Archive for April, 2018

Hasil Diskusi Kelompok “Materi dan Media Pembelajaran”

Pertemuan ke 5 : Senin, 9 April 2015

Setelah satu minggu kami diberi tugas oleh Bapak Agung Kuswantoro mengenai :

  1. Pembuatan Mind Mapping sesuai materi yang dipilih
  2. Memilih media yang sesuai dengan materi yang telah dipilih

Dalam bukunya Azhar Arsyad dijelaskan bahwa Model Perencanaan Penggunaan Media Efektif, sebagai berikut :

  1. Menganalisis karakteristik sasaran
  2. Merumuskan tujan pembelajaran
  3. Merancang materi dan media
  4. Menggunakan materi dan media yang tepat
  5. Meminta tanggapan dari siswa
  6. Mengevaluasi proses belajar

Dan juga dijelaskan bahwa Pertimbangan Pemilihan Media, sebagai berikut :

  1. Motivasi
  2. Perbedaan Individual
  3. Tujuan Pembelajaran
  4. Organisasi isi
  5. Pesiapan sebelum belajar
  6. Emosi
  7. Partisipasi
  8. Umpan Balik
  9. Penguatan
  10. Latihan dan pengulangan
  11. Penerapan

Tiba pada hari Senin, 9 April 2018 kami mulai mempresentasikan hasil diskusi kami (Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Rombel A) yang terdiri dari 10 kelompok kecil dan tiap kelompok terdiri atas 5-6 Mahasiswa. Untuk teknis diskusi menggunakan model panel. Kami maju dari setiap perwakilan kelompok. Satu kelompok perwakilan satu orang yang mempresentasikan. Dalam mempresentasikannya pun kami harus menjawab beberapa pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana bentuk Mind Mapping kelompok?
  2. Materi apa yang kelompok pilih? Kemudian, mengapa memilih materi tersebut?
  3. Media apa yang kelompok pilih? Mengapa kelompok memilih media tersebut?

Kemudian perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sebagai berikut:

  1. Kelompok yang pertama diwakilkan oleh Rizka Gia Nur Hanifah, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok pertama memilih materi mengenai Tata Ruang Kantor dengan alasan bahwa dalam penyampaian mengenai materi tata ruang kantor masih berfokus pada teori saja sehingga perlu dibuat media untuk memudahkan siswa memahami materi mengenai tata ruang kantor. Media yang dipilih yaitu miniatur tata ruang kantor yang meliputi tata ruang kantor terbuka, tata ruang kantor tertutup, tata ruang kantor gabungan.

2. Kelompok yang kedua diwakilkan oleh Nur Tauzum, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok kedua memilih materi mengenai Otomatisasi Sarana Dan Prasarana Kantor yang tidak jauh berbeda dengan kelompok pertama, alasan memilih materi karena materi yang sering didapat mengenai kearsipan dan masih kebingungan sehingga perlu pembuatan media. Media yang dipilih yaitu maket tata ruang kantor karena dianggap lebih nyata dibandingkan hanya dengan penjelasan materi.

3. Kelompok yang ketiga diwakilkan oleh Nike Norliya, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok ketiga memilih materi mengenai Arsip Dinamis sebab arsip dinamis merupakan arsip yang masih digunakan secara langsung untuk menunjang kegiatan kantor. Media yang dipilih yaitu Sterofom yang dibuat seperti jamur berbentuk kantong kemudian didalamnya berisi materi untuk disampaikan kepada siswa.

4. Kelompok yang keempat diwakilkan oleh Winarni, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok keempat memilih materi mengenai Kearsipan yang berfokus pada Siklus Hidup Arsip, dengan pertimbangan materi yang sangat banyak sehingga dibutuhkan media dalam pembelajarannya. Media yang dipilih yaitu membuat video dari tahapan siklus hidup arsip. Video tersebut berisi wawancara kepada narasumber yang sudah ahli dan kemudian memberi contoh pelaksanaan dari siklus hidup arsip.

5. Kelompok yang kelima diwakilkan oleh Monalisa , dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok kelima memilih materi mengenai Komunikasi sebab sebuah komunikasi tidak hanya teori saja namun lebih terhadap pengimplementasian dalam kehidupan sehari-hari. Media yang dipilih yaitu roda berkata (Roda yang berisi kata-kata) dan kemudian memilih metode pembelajaran role playing (bermain peran).

6. kelompok yang keenam diwakilkan oleh Rizqi Mustika Wati, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok keenam memilih materi mengenai Korespondensi yang berfokus pada Surat, dengan pertimbangan korespondensi yang materinya sangat luas jika hanya teori saja maka siswa akan mudah lupa sehingga perlu media agar siswa lebih mudah mengingat. Media yang dipilih yaitu media cetak yang berupa jenis-jenis surat seperti surat niaga, surat dinas dan surat pribadi, sterofom dan kemudian simulasi/video mengenai praktik melipat surat.

7. Kelompok ketujuh diwakilkan oleh Ninuk Dwi Agustin, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok ketujuh memilih materi mengenai Surat yang tidak jauh berbeda dengan kelompok enam yang diharapkan nantinya siswa lebih mudah memahami. Media yang dipilih yaitu sterofom yang berisi mengenai bentuk-bentuk lipatan surat.

8. Kelompok yang kedelapan diwakilkan oleh M. Rijal Lutfi, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok kedelapan memilih materi mengenai Stenografi (karundeng), dengan pertimbangan beberapa siswa kesulitan mengikuti materi. Media yang dipilih yaitu permainan monopoli.

9. Kelompok yang kesembilan diwakilkan oleh Ana Rachmawati, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok kesembilan memilih materi mengenai Arsip, sebab arsip menjadi identitas dan menjadi permasalahan yang krusial dalam administrasi perkantoran. Media yang dipilih yaitu video peraga yang dapat digunakan sebelum pembelajaran berlangsung maupun setelah pembelajaran.

10. Kelompok yang kesepuluh diwakilkan oleh Eka Tiara, dengan hasil diskusi sebagai berikut :

Kelompok kesepuluh memilih materi mengenai Sarana dan Prasarana Kantor, sebab kelas X terkhusus pada SMK Jurusan Administrasi Perkantoran belum mengenal praktik. Media yang dipilih yaitu permainan teka-teki silang dengan model pembelajaran problem promoting.

Dari kesepuluh pemilihan media tersebut seorang guru tetap berperan penting dalam menghidupkan media sebab tanpa adanya peran guru media tidak berfungsi sebagaimana mestinya.  Namun pada kurikulum 2013 peran guru tidak boleh mendominasi dalam pembelajaran maka dari itu pembuatan media tetap dibutuhkan dalam kegiatan belajar-mengajar agar mencapai tujuan belajar yang efektif dan efisien.
Hasil diskusi kelompok 6 :

 

 

Pemilihan Media Pembelajaran

Pertemuan ke 4 : Senin, 2 April 2018

Dosen Pengampu : Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.

Pada pertemuan keempat kali ini kita akan membahas materi mengenai pemilihan media pembelajaran yang benar. Jadi dalam pemilihan media perlu adanya pertimbangan-pertimbangan yang harus dipelajari. Dalam buku Azhar Arsyad (2015) halaman 67 hingga 78. Dalam buku tersebut dijelaskan secara terperinci mengenai pertimbangan-pertimbangan dalam memilih media pembelajaran seperti motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan (reinforcement), latihan dan pengulangan, serta penerapan.

Dalam bukunya Azhar Arsyad dijelaskan mengenai penekanan dalam pembelajaran seperti menghafal, menerapkan keterampilan, mengaitkan hubungan-hubungan, dan berpikir lebih tinggi. Dalam pembelajaran tersebut pemilihan media yang tepat perlu diperhatikan. Beberapa contoh pemilihan media yang tepat :

  • Menghafal dapat memilih media record / mendengarkan suara rekaman secara berulang-ulang
  • Menerapkan keterampilan dapat memilih media praktik maupun melalui demonstrasi, dan lain-lain.

Jadi dalam pemilihan media pembelajaran tidak selamanya menggunakan video. Video sebagai salah satu dari banyaknya media pembelajaran. Penggunaan media perlu adanya kesesuaian terhadap materi yang akan dijelaskan. Bisa saja kita menggunakan media gambar, penjelasan melalui power point, bisa juga melalui alat peraga dan lain sebagainya.

Sebelum memillih media pembelajaran terdapat beberapa tips yang harus diperhatikan sebagai berikut :

  1. Perhatikan materi maupun mata pelajaran yang akan dibuat media pembelajaran. Apakah materi maupun mata pelajaran tersebut berupa pemahaman secara kognitif maupun berupa praktik/psikomotorik.
  2. Buatlah sebuah peta konsep maupun mind mapping sesuai dengan materi yang akan dijelaskan. Peta konsep tidak boleh terlalu meluas maknanya (secara kompleks), namun lebih spesifik agar mudah dipahami oleh siswa.
  3. Pilih media yang tepat. Jadi harus ada kesesuaian antara media yang digunakan dengan materi maupun mata pelajaran. Media digunakan sebagai alat, dengan pemilihan alat yang tepat maka pesan ataupun materi akan tersampaikan dengan baik dan lancar.

Dalam bukunya Azhar Arsyad (2015: 74) juga dijelaskan bahwa kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Maka beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut :

  1. Sesuai dengan tujuan

Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional dimana akan lebih baik jika mengacu setidaknya dua dari tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar media pembelajaran sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari tujuan. Media pembelajaran juga bukan hanya mampu mempengaruhi aspek intelegensi siswa, namun juga aspek lain yaitu sikap dan perbuatan.

Tepat Mendukung Materi yang Bersifat Fakta, Konsep, Prinsip, dan Generalisasi. Tidak semua materi dapat disajikan secara gamblang melalui media pembelajaran, terkadang harus disajikan dalam konsep atau simbol atau sesuatu yang lebih umum baru kemudian disertakan penjelasan. Ini memerlukan proses dan keterampilan khusus dari siswa untuk memahami hingga menganalisis materi yang disajikan. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu diselaraskan menurut kemampuan dan kebutuhan siswa dalam mendalami isi materi.

2. Praktik, Luwes, dan Bertahan

Media pembelajaran yang dipilih tidak harus mahal dan selalu berbasis teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana namun secara tepat guna akan lebih efektif dibandingkan media pembelajaran yang mahal dan rumit. Simpel dan mudah dalam penggunaan, harga terjangkau dan dapat bertahan lama serta dapat digunakan secara terus menerus patut menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memilih media pembelajaran.

3. Mampu dan Terampil Menggunakan

Apapun media yang dipilih. guru harus mampu menggunakan media tersebut. Nilai dan manfaat media pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana keterampilan guru menggunakan media pembelajaran tersebut. Keterampilan penggunaan media pembelajaran ini juga nantinya dapat diturunkan kepada siswa sehingga siswa juga mampu terampil menggunakan media pembelajaran yang dipilih.

4. Pengelompokan Sasaran

Siswa terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen. Antara kelompok satu dengan yang lain tentu tidak akan sama. Untuk itu pemilihan media pembelajaran tidak dapat disama ratakan, memang untuk media pembelajaran tertentu yang bersifat universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih khusus masing-masing kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan media pembelajaran untuk masing-masing kelompok.

Hal yang perlu diperhatikan mengenai kelompok belajar siswa sebagai sasaran ini misalnya besar kecil kelompok yang bisa digolongkan menjadi 4 yaitu kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. Latar belakang secara umum tiap kelompok perli diperhatikan seperti latar belakang ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Kemampuan belajar masing-masing siswa dalam kelompok juga wajib diperhatikan untuk memilih mana media pembelajaran yang tepat untuk dipilih.

5. Mutu Teknis

Pemilihan media yang akan digunakan harum memenuhi persyaratan teknis tertentu. Guru tidak bisa asal begitu saja menentukan media pembelajaran meskipun sudah memenuhi kriteria sebelumnya. Tiap produk yang dijadikan media pembelajaran tentu memiliki standar tertentu agar produk tersebut laik digunakan, jika produk tersebut belum memiliki standar khusus guru harus mampu menentukan standar untuk produk tersebut agar dapat digunakan untuk media pembelajaran.

Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran yang memperhatikan kriteria-kriteria tersebut akan menghasilkan atau menemukan media pembelajaran yang berkualitas dan sesuai atau tepat digunakan untuk masing-masing materi pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih juga mampu dengan mudah membantu guru menyampaikan materi kepada siswa, siswa juga dapat lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang sudah dipilih berdasarkan kriteria diatas.

Beberapa nilai tambah lain juga bisa didapat jika tepat dalam pemilihan media pembelajaran. Misalnya saja siswa mampu menambah atau meningkatkan keterampilan tertentu seperti mendengarkan dan konsentrasi. Dari segi keekonomisan pemilihan media pembelajaran yang mampu digunakan berkali-kali juga sangat dapat menekan biaya atau anggaran untuk pengadaan dan produksi media pembelajaran.

Referensi:

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd. Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran

Media Visual : Video sebagai salah satu Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran

Pertemuan ke 3:  Senin, 26 Maret 2018

Dosen pengampu Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.

Pada pertemuan minggu lalu kita sudah membahas mengenai apa itu media pembelajaran. Nahh pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai video sebagai salah satu media pembelajaran. Video dapat digunakan sebagai media pembelajaran sesuai dengan subyek materi yang akan dipelajari. Video merupakan teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak (sumber: Wikipedia). Dengan melihat sebuah tayangan video diharapkan siswa dapat lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu Guru.

Video sebagai media pembelajaran bidang ilmu Administrasi Perkantoran

Pada pertemuan ketiga ini kita membahas mengenai video sebagai salah satu media pembelajaran dalam bidang ilmu Administrasi Perkantoran. Setelah diperlihatkan beberapa video oleh Bapak Agung Kuswantoro, terdapat beberapa jenis video pembelajaran yang biasa digunakan:

  1. Bersifat Kognitif, yaitu mengenai pemahaman siswa terhadap materi maupun berfokus pada teori. Seperti contoh pada mata pelajaran kearsipan hanya ditampilkan dalam bentuk teks maupun full Jenis video ini dianggap kurang efektif karena sama halnya dengan membaca buku namun dikemas menjadi sebuah video. Sehingga siswa kurang tertarik untuk melihat tayangan video sampai akhir.
  2. Softskill dalam bidang Administrasi Perkantoran. Jenis video ini berisi pemahaman materi namun dilakukan melalui wawancara kepada narasumber yang expert dalam bidang Administrasi Perkantoran. Jenis video ini lebih mudah dipahami karena melihat interaksi antara seseorang kepada orang lain yang sudah bekerja pada bidang Administrasi Perkantoran maupun kepada seseorang yang sudah berpengalaman. Seperti contoh: wawancara kepada sekretaris, office administration department.
  3. Bersifat Psikomotor/praktik. Jenis video ini menekankan pada pemberian stimulus atau rangsangan kepada siswa melalui sebuah gerakan. Seperti contoh pada mata pelajaran kearsipan tentang peralatan arsip, pada video tersebut memperlihatkan secara langsung jenis-jenis peralatan arsip seperti filling cabinet yang kemudian dijelaskan isinya yang terdapat berbagai macam map atau folder serta menjelaskan kegunaannya. Jenis video ini lebih menarik dan mudah dipahami karena siswa akan mudah mengingat dengan diperlihatkannya peralatan secara langsung melalui video.
  4. Praktik secara langsung di sebuah kantor atau instansi. Video ini berisi mengenai kegiatan administrasi secara menyeluruh mulai dari menerima tamu, menelepon, mengetik dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan administrasi. Jenis video ini sangat mudah dipahami karena video tesebut berisi kegiatan secara langsung sehingga siswa dengan mudah dapat memahami system dan pembagian kerja dalam bidang administrasi.

Dari berbagai jenis video yang ditayangkan ada beberapa kekurangan dan kelebihan. Dalam pembuatan video sebagai media pembelajaran perlu diperhatikan beberapa aspek-aspek yang terkait agar media yang digunakan efektif sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi. Sebuah video harus dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk melihat, dengan ketertarikan tersebut maka siswa akan mengulang-ulang tayangan video yang dilihatnya. Dalam pembuatan video juga harus memperhatikan materi apa yang akan disampaikan, sehingga ada keterkaitan antara materi dengan video yang ditayangkan. Seperti contoh pada mata pelajaran kearsipan selain video yang berisi teori tentang menyimpan surat namun juga ada praktik menyimpan surat secara langsung oleh seorang arsiparis.

Peta Konsep

Selain media visual atau video, membuat peta konsep juga membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dalam bidang ilmu Administrasi Perkantoran yang mencakup materi secara kompleks dapat kita jadikan peta konsep dengan mengambil sub bab dalam setiap mata pelajaran. Dengan membuat peta konsep siswa dapat lebih mudah menyimpulkan materi yang sedang dipelajari. Peta konsep adalah suatu gambar yang memaparkan struktur konsep yaitu  keterkaitan antar konsep dari suatu gambaran yang menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dari suatu materi pelajaran yang dihubungkan dengan suatu kata penghubung sehingga membentuk suatu proposisi. Karena itu, peta konsep akan mendorong siswa menghubungkan konsep-konsep selama belajar, sehingga tercapai pembelajaran yang bermakna (Dahar,1989:123).

Contoh Peta Konsep dalam Administrasi Perkantoran:

Skip to toolbar