Semua tulisan dari Sefira Rizki Ayu Nindia

Materi Antropologi Kelas XII: Relativitas, Ketahanan, Inovasi dan Asimilasi Budaya

Relativitas budaya

Secara epistemologis, relativitas budaya berasal dari Jerman yang berati merupakan sebuah tanggapan akan adanya etnosentrisme barat, apabila dibiarkan nantinya akan melahirkan rasisme. Rasisme sendiri merupakan sebuah kebencian dari suku bangsa yang satu terhadap suku bangsa yang lain.sedangkan secara teoritis, relativitas budaya berdasarkan pada perkembangan budaya bahwa antara budaya yang satu dengan yang lain tidak sama. Apabila perkembangan antar suku bangsa lain berbeda, maka kebenaran dan kebaikan yang menjadi patokan tiap suku bangsa juga berbeda. Maka dari itu terbentuklah nilai-nilai budaya yang bersifat relatif. Lanjutkan membaca Materi Antropologi Kelas XII: Relativitas, Ketahanan, Inovasi dan Asimilasi Budaya

Materi Antropologi Kelas XII : Proses globalisasi dan strategi mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai budaya Indonesia

1. Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses antar individu, antar kelompok, dan antar negara yang saling berinteraksi, bergantung, dan saling memengaruhi satu sama lain dengