya, segala ilmu pasti mempunyai struktur atau mempersoalkan mengenai struktur, yakni cara bagian-bagian suatu sistem tertentu saling berkaitan. Diantara semua sikap teoretik yang telah dibahas di buku ini, tidak satupun yang dapat diidentifikasikan dengan karya satu orang sedekat identifksi “Strukturalime” dengan karya tulis Claude Levi- Strauss. Leach menyebut Levi- Strauss sebagai “pendiri strukturalisme sejajar dengan Sartre sebagai pendiri eksistensialisme”.

Bicara mengenai strukturalisme, berarti bicara tentang Strukturalisme Prancsis, dan bicara mengenai Strukturalisme Prancis juga bicara tentang skema teoretik Levi- Strauss. Bagi Levi- Strauss, budaya merupakan suatu sistem simbolik atau konfigurasi sistem perlambangan. Dalam suatu makalahya yang pertama, yaitu “Struktural Analysis in Linguistics anad in Antropology”, Levi- Strauss mengungkapkan titik pandang ini sehubungan dengan suste kekerabatan.

Sebagai salah satu contohya yaitu Mite. Mitologi merupakan semacam pseaude- pseaude sejarah atau pseadu- pseade ilmu yang kegunaan utamanya adalah untuk menjelaskan fakta dari dunia alami dan dunia budaya bagi warga budaya yang bersangkutan. Menuut Levi- Strauss, analisis tentang mite harus berlangsung seperti analisis mengeni bahasa. Unsur-unsur mite sama seperti unsur-unsur bahasa, dalam dirinya sendiri tidaklah mempunyai suatu arti yang siginifikan dengan hal tersebut.

Bahasan yang selanjutnya yaitu mengenai totesmise. Dalam hal ini, Levi-Strauss mengungkapkan bahwa totemisme merupakan suatu keprecayaan pada  konseptual yang canggih, dan yang memungkinkan warga pribumi untuk mengklasifikasikan dan menata unit-unit sosial dalam berbudaya. Pandangan totemisme menurut Levi- Staruss sebagian berkembang dari beberapa gagasan Radcliffe Broown.

Para strukturalis mengatakan bahwa, jika seseorang itu telah memahami sistem-sistem budaya yang pada hakikatnya bersifat formal, segala macam hubungan logis antara fenomena-fenomena budaya dapat disingkapnya, segala sesuatu struktur yang muncul pada suatu tara bergabungan dengan muatan tertentu, mungkin muncul kembali pada taraf lain dengan muatan yang sama seali berbeda.

Adapaun tujuan dari struktural adalah untuk menjelaskan dunia pengalaman dan memahamai rasionalitas dasar yang menyangga dunia yang fenomenal ini. Karya-karya Levi-Strauss dapat dievaluasi pada berbagai tataran atau lapis, dan dalam beberapa konteks. Yang pertama harus ditekankan adalah Levi- Starus maupun orang lain, siapa pun juga tidak dapat langsung berhadapan muka dengan “Struktur- dalam” suatu budaya kesulitan lebih lanjut dalam teori Levi- Strauss adalah yang menyangkut informasi logis yang digunakannya untuk perpindah dari kisah struktural dasar ke varisasi penampilan kultural.

Bagian yang sangat penting dan sangat berharga dari sumbangan Levi- Strauss bukanlah terletak pada pencarian formalistik untuk menemukan pasangan berlawanan dan bermutasi, serta kombinasi yang berganda, melainkan lingkup asosiasi yang betul-betul puitis yang terungkap sepajang beberap analisis yang telah dilakukannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: