BERIMAN KEPADA MALAIKAT

kaligrafi

Mengenal Malaikat

 Malaikat adalah makhluk (ciptaan Allah swt) cahaya, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak berjenis kelamin. Mereka adalah alam lain yang berdiri sendiri dan berbeda fisik dan jasadnya

Asal penciptaan malaikat → Allah swt telah menciptakan malaikat dari cahaya,
sebagaimana sabda Rasulullah saw:

sabda 4

Malaikat telah diciptakan dari cahaya (HR Muslim).

Dalil iman kepada Malaikat
 DALIL-DALIL AL QUR’AN
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman, Semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-Rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat. ” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. ” QS Al Baqoroh ayat 285

Di Al Qur’an juga terdapat surat yang diberi nama surat Malaikat yaitu surat Faathir.

 DALIL-DALIL HADITS
Di antara hadits yang paling populer berkaitan dengan tema ini adalah Hadits Jibril yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra, ia berkata :
Rasulullah saw pada suatu hari bersama para sahabat lalu seorang laki-laki datang padanya kemudian berkata ; Ya Rasulullah, apakah iman itu, Rasul menjawab : Iman adalah kamu beriman pada Allah, malaikat, kitab-Nya, bertemu dengan-Nya, para Rasul dan beriman kepada hari kebangkitan. (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Dengan demikian jelaslah bahwa iman kepada malaikat adalah salah satu rukun aqidah Islamiyah dan tidak akan diterima iman seorang muslim tanpa mengimani rukun ini. Mungkin terlintas di pikiran anda sebuah

pertanyaan : Kenapa iman kepada malaikat menjadi salah satu rukun iman ?

Jawabannya adalah seperti yang dijelaskan oleh Imam Muhammad Abduh didalam tafsirnya ia berkata : “Bahwa iman kepada malaikat adalah pokok iman kepada wahyu, karena malaikat penyampai wahyu adalah ruhyang berakal yang memiliki ilmu yang luas dengan izin Allah, disampaikannya kepada ruhNabi sebagai pokok agama, karenanya penyebutan malaikat didahulukan atas penyebutan kitab dan para Nabi. Sebab merekalah yang datang kepada para Nabi membawa kitab, karenanya mengingkari malaikat berarti mengingkari wahyu, kenabian dan ruh, yang demikian itu berarti mengingkari hari akhir, dan orang yang mengingkari hari akhir tujuan utamanya adalah kenikmatan dunia, syahwat dan segala tuntutannya. Hal ini adalah sumber kesengsaraan di dunia sebelum di akhirat.

Sifat dan Karakteristik Malaikat
 Sifat-sifat Malaikat
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Rasulullah saw bersabda : “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diceritakan pada kamu (tanah). “

Para ulama berbicara tentang tabiat malaikat, mereka berkata : Para malaikat adalah jawahir basithah yang diberi akal, tidak memerlukan tempat, ada yang berhubungan dengan benda konkret seperti otak, adapula yang berhubungan dengan yang abstrak seperti jiwa. Malaikat memiliki kemampuan logika akal yang tidak sempurna, mereka dapat diciptakan melalui proses kelahiran, atau tanpa proses kelahiran. Mereka tidak terhalang dari cahaya Allah dan tidak dilarang berada bersamanya pada suatu waktu, pada suatu keadaan dengan tidur, lalai atau syahwat bahkan mereka menikmati degan apa yang mereka saksikan dan mereka lihat dari Allah, ketaatan mereka adalah karakter dan kemaksiatan mereka adalah tugas, berbeda dengan manusia ketaatannya adalah
tugas dan mengikuti hawa nafsu adalah karakter.

