2015
11.12
  1. Pendahuluan

Kesehatan lingkungan merupakan fator penting dalam kehidupan sosial masyarakat, bahkan merupakan salah satu unsur penentu kesejahteraan manusia. Lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, akan tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan kualitas kerja dan belajar.

Pengertian kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin kesehtan dari manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak pernah lepas dari ligkungan. Aktivitas manusia dipengaruhi oleh lingkungan sebagai penunjang kehidupan, baik lingkungan fisik, biologis, ataupun lingkungan sosial. Hubungan antara manusia dengan lingkungan jika tidak berjalan dengan baik dan seimbang makan akan menimbulkan bahaya lingkungan dan akhirnya akan memunculkan permasalahan kesehtan lingkungan. Pengetahuan akan pentingnya sebuah hubungan natra manusia dan lingkungan sangatlah penting dipelajari, karena dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara tepat dan tuntas (Chandra, 2006).

Interaksi antara manusia dan lingkungan sangatlah wajar karena hal tersebut sudah dilakukan sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Permasalahan lingkungan yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah maslah pembuangan limbah yang masih sembarangan dan tanpa proses pengolahan. Terutama di Kabupaten tegal dimana banyak home industri yang membuang limbah pabrik secara bebas tanpa memperhatikan lingkungan masyarakat sendiri. Permasasalahan yang muncul akibat perilaku ini adalah bagaimana masyarakat merespon atau menanggapi kebiasaan membuang limbah sembarangan di sekitar lingkungan mereka ? Baik itu pelaku pembuang limbah atau masyarakat lain yang terkena dampak dari sisa olahan home industri tersebut ?

Perkembangan kota yang cepat membawa dampak pada masalah lingkungan. Dari perkembangan kota yang cepat akhirnya memunculkan pembukaan sektor perekonomian yang baru seperti home industri, terkait masalah limbah ini perilaku manusia terhadap lingkungan akan menentukan wajah kota, sebaliknya lingkungan juga akan mempengaruhi perilaku manusia dimana lingkungan yang bersih akan meningkatkan kualitas hidup (Alkadri et al, 1999 : 159).

2. Pembahasan

Ekonomi Masyarakat dan Limbah Pabrik di Kabupaten Tegal

Kabupaten tegal adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya sendiri adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah selatan Kota Tegal. Bagian utara wilayah Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah. Disebelah selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter), gunung tertinggi di Jawa Tengah. Di perbatasan dengan kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan yang tidak terlalu terjal.

Kategori atau karakteristik daerah yang terdiri dari 3 macam, yaitu datran pantai, rendah, dan tinggi menjadikan Kabupaten Tegal memiliki kondisi lingkungan yang beraneka ragam dan unik. Keanekaragaman kondisi wilayah Kabupaten tegal mempengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian penduduk Kabupaten Tegal yang beraneka ragam sesuai dengan kondisi daerah tempat tinggalnya. Oleh karena itu permasalahan lingkungan baik sebagai dampak dari aktivitas manusia ataupun aktivitas alam juga sangat beraneka ragam.

Permaslahan kesehatan lingkungan yang terdapat di Kabupaten Tegal yaitu masalah terkait pembuangan limbah industri.

Dalam kajiannya di Kabupaten Tegal sendiri memiliki berbagai macam home industri yang dikembangkan oleh masyarakat asli Tegal, salah satunya adalah pabrik logam. Pabrik logam ini bergerak pada sektor pembuatan alat masak seperti penggorengan, kuali dan lain-lain. Selain alat masak pabrik logam ini juga memproduksi kubah tempat ibadah islam baik itu kubah masjid maupun kubah mushola yang kecil. Selain itu juga ada industri peleburan aki di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten tegal, Jawa Tengah. Industri ini dinilai sangat parah karena sering melakukan pencemaran lingkungan dengan membuang limbah industri secara sembarangan. Selain mencemari lingkungan, limbah itu juga telah memberikan dampak buruk pada masyarakat sekitar. Contohnya adalaha limbah pengolahan limbah yang berupa serbuk hanya dibuang disekitar pemukiman. Selain itu menimbulkan debu dan terhidup manusia, limbah juga meresap kedalam tanah, dan mencemari air warga. Masyarakat di wilayah itu banyak yag terkena penyakit pernafasan.

Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal, tumpukan limbah telah mencapai 10.000 ton. Sementara itu berdasrkan data yang diperoleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan terdapat lima anak di kawasan peleburan aki ini yang lahir dalam kondisi cacat (lumpuh dan keterbelakangan mental). Dari segi fisik lingkungan, banyak tanaman yang mati akibat terkena limbah.

Reaksi masyarakat yang kurang tanggap akan masalah tercemarnya lingkungan ini juga dikarenakan kurang dekatnya hubungan antara birokrasi daerah dan masyarakat sekitar, dimana pemerintah sibuk melakukan pembangunan tanpa melihat hal-hal kecil yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat sekitar guna menaggulangi masalah lingkungan yang bisa terjadi kapanpun.

Pencemaran limbah yang ada di kawasan tersebut sudah termasuk dalam kategori parah. Hal itu antara lai terlihat dari hasil pengujian sampel darah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan itu. Dari hasil uji sampel daerah yang dilakukan pemerintah provinsi jateng tahun 2014 terhadap 50 warga desa Pesarean tercatat sebanyak 46 orang telah tercemar timbal. Dari jumlah tersebut 12 orang dalam kondisi bahaya.

Desa pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal dinyatakan sebagai daerah beracun. Kondisi tanah dn udara sudah sangat tercemar racun berat dari bahan baku berbahsaya logam timbal. Bahkan dari hasil uji laboratorium dinas lingkungan hidup kebersihan dan pertamanan Kabupaten tegal, telah ditemukan kadar Sulfida (SO2). Debu dan timbalnya sudah diatas baku mutu yang ditetapkan. Selain tercemar timbal, akibat usaha peleburan aki juga menyebabkan wilayah di sekitar tercemar limbah cair asam sulfat (H2SO4). Bahkan kini udara di kawasn tersebut sudah mengandung polusi dari bau sulfur yang tajam menyengat.

Reaksi dari masyarakat terkait hal ini adalah sangat minim tanggapnya dimana para pelaku peleburan aki yang selalu membuang limbah sembarangan tanpa menghiraukan masyarakat sekitar dan juga lingkungan sekitar terus saja melakukan hal tersebut tanpa adanya rasa belas kasih terhadap warga yang terkena dampak tersebut. Herannya pelaku juga tidak kapok akan bahayanya limbah tersebut, meskipun dalam bekerja pelaku telah menggunakan masker namun tetap saja dampak buruk akan terasa nantinya ketika sudah waktunya bereaksi terhadap tubuh si penderita. Reaksi masyarakat umumnya yang sangat miris dimana mereka tidak tau menau tentang bahaya adanya limbah logam timbal tersebut, hal ini terjadi karena msyarakat desa Pesarean yang masih menyepelekan hal tersebut dan masih menganggap hal seperti ini sering terjadi atau mereka merasa sudah terbiasa dengan hal seperti ini sampai mereka tidak tahu dampak buruk yang sebenarnya dai adanya limbah logam timbal tersebut. Selain itu kurangnya wawasan akan sebuah kesehatan menjadi faktor lain masyarakat Desa Pesarean mengabaikan kondisi lingkungan desa mereka yang sudah sangat jelas terkena dampak langsung dari adanya pabrik peleburan aki yang membuang limbah timbal dengan sembarangan.

Seiring berjalannya waktu masyarakat mulai sadar dan benar-benar merasakan dampak buruk dari andanya pabrik yang membuang limbah sembarangan tersebut dan akhirnya pemerintah menerapkan solusi dengan memindahkan para pelaku usaha di kawasan itu kedalam Perkampungan Industri Kecil (PIK), yang jauh dari permukiman. Dari 30 pelaku usaha, sekitar 27 orang sudah bersedia pindah. Saat ini upaya yang dilakukan yaitu memindahkan tiga orang yang tersisa, serta memulihkan lingkungan yag telah tercemar limbah. Selain itu BBPT telah merumuskan strategi penanganan limbah dan strategi pemulihan lingkungan.

3. Kesimpulan

Perkambangan zaman dan semain majunya sektor industri adalah salah satu bentuk progres dari bidang ekonomi dimana dari sektor industri setidaknya mampu menciptakan atau membuka lahan pekerjaan atau lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan namun majunya sektor industri juga mampu membutakan mata masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Dari pembahasan diatas dapat kita lihat dimana munculnya pabrik sebagai bukti majunya sebuah negara atau sektor perekonomian dibidang industri justru menyebabkan kerusakan dan permasalahan mengenai lingkungan dan masyarakat yang serius. Oleh karena itu dalam melakukan pembangunan di bidang ekonomi sebaiknya kita perlu memikirkan terlebih dahulu positif negatif dari pembangunan tersebut jangan sampai munculnya sebuah pabrik bisa menarik tenaga kerja banyak namun bisa merusak lingkungan yang banyak juga.

 

Daftar Pustaka

Alkadri, et al. 1999. Tiga Pilar pengembangan Wilayah. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengambangan Wilayah-BPPT. Jakarta.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

6 comments so far

Add Your Comment
  1. buat jadi artikel saja kakak agar lebihh menarik untuk dibaca hehe

  2. bagus, selalu suka penelitian lapangan, yang kaya gini tambahin lagi yahh

  3. Artikelnya bagus,sangat informatif. Coba diksaih gambar biar lebih menarik

  4. sudah bagus infonya, lanjutkan

  5. up up up, keren

  6. Ditunggu artikel yang lainnya, thx utk informasinya,,,