KISAHKU

Nama saya Putri Cici Muzammil. Saya lahir di sebuah desa yang jauh dari pusat kota, pada tanggal 10 Januari 1997. Saya lahir dari pasangan suami istri yang bernama Qosim Adnan dan Siti Khodijah. Kami tinggal di rumah yang sangat sederhana di Desa Kedungoleng, Rt.01/02 kecamatan Paguyangan, kbupaten Brebes.

Ayah saya hanya lulusan SMP dan bkerja sebagai buruh bangunan dan sekarang sedang merantau di Jakarta. Ayah saya adalah seorang yang pekerja keras, sayang keluarga dan sangat mementingkan pendiikan anaknya. Walaupun dia agak keras sama anak-anaknya, tetapi semua itu dia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Setiap hari dia membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia tidak pernah mengeluh dan melihatkan rasa capeknya dihadapan anak dan istrinya.

Ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga. Dia adalah sosok inspirasi bagi ku. Dia adalah sosok yang sabar dan sangat perhatian kepada anak-anaknya. Saya mempunyai satu orang aik laki-laki bernama Fahmi Khusninniam. Sekarang dis masih duduk di bangku kelas 3 SMP.

Dulu saya sekolah di SD Kedungoleng 03 dan melanjutkan di SMP N1 Paguyangan. Setelah lulus dari SMP kemudian saya melanjutkan sekolah di SMA N1 Paguyangan. Setelah lulus dari SMA akhirnya saya melanjutkan study ku ke Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan jurusan Pendidikan Ekonomi (Administrasi Perkantoran) dengan jalur bidikmisi.

Pada awalnya saya tidak ada niat untuk melanjutkan kuliah apalagi di universitas yang favorit seperti Unnes, karena saya mengingat kondisi keluarga saya yang untuk kebutuhan sehari-hari saja perlu perjuangan yang lebih. Namun pada saat itu saya dimotivasi oleh guru-guru saya saat SMA untuk tetap melanjutkan kuliah, karena pada saat itu ada program SNMPTN bidikmisi. Program tersebut bertujuan untuk membantu anak-anak yang berprestasi namun dari keluarga yang kurang mampu agar bisa melanjutkan pendidikannya.

Akhirnya saat itu saya ikut mendaftar program tersebut, namun saya tidak memberitahukan pada ayah dan ibu saya. Dan saat hari pengumuman barulah saya memberitahukan hal tersebut pada ayah dan ibu saya. Saat itu ayah dan ibu saya kaget karena dari awal saya tidak memberitahukan pada mereka. Setelah saya jelasin emuanya, akhirnya ayah dan ibu saya mendukung saya untuk melanjutkan kuliah.

Sekarang saya sudah mulai perkuliahan dan tinggal di semarang jauh dari orang tua. Saya berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dan tidak akan mengecewakan kedua orang tua saya, karena kesempatan itu tidak datang dua kali. Saya akan berusaha agar bisa berprestasi dan bisa membuat UNNES dan khususnya kedua orang tua saya bangga.

JANJI HATI

JANJI HATI

Kaya: Putri Cici Muzammil

Langkah jejak ku berfikir..

Melangkah ataukah mundur..

Dalam hatiku berkata..

Melangkah lah terus tak usah risau..

Jangan pandang ke belakang..

Ingatlah keinginan akan masa depan mu..

Aku menentukan untuk melanjutkan study ku..

Banyak pilihan namun aku memantapkan keinginan ku

Di UNNES kampus konservasi..

Terimakasih unnes kau sudah mau menerimaku..

Untuk menjadi mahasiswa di sini..

Takkan aku sia-siakan kesempatan ini..

Akan aku harumkan nama mu..

Dengan prestasi-prestasi-prestasi ku..

PARIKAN KONSERVASI

 

PARIKAN KONSERVASI

Ana cerita ken arok ken dedes

Ceritane nggugah ngenese ati

Ayo konco sinau nang Unnes

Ben dadi mangerti konservasi

Lubar tarawih murak tumpeng

Nedhine tumpeng lawuh sambel trasi

Ati tentrem lan pikiran mempeng

Merga Unnes dadi kampus konservasi

Ora mulih nganti pirang sasi

Bareng mulih ketemu karo Lestari

Ayo konco dadi kader konservasi

Supaya Unnes tambah bestari

MEMBANGUN RUMAH ILMU UNTUK MEWUJUDKAN UNIVERSITAS KONSERVASI BEREPUTASI #2

Sampah telah menjadi sebuah permasalahan di Indonesia. Bukan hanya kota besar, kota-kota kecilpun semakin hari semakin dipusingkan oleh sampah dan pengelolaannya. Semakin hari sampah bukannya semakin berkurang justru sebaliknya, sampah semakin menumpuk dan bertambah. Semua itu terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Jangankan di Indonesia yang cakupannya luas yaitu satu negara, di lingkungan kita sendiri saja masalah sampah semakin menjadi.

Di Unnes, kesadaran mahasiswa akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih sangat rendah. Buktinya di lingkungan Unnes masih banyak sampah berserakan. Hal itu terjadi karena banyak mahasiswa yang membuang sampah sembarangan. Mungkin penggunaan slogan anti sampah harus diganti. Kita masih terperangkap dengan pola pikir bahwa sampah harus dibuang. Gaya hidup dan pola pikir kita terhadap sampah dan pengelolaannya musti dibenahi atau bahkan dirubah. Jangan lagi menulis kalimat “buanglah sampah pada tempatnya” karena itu terbukti tidak menyelesaikan permasalahan sampah. Kurangi sampah dan lakukan daur ulang sampah. Perubahan kecil dalam gaya hidup dan pola pikir ini, saya yakin akan memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan masalah sampah dan pengelolaan sampah di sekitar kita.

Akibat tidak adanya penanganan sampah yang benar dan tuntas, maka tumpukan tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti bau busuk sampah, timbulnya penyakit, tersumbatnya saluran air dan selokan yang bisa berakibat banjir, dan rusaknya keindahan lingkungan dan kenyamanan permukiman. Maka dari itu, mahasiswa hendaknya melakukan kerja bakti rutin guna mengurangi sampah, minimal satu minggu sekali dan melakukan daur ulang terhadap sampah-sampah yang dihasilkan menjadi barang-barang yang bernilai manfaat. Apabila tidak melakukan daur ulang maka lakukanlah pemilahan sampah yang dapat didaur ulang dan memberikannya (menjualnya) kepada para pengumpul daur ulang. Dengan itu selain dapat meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan mahasiswa, hal itu dapat juga mengurangi sampah di lingkungan unnes sehingga lingkungan unnes menjadi bersih dan indah dan dapat menerapkan salah satu pilar konservasi yaitu pengelolaan limbah atau manajemen limbah.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.”

MEMBANGUN RUMAH ILMU UNTUK MEWUJUDKAN UNIVERSITAS KONSERVASI BEREPUTASI #1

Konservasi merupakan upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memerhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan. Salah satu wujud konservasi adalah konservasi sumber daya alam, yakni upaya pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana. UNNES merupakan salah satu universitas yang ada di Indonesia yang berbasis konservasi. Sesuai dengan visi unnes yaitu “menjadi universitas konservasi bertaraf internasional, yang sehat, unggul dan sejahtera pada tahun 2020”.

Tidak hanya menjadi slogan saja, namun visi tersebut harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya mahasiswa saja, namun semua warga unnes baik dosen, mahasiswa maupun pegawai harus menerapkan perilaku konservasi. Untuk menunjang itu semua, unnes mengusung pendidikan konservasi bagi mahasiswa baik kependidikan maupun nonkependidikan. Salah satunya yaitu memasukkan mata kuliah pendidikan konservasi ke dalam kurikulum 2015.

Berdasarkan itu semua maka setiap unit kerja bertanggungjawab mendukung, menjaga, memantau dan melakukan koordinasi untuk mewujudkan partisipatif aktif warga unnes. Seperti yang diwujudkan melalui tujuh pilar utama universitas konservasi, yaitu konservasi keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan sistem transportasi internal, pengelolaan limbah, kebijakan nir kertas, energi bersih, konservasi etika seni dan budaya, serta kaderisasi konservasi. Ketujuh pilar tersebut saling melengkapi, bersinergi dan saling mendukung.

Semua itu dimulai dari hal-hal yang kecil dan dari kesadaran diri sendiri terlebih dahulu, seperti tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penghematan energi listrik, memanfaatkan air dengan bijak, tidak merusak tanaman, meminimalisasi penggunaan kertas, dan meningkatkan kreativitas untuk memanfaatkan kembali barang-barang yang tidak terpakai agar menjadi barang yang lebih memiliki nilai guna.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya sendiri dan bukan jiplakan. “