Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas

Bila diartikan secara bahasa, lokal berarti setempat, sedangkan kearifan berarti pemikiran, gagasan, atau perilaku yang bijaksana. Jadi, kearifan lokal merupakan sebuah gagasan setempat yang berisi pandangan hidup dan pengetahuan lokal yang mengandung kebijaksanaan, kearifan, bernilai baik yang tertananam dan diikuti oleh satu generasi ke generasi berikutnya. Kearifan lokal sering juga dijadikan sebagai dasar (akal) untuk masyarakat bertindak terhadap sesuatu maupun suatu peristiwa yang terjadi. Kearifan lokal muncul dengan berevolusi bersama masyarakat dan lingkungannya, adapun persebarannya melalui sastra lisan dan menuskrip. Kearifan lokal yang bernilai luhur dan tertanam kuat pada masyarakat dijadikan sebagai alat untuk berpandangan hidup, mengambil keputusan, serta mengatasi masalah dan pemenuhan kebutuhan masyarakat di berbagai bidang.

Kearifan lokal bersifat dinamis, yakni mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman, perubahan lingkungan, serta mobilitas masyarakat. Sehingga kearifan lokal mampu bertahan ke generasi berikutnya. Selain dinamis, kearifan lokal juga bersifat lintas budaya, artinya kearifan lokal tidak hanya berlaku pada budaya dan etnis tertentu saja melainkan dapat dikatakan sebagai lintas budaya dan lintas etnik sehingga mampu memunculkan budaya nasional. Sebagai contoh, hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan lain-lain.

KONSEP PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

Pemberdayaan merupakan suatu proses pribadi dan sosial dalam rangka pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangakan komunitas adalah sekelompok orang atau lebih yang hidup bersama pada suatu tempat memiliki kesamaan kepentingan dan tujuan sehingga saling mempengaruhi dan berintegrasi. Jadi, pemberdayaan komunitas dapat diartikan sebagai upaya peningkatkan kesejahteraan seseorang atau kelompok untuk meningkatkan harkat dan martabat kehidupannya dengan cara meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya pemberdayaan komunitas ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.

Tujuan dan Strategi Dalam Pemberdayaan Komunitas

Pemberdayaan komunitas bertujuan untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan serta mampu memecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki. Selain itu pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatakan standar hidup masyarakat dan peningkatan kebebasan setiap orang.

Adapun Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas Menurut Eliot (dalam I.N. Sumaryadi, 2005:150) ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.

  1. Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), yaitu membantu memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam.
  2. Pendekatan pembangunan (the development approach), memusatkan perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keswadayaan masyarakat.
  3. Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach), melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaannya.

Manfaat Pemberdayaan Komunitas

Adanya pemberdayaan komunitas ini mampu memunculkan potensi yang dimiliki masing-masing individu pada komunitas tersebut. Sehingga individu mampu mengembangkan kreativitas serta kemampuan untuk menunjang tingkatkan kejahteraan mereka. Pemberdayaan berkontribusinya bagi kehidupan masyarakat melalui pemberian pengetahuan manajemen, mutu, teknik, keterampilan, dan metodologi bagi masyarakat, sehingga komunitas dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dalam pekerjaan dan perbaikan kinerjanya.

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL

Model pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal mengandung arti penempatan nilai-nilai setempat (lokal) sebagai input pembangunan sosial serta penanggulangan masalah-masalah sosial sepeti penganggurang, kemiskinan, dll. Adapun nilai-nilai setempat (lokal) tersebut merupakan cerminan dari nilai kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai yang baik yang telah diyakini serta diamalkan oleh masyarakat setempat dan menjadi gambaran dari masyarakat yang tersebut. Nilai-nilai luhur tersebut meliputi gotongroyong, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi (tepa selira), etos kerja, dll.

Sehingga adanya model pemberdayaan komunitas berbasis nilai-nilai kearifan lokal akan menciptakan masyarakat yang berdaya, yakni masyarakat yang mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan), mampu mengarahkan dirinya sendiri, Memiliki kekuatan untuk berunding, memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, serta bertanggung jawab atas tindakannya. []

***

Daftar Pustaka

Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Jakarta: Yudistira.

Henslin, James M. 2006. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Judul Asli: Essentials of Sociology). Jakarta: PT Erlangga.
Nb:
Artikel ini ditulis oleh Novita
Abdurrahman Jtk
Mahasiswa Jurusan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang

1 Comment

  1. Blognya bagus sekali tampilannya, tapi sayang nilainya menjadi drop karena tidak ada materi sosiologi & antropologi yang lengkap dari kelas 1 s.d klas 3

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: