Marah Kepada Anak

November 28th, 2015 by sarasnoya45 Leave a reply »

Suatu hari ada seorang ibu yang bersifat pemarah dan sering memarahi anaknya. Lalu Ibu tersebut bertekad untuk mengurangi marahnya kepada sang anak, Ibu tersebut datang menemui Sang Kakek bijak. Setelah mendengarkan semua cerita dari si ibu sang kakek bijak memberikan sekantong paku dan mengatakan pada si ibu itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama ibu itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar. Akhirnya tibalah hari dimana ibu tersebut merasa bisa mengendalikan amarahnya secara penuh dan tidak lagi cepat kehilangan kesabarannya.

Dia memberitahukan hal ini kepada sang Kakek bijak, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari penuh dimana dia tidak marah. Hari-hari berlalu dan si ibu itu akhirnya memberitahu sang kakek bijak bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang kakek menuntun ibu tersebut ke pagar. “Kamu telah berhasil dengan baik anakku…,..tapi, lihatlah lubang-lubang bekas paku ini, kayu pagar ini ,tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya, “. Ujar sang kakek.

“ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan pada anakmu.….. “.

“Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini… di hati anakmu dan orang lain”.

“Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu… tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf…. Luka itu akan tetap ada.……”.

“Dan tahukah kamu bahwa luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik bahkan lebih sakit lagi karena terus tersimpan di batin bawah sadar anakmu ….”.

Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa anak-anak adalah objek yang paling mudah dibentuk. Ingatan mereka masih kuat apabila kita beri sebuah kebaikan maka kebaikan tersebutakan tertanam hingga waktu yang lama dan juga jika hal yang buruk yang kita tanamkan maka hal buruk tersebut akan teringgat selamanya. Untuk itu kita sebagai orang tua harus bersikap baik dalam hal perkataan,perbuatan, dan semuanya terlebih ketika didekat anak-anak.

Kita tahu bahwa anak adalah investasi kita dihari tua. Jika kita mendidik baik anak kita maka insyaallah kita akan mendapatkan balasan baik dari anak kita dihari tua. Mendidik baik bukan berarti memberikan apa yangdiinginkan anak tetapi kita harus dapat memberikan mana yang dibutuhkan si anak.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Advertisement

Leave a Reply

Skip to toolbar