Post Anak Kos #5

Anak kos!

Yapp Benar sekali “Anak Kos”. Bagaimana pandangan kalian mengenai dua kata itu. Kalimat apa yang terbesit pertama kali mengenai dua kata itu? Pastinya kalian menjawab anak kos sama halnya orang yang mandiri bukan?, orang yang jauh dari keluarga?, atau yang lebih parah lagi orang yang sarapan dan makan siangnya digabung jadi satu? Apapun pendapat kalian tentang anak kos itu ada benarnya juga.

Dan semua itu yang saya rasakan sekarang, semenjak kuliah di Unnes. Ya kurang lebih 3 bulan sampai sekarang. Jadi anak kos yang mencoba mandiri, jauh dari orang tua, dan bahkan saya juga udah ngrasain sarapan dan makan siang digabungin jadi satu. Dan parahnya lagi numpang mandi di kost temen, di masjid juga udah pernah saya lakukan.

Ini pengalaman pertama saya menjadi anak kos, dan dari itu pula saya menemukan berbagai macam orang dengan sifat dan watak yang berbeda-beda dari seluruh Indonesia. Dari dulu saya belum pernah terfikirkan sebelumnya, dan pertama kali saya kos yaitu di Semarang, lebih tepatnya di Sekaran, Gunungpati. Keren kan?

Jadi anak kos itu keren lohh, kok bisa sih? ada banyak alasan untuk menjawab pertanyaan itu, menurut pendapat saya sendiri ada standar kekerenan misalnya seperti dapat mandiri walaupun masih dibantu orang tua. Mandiri yang saya maksud disini kita dapat mengatur apa yang akan kita lakukan jika jauh dari orang tua, seperti mengatur pola makan, mengatur keuangan, bahkan mengatur waktu untuk diri sendiri.

Dari pengalaman pertama saya inilah saya dapat menemukan beberapa fakta mengenai anak kos, walaupun saya jadi anak kos baru 3 bulanan. Menjadi anak kos harus siap mental bahkan fisik sekalipun karena dari anak kos kita bisa belajar kerasnya hidup di perantauan meskipun uang masih pemberian dari orangtua tapi setidaknya kita bisa belajar mandiri untuk mengatur keuangan sendiri tanpa harus setiap hari meminta orangtua. Di sini saya juga harus menghadapi banyak teman yang berbeda karakter, ini dapat dikatakan seperti penyesuaian hidup dengan orang banyak yang tidak dikenal sebelumnya.

Fakta selanjutnya yang saya temukan, kita sebagai makhluk social tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, kebayang kan jika kita tidak keluar berinteraksi dengan teman kos sebelah, kita hanya mantengin smartphone atau mungkin laptop sekalipun yang katanya update biar nggak kudet, seperti facebookan, twiteran, instagraman bahkan nulis blog sekalipun. itu akan memunculkan stress dan sifat galau. Bantuan itu bukan hanya berarti pertolongan semata loh, tetapi bantuan untuk menanyakan pendapat, atau hanya ingin curhat tentang masalah pribadi. Tetapi, ada tetapinya loh ya, ada kalanya teman tidak ingin diganggu dalam kesibukannya kita liat dulu timing yang tepat. Kebanyakan dari kita jika sudah ditolong, bakalan ketergantungan untuk bergantung pada orang lain, itu jangan sampai kejadian karena bahaya buat kita sendiri. Belum tentu kan orang yang nolongin kita terus menerus tidak merasa keberatan, pasti ada anggapan bahwa kita merepotkan dia.

Fakta-fakta selanjutnya misalnya ya kita sebagai anak kos juga perlu perhatian dari keluarga kita bahkan orang tua kita sendiri. Kita juga perlu diberikan kepercayaan dari mereka untuk dapat menyelesaikan studi di tempat yang jauh. Perlu juga sesekali menghubungi orang tua, menanyakan keadaannya, bahkan meminta doa.

Fakta yang tidak dapat dipungkiri lagi yaitu anak kos mempunyai kehidupan yang bebas, bebas melakukan apapun, tanpa ada seorangpun yang mengawasi termasuk keluarga kita dirumah. Kebebasan itulah yang menuntut kita untuk mandiri. Mandiri disini maksudnya melakukan sesuatu hal dengan batas sewajarnya, tidak berbuat melampaui batas yang akan merugikan diri kita sendiri juga, tidak melakuan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. Inilah yang disebut mandiri, dimana kita menjadi anak kos yang dapat mengatur hidup kita sendiri dengan tidak meninggalkan ajaran yang telah diajarkan orangtua kita. Menjadi pribadi santun dan tentunya taat pada agama. Seorang pribadi yang berakhlakul karimah.

Dan fakta yang terakhir, salah bahwa kita bersaingan untuk memiliki sesuatu yang baru misalnya dalam hal fashion maupun berpakaian. Saat kita melihat teman kos kita memakai pakaian baru tentunya dari antara kita punya hasrat untuk memilikinya.Bahkan sebagian dari kita rela menghabiskan uang jajannya untuk keperluan sehari-hari digunakan untuk membeli pakaian yang baru. Hal tersebut sangat tidak etis bagi mahasiswa khususnya mahasiswa unnes sendiri. Fakta lain yang sering terjadi di sekitar kita, misalnya kita meminjam barang teman dan barang tersebut sering kita pinjam padahal barang tersebut tidak seberapa harganya dan kita mampu untuk membelinya sendiri. Kalian nggak akan pernah tahu apa yang dipikirkan orang yang meminjamkan. Siapa tahu, orang itu menganggap kamu merepotkan bahkan menggangu karena keseringan. Memang tidak dilarang meminjam, tetapi setidaknya kita tahu diri kalau perbuatan tersebut akan menjadi kebbiasaan yang buruk bahkan tidak bisa mandiri.

Menurut saya itu fakta yang saat ini saya rasakan, apakah kalian memiliki fakta maupun pengalaman lain? Coba tambahin pengalaman kalian di komentar. Sekian dari saya. Terima kasih.

”Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

 

Leave a Reply

Skip to toolbar