LAPORAN HASIL OBSERVASI

Pada 4 desember pukul 11.19 saya dan kelompok saya melakukan observasi di P.T.SEMARANG GARMENT di Jln. Soekarno Hatta Km 25 Wujil, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Disana saya mewawancarai ketua RT 08 RW 01 yang bernama Bapak Untung Susilo (64 thn) dan istrinya yang bernama Witarti (55 thn). Penghasilan Bapak Untung per hari kurang lebih 900 ribu, sebelum mendirikan warung makan pak Untung berprofesi sebagai tukang bengkel mobil. Pak Untung menjabat ketua RT sudah 4 periode. Di RT 08 terdapat 37 kepala kelurga dan kebnayakan pendatang yang menghuni RT tersebut. Bapak Untung Susilo sudah di desa tersebut 25 tahun dan beliau juga mendirikan warung makan untuk para pekerja di PT Garment. Banyak  RT-RT yang mendirikan tempat kost-kost-an antara lain RT 04. RT 09, RT 10, RT 05.

Banyak pekerja di PT Garment yang ngkost di sekitar PT tersebut. Biaya kost per bulan yaitu 170 ribu dengan fasilitas hanya tempat tidur dan lemari. Anak-anak yang ngkost ada yang dari Purwodadi, Gunungpati,dll. Di desa tersebut biaya makan murah yaitu 7500 per makan. Banyak orang-orang yang jual di sekitar PT Garment tersebut dan rata-rata yang jualan adalah orang yang ditinggal di desa sebelah atau orang yang dari luar daerah tersebut. Setiap yang jualan ditariki pajak sebesar 500 rupiah dan uang tersebut masuk ke dalam kas. Pemilik PT Garment tersebut adalah orang korea, dulunya PT tersebut adalah PT Sitrun karena bangkrut dan sempat vacuum beberapa tahun lalu di dirikanlah PT Garment sampai saat ini. Dulu ada konflik antara warga desa dengan pabrik karena kurang setuju. Sampai saat ini belum pernah ada PHK, yang bekerja di sana adalah pegawai tetap dan sedikit yang kontrakan. Warga yang di sekitar pabrik hanya sedikit yang kerja di PT Garment, kata pak untung “ dalam rt 08 tidak ada 10 orang yang bekerja di pabrik tersebut, rata-rata yang anak-anak muda pergi merantau ke Jakarta, Kalimantan, dll. Di pabrik Garment tersebut tidak ada limbah air, yang ada hanya sampah-sampah kain-kain, jika kainnya masih bagus akan didistribusikan atau dimanfaatkan lagi. Di sekitar pabrik tersebut banyak anak kost yang kehilangan barang-barangnya seperti hp. Mayoritas penduduk di desa tersebut beragama islam. Biasanya setiap lebaran pemilik pabrik tersebut membagikan bingkisan kepada warga sekitar, tatpi sekarang yang diberi bingkisan hanya beberapa orang saja. Dan harapan bapak Untung kepada pabrik garment tersebut adalah adanya uang untuk pemasukan kas lingkungan yang seperti dulu.