Dalil: QS.An-Nahl: 50, QS.Al-Anbiya’:27, QS.At-Tahrim:6

 Karakteristik Malaikat

  • 1. Malaikat adalah makhluk istimewa yang tidak disifati dengan sifat laki-laki atau perempuan (QS.An-Nahl: 58, QS.Az-Zukhruf:19, QS.Al-Isra’:40)
  • 2. Malaikat tidak makan dan tidak minum (QS. Adz-Dzariyat: 24-28)
  • 3. Malaikat tidak dapat dilihat dalam wujud aslinya (QS. Al-Furqan:21-22)
  • 4. Malaikat mampu berubah bentuk (QS.Maryam: 16-17)
  • 5. Malaikat memiliki kemampuan yang luar biasa (QS.Al-Haqqah:17,QS.Az-Zumar:68)
  • 6. Malaikat diciptakan untuk taat dan bertasbih (QS.At-Tahrim: 66,QS.Al-Anbiya’:19)
  • 7. Malaikat terjaga dari salah (QS.Fushshilat: 38)

 

Tugas Malaikat
Tugas malaikat ⇒ Mereka mengurus alam semesta ini sesuai iradah dan masyi’ah (kehendak)
Allah swt. Dia mendayagunakan malaikat untuk melaksanakan perintah-Nya, dan mereka pun
tidak akan melakukan sesuatu kecuali dengan perintah Allah swt.

Di antara tugas mereka:

  • 1. Bertasbih dan tunduk secara total dan sempurna kepaada Allah SWT.
  • 2. Membawakan wahyu
  • 3. Mencatat semua amal manusia
  • 4. Mewafatkan atau mencabut nyawa

 

Tautan permanen menuju artikel ini: https://blog.unnes.ac.id/ramadhani/2015/11/26/beriman-kepada-malaikat/

Surat AL-Ashr

 

Surat ini Makkiyah dan terdiri dari 3 ayat. Di dalamnya terdapat sumpah bahwa manusia berada dalam kerugian dan kesesatan. Kecuali orang yang dipelihara Allah, mereka adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

makna 1

Syarah: Allah bersumpah dengan masa karen ada banyak pelajaran di dalamnya. Padanya ada hal-hal yang saling berlawanan dan ini menunjukkan bahwa dunia dan masa tersebut mempunyai tuhanyang mengendalikan dan menguasainya. Tidakkah kamu melihat malam dan siang yang saling susul menyusul. Kamu juga melihat tanda-tanda malam dan tanda-tanda siang. Tidakkah kamu melihat di sana ada kesenangan dan ada kesusahan, ada kebahagiaan dan ada kesedihan, ada sehat dan ada sakit, ada rasa takut dan rasa aman. Ada orang meninggal karena lapar dan ada yang binasa karena kekenyangan. Ada yang meninggal karena tenggelam dan ada yang mati karena terbakar. Ini semua terjadi bukan karena campur tangan masa. Ini menunjukkan bahwa alam semesta mempunyai ilah yang menciptakannya dan mengaturnya. Dialah yang paling berhak untuk ditiju dan disembah, tiada yang lain. Manusia dalam kerugian dan kesesatan, kekufuran dan kebinasaan, karena ia terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kekufuran serta dosa-dosa yang dipilihnya sendiri. Subhanallah, manusia bagai tenggelam dalam kerugian yang mengelilinya dari berbagai penjuru. Sebab itu telah melakukan dosa terhadap hak-hak Allah yang memelihara dan memberinya berbagai nikmat dan kebaikan. Manusia, semuanya, berada dalam dosa yang membinasakan kecuali yang dipelihara Allah dan ditunjukkan kepada kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikatNya, dan rasul-rasul-Nya dengan keimanan yang tulus. Selain itu mereka juga mengerjakan amal shalih yang berguna dan diridhai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman. Lalu apakah cukup itu saja. Tidak, perlu sifat ketiga, yaitu agar masing-masing menasihati yang lain tentang kebenaran dan keteguhan yang didukung oleh dalil yang kuat dan syairah yang tepat. Masingmasing menasihati yang lain untuk bersabar menghadapi hal-hal yang tidak disukai dan berbagai kesulitan. Sebab, tidak cukup bagi anda hanya melakukan kebaikan saja. Setelah memperbaiki diri, anda mesti mengajak orang lain menuju kebenaran dan menempuh jalan yang lurus. Untuk itu anda pasti akan menemui kesulitan, maka bersabarlah dan ajak orang lain untuk bersabar. Sabar adalah setengah keimanan dan Allah yang membimbing menuju kebaikan.

Tautan permanen menuju artikel ini: https://blog.unnes.ac.id/ramadhani/2015/11/26/surat-al-ashr/

Surat An-Nas, Al-Falaq, dan Al – Ikhlas

keutamaan surat dalam alquran

Surat An-Nas Surat An-Nas ini Makkiyah menurut pendapat paling benar, terdiri dari 6 ayat. Ini merupakan ayat perlindungan yang kedua.
1. Katakanlah, “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
6. Dari (golongan) jin dan manusia.”

makna
Syarah: Katakan kepada mereka, “Aku berlindung kepada Allah agar menjagaku dari kejahatan makhluk yang berbisik kepadaku. Aku berlindung kepada Tuhan menusia yang mendidik dan mengambil sumpah kepada mereka di kala mereka kecil atau lemah. Allah telah menguasai urusan mereka dan Dialah Pemilik Manusia. Dia ilah mereka dan mereka budak-Nya. Dia yang layak disembah, ditunduki, dan dituju. Sebab Dialah Allah Ta’ala yang menciptakan manusia, menumbuhkembangkan mereka, serta menguasai urusan mereka. Karena Dialah tempat berlindung dan meminta pertolongan. Bernaung kepada-Nya dari kejahatan bisikan di dalam hati yang biasa menghiasi kejahatan dan menampakkan keburukan dengan bentuk kabaikan. Itulah bisikan yang kebanyakan mengajak kepada larangan, baik dari bangsa jin, makhluk yang tersembunyi, yang mereka itu anak-anak dan tentara Iblis atau dari bangsa manusia seperti halnya teman-teman buruk. Mudah-mudahan kita dipelihara Allah dari kejahatan syetan jin dan syetan manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan. Dia juga Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah sendiri telah mengajarkan kita bagaimana berlindung diri dari kejahatan lahir maupun batin. Wallahu A’lam.
Surat Al-Falaq Makkiyah, ada yang mengatakan Madaniyyah, terdiri dari 5 ayat, dan salah satu dari dua ayat perlindungan.
1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2. Dari kejahatan makhluk-Nya,
3. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita,
4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

makna 2

Syarah: Diriwayatkan bahwa ada orang Yahudi mensihir Nabi saw. Hingga beliau sakit sampai tiga hari. Sakit beliau sangat parah sampai-sampai tidak sadar terhadap apa yang dilakukan. Kemudian Jibril datang dna memberitahu tentang bagian yang terkena sihir. Setelah itu beliau dibacakan surat An-Nas dan Al-Falaq akhirnya kembali sadar seperti semula. Menurutku riwayat ini tidak benar sebagaimana pendapat para ulama. Ia hanya celoteh orangorang Yahudi dengan tujuan agar manusia ragu terhadap Nabi saw. Dan menganggap beliau terkena sihir. Padahal Allah berfirman,
“Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (Al-Maidah: 67).
“Sesungguhnya kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolokolokkan (kamu).” (Al-Hijr: 95). Katakan kepada mereka, ya Muhammad, “Aku berlindung kepada Tuhan seluruh alam yang dapat membelah tanah dan langit, aku berlabuh kepada-Nya dari semua kejahatan yang menimpaku, keluargaku, dakwahku, dan sahabatku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam jika telah menjadi gelap gulita dan menutupi seluruh alam. Karena kegelapan malam bisa menjadi tabir bagi setiap orang yang melampaui batas dan pendosa. Aku juga berlindung kepadaMu dari para wanita peniup buhul tali yang mereka ikat.” Sebagaimana yang dijelaskan tadi. Namun maksud yang sebenarnya adalah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatn para pengadu domba yang memutuskan hubungan cinta kasih. Dengan demikian ta’ pada kata,
النفاثة Bermakna hiperbol dan tidak menujukkan ta’nits (feminim). Yakni orang yang berusaha mengadu domba, mengerahkan segenap upayanya untuk menyakiti orang yang dipuji. Tidak ada jalan untuk mendaptkan keridhaan orang semacam ini. Maka tidak ada cara lain menghadapi orang tersebut selain menhadap kepada Allah agar berkenan memelihara kita dari kejahatannya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

 

Surat Al-Ikhlas Makkiyah, terdiri dari 4 ayat, surat tauhid dan pensucian nama Allah Ta’ala. Ia merupakan prinsip pertama dan pilar tama Islam. Oleh karena itu pahala membaca surat ini disejajarkan dengan sepertiga Al-Qur’an. Karena ada tiga prinsip umum: tauhid, penerapan hudud dan perbuatan hamba, serta disebutkan dahsyatnya hari Kiamat. Ini tidaklah mengherankan bagi orang yang diberi karunia untuk membacanya dengan tadabbur dan pemahaman, hingga pahalanya disamakan dengan orang membaca sepertiga Al-Qur’an.
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

makna 3

Syarah: Inilah prinsip pertama dan tugas utama yang diemban Nabi saw. Beliau pun menyingsingkan lengan baju dan mulai mengajak manusia kepada tahuhid dan beribadah kepada Allah yang Esa. Oleh karena itu di dalam surat ini Allah memerintahkan beliau agar mengatakan, “Katakan, ‘Dialah Allah yang Esa.” Katakan kepada mereka, ya Muhammad, “Berita ini benar karena didukung oleh kejujuran dan bukti yang jelas. Dialah Allah yang Esa. Dzat Allah satu dan tiada berbilang. Sifat-Nya satu dan selain-Nya tidak memiliki sifat yang sama dengan sifat-Nya. Satu perbuatan dan selain-Nya tidak memiliki perbuatan seperti perbuatan-Nya. Barangkali pengertian kata ganti ‘dia’ pada awal ayat adalah penegasan di awal tentang beratnya ungkapan berikutnya dan penjelasan tentang suatu bahaya yang membuatmu harus mencari dan menoleh kepadanya. Sebab kata ganti tersebut memaksamu untuk memperhatikan ungkapan berikutnya. Jika kemudian ada tafsir dan penjelasannya jiwa pun merasa tenang. Barangkali anda bertanya, tidakkah sebaiknya dikatakan, “Allah yang Esa” sebagai pengganti dari kata, “Allah itu Esa.” Jawabannya, bahwa ungkapan seperti ini adalah untuk mengukuhkan bahwa Allah itu Esa

dan tiada berbilang Dzat-Nya. Kalau dikatakan, “Allah yang Maha Esa,” tentu inplikasinya mereka akan meyakini keesaan-Nya namun meragukan eksistensi keesaan itu. Padahal maksudnya adalah meniadakan pembilangan sebagaimana yang mereka yakini. Oleh karena itu Allah berfirman,
“Dia-lah Allah, Dia itu Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.” Artinya tiada sesuatu pun di atas-Nya dan Dia tidak butuh kepada sesuatu pun. Bahkan selainNya butuh kepada-Nya. Semua makhluk perlu berlindung kepada-Nya di saat sulit dan krisis mendera. Maha Agung Allah dan penuh berkah semua nikmat-Nya.
“Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan” Ini merupakan pensucian Allah dari mempunyai anak laki-laki, anak perempuan, ayah, atau ibu. Allah tidak mempunyai anak adalah bantahan terhadap orang-oran musyrik yang mengatakan bahwa malaikat itu anak-anak perempuan Allah, terhadap orang-orang Nashrani dan Yahudi yang mengatakan ‘Uzair dan Isa anak Allah. Dia juga bukan anak sebagaimana orang-orang Nashrani mengatakan Al-Masih itu anak Allah lalu mereka menyembahnya sebagaimana menyembah ayahnya. Ketidak-mungkinan Allah mempunyai anak karena seorang anak biasanya bagian yang terpisah dari ayahnya. Tentu ini menuntut adanya pembilangan dan munculnya sesuatu yang baru serta serupa dengan makhluk. Allah tidak membutuhkan anak karena Dialah yang menciptakan alam semesta, menciptakan langit dan bumi serta mewarisinya. Sedangkan ketidak-mungkinan Allah sebagai anak, karena sebuah aksioma bahwa anak membutuhkan ayah dan ibu, membutuhkan susu dan yang menyusuinya. Maha Tinggi Allah dari semua itu setinggitingginya.
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Ya. Selama satu Dzat-Nya dan tidak berbilang, bukan ayah seseorang dan bukan anaknya, maka Dia tidak menyerupai makhuk-Nya. Tiada yang menyerupai-Nya atau sekutu-Nya. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan. Meskipun ringkas, surat ini membantah orang-orang musyrik Arab, Nashrani, dan Yahudi. Menggagalkan pemahaman Manaisme (Al-Manawiyah) yang mempercayai tuhan cahaya dan kegelapan, juga terhadap Nashrani yang berpaham trinitas, terhadap agama Shabi’ah yang menyembah bintang-bintang dan galaksi, terhadap orang-orang musyrik Arab yang mengira selain-Nya dapat diandalkan di saat membutuhkan, atau bahwa Allah mempunyai sekutu. Maha Tinggi Allah dari semua itu. Surat ini dinamakan Al-Ikhlas, karena ia mengukuhkan keesaan Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia sendiri yang dituju untuk memenuhi semua kebutuhan, yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, tiada yang menyerupai dan tandingan-Nya. Konsekuensi dari semua itu adalah ikhlas beribadah kepada Allah dan ikhlas menghadap kepada-Nya saja.

Tautan permanen menuju artikel ini: https://blog.unnes.ac.id/ramadhani/2015/11/25/surat-an-nas-al-falaq-dan-al-ikhlas/

Makna Ukhuwah Islamiyah

ukhuwah

Sumber Gambar :https://ummuyasir.wordpress.com/2014/12/24/%E2%80%A2%E2%80%A2-indahnya-ukhuwah-islamiyah-muhasabah-karena-cinta-nya-%E2%80%A2%E2%80%A2/

Makna Ukhuwah Islamiyah.

 Menurut Imam Hasan Al-Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu

sama lain dengan ikatan aqidah. Hakekat Ukhuwah Islamiyah

  1. Nikmat Allah (QS. 3: 103)
  2. Perumpamaan tali tasbih (QS. 43: 67)
  3. Merupakan arahan Rabbani (QS. 8: 63)
  4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS. 49: 10)

 

Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah

 Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat

Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan

selain ikatan aqidah (misal: ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme,

kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi).

 

Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah:

  1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai
  2. Memohon dido’akan bila berpisah
  3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa
  4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
  5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
  6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
  7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
  8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya
  9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

 

Buah Ukhuwah Islamiyah

  1. Merasakan lezatnya iman
  2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
  3. Mendapatkan tempat khusus di syurga (15:45-48)

 

 

Rukun Ukhwah Islamiyah

(1) Ta’aruf (perkenalan jasad, jiwa, dan sifat)

(2) Ta-alluf (kesatuan hati) dan tafahum (saling memahami)

(3) Tanashuh (saling menasehati)

(4) Ta’awun (saling menolong)

(5) Takaful (merasa senasib)

(6) Itsar (mendahulukan saudara

Tautan permanen menuju artikel ini: https://blog.unnes.ac.id/ramadhani/2015/11/24/makna-ukhuwah-islamiyah/

Keutamaan Membaca 8 Surat AL QURAN

keutamaan surat dalam alquran

Sungguh luar biasa tatkala ayat-ayat suci yang terdapat dalam Al-Quran dilantunkan serta diresapi dalam pikiran dan hati. Menjadi penyejuk jiwa yang gundah gelisah, dan sebagai obat penawar bagi hamba yang resah. Setiap surat yang dibaca dalam Al-Quran ini, mengandung banyak arti dan makna yang cukup memukau bagi umat manusia di bumi.

Namun secara sepintas, bisa dijelaskan dengan adanya sabda Nabi yang merupakan penjelas bagi setiap ayat yang telah tertulis dalam kitab Allah SWT ini. Sehingga dari situ ditemukan sebuah keutamaan yang begitu mendalam akan setiap surat dalam Al-Quran, serta bermanfaat bagi umat yang mengamalkannya.

Sebenarnya, setiap surat dalam Al-Quran memiliki keutamaan yang tak terduga dan luar biasa. Namun ada 8 surat di dalam Al-Quran yang bisa juga kita terapkan dan amalkan dalam kehidupan anda sehari-hari. Dari delapan surat tersebut, memiliki keutamaan yang berbeda-beda, sesuai apa yang dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut keterangannya.

1. Surat Al – Fatihah


Berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rafi bin Al-Ma’la R.A, Bahwasannya di dalam hadits tersebut menjelaskan, Bahwa surat Al-fatihah merupakan surat yang paling besar dalam Al-Quran. Yang mana Al-Fatihah juga dinamakan dengan Ummul Kitab, Suratul Munajah, Suratul Kafiyyah, dan Suratus Shalah. Sehingga surat Al-Fatihah ini kerap dijadikan oleh para umat Islam sebagai pembukaan awal dalam suatu majlis, Yang mana supaya mendapat berkah atau fadhilah yang ada di dalamnya.

2. Surat Al – Baqarah dan Ali – Imran


Perlu diketahui, Bahwa menurut hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Umamah R.A, Bahwasannya di dalam hadits tersebut menjelaskan, Barang siapa yang membaca Az-Zahrawain ( Yakni surat Al-Baqarah dan Ali Imran), Maka di hari kiamat nanti keduanya akan datang layaknya awan atau burung untuk membela bagi orang yang selalu membaca Surat tersebut. Sehingga Kedua surat ini bisa menjadi kunci pembelaan di akhirat bagi orang yang mengamalkannya dengan istiqomah.

3. Surat Al – Kahfi


Di dalam penjelasan yang didasarkan oleh sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Sa’id R.A, Menjelaskan bahwa barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi di hari Jumat, maka akan diterangi dengan cahaya diantara dua jumat. Sehingga fadhilah dari surat Al kahfi ini, memberikan suatu pintu yang terang dalam menjalani hidup bagi siapa saja yang mengamalkannya.

4. Surat Yasin


Membaca dan mengamalkan surat yasin dalam waktu semalam dengan penuh keikhlasan, Maka Allah SWT akan mengampuni semua dosa-dosa yang telah diperbuat oleh hamba, Yang selalu mengamalkan Surat Yasin. Hal demikian memang sesuai dengan sabda Nabi yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik dan Ibnu Hibban dari Rawi keduanya, yakni Sahabat Jundhab R.A. Sehingga tidak heran bahwa banyak orang yang berbondong-bondong untuk beristiqomah membaca surat yasin dalam suatu majlis, Terutama pada malam jumat. Selain itu surat Yasin juga merupakan jantungnya Al-Quran.

5. Surat Al – Waqi’ah


Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari rawinya Ibnu Mas’ud, Menjelaskan bahwa barang siapa yang membaca surat Al Waqiah setiap malam, maka Allah SWT akan menggampangkan pintu rizkinya. Dan seseorang akan tercegah dari kefakiran atau kemiskinan. Dengan adanya keutamaan tersebut, setidaknya bisa diterapkan secara rutin dan istiqomah, Agar seluruh fadhilah yang ada di dalamnya bisa menghantarkan kita dalam menempuh jalan yang diridhai Allah SWT

6. Surat Al – Mulk


Dalam surat Al-Mulk memiliki keutamaan yakni, Keselamatan di alam kubur bagi siapa saja yang membaca / mengamalkannya. Hal demikian memang sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Ibnu Abbas R.A. Selain itu, di dalam surat Al-Mulk ini, Ada 30 ayat yang bisa memberikan syafa’at kepada seseorang sampai diampuni dosa-dosanya.

7. Surat Al – Ikhlas


Bilamana ada seorang yang bisa membaca atau mengamalkan surat Al-Ikhlas dengan penuh cinta, maka Allah akan senantiasa memasukkan orang tersebut ke surga. Yang mana hal demikian memang sesuai dengan adanya sebuah cerita / sejarah yang ada dalam hadits, Yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Anas R.A. Dan keutamaan lain di dalam surat Al-Ikhlas ini, Bahwa membaca surat Al-Ikhlas sama ibaratnya dengan membaca sepertiga dari ayat-ayat Al-Quran.

8. Al – Mu’awidzataini


Pada surat Al – Muawidzataini ( An – Nas dan Al – Falaq ) terdapat keutamaan, Yakni seseorang akan terlindung dari godaan setan, jin dan orang-orang yang mau berbuat dzalim. Sehingga kedua surat ini, memiliki fadhilah yang luar biasa bagi orang yang mau mengamalkannya. Sehingga orang tersebut akan selamat dari berbagai musuh yang datang, baik itu berupa jin, manusia yang dzalim, maupun godaan setan lainnya.

Tautan permanen menuju artikel ini: https://blog.unnes.ac.id/ramadhani/2015/11/24/keutamaan-membaca-8-surat-al-quran/

Load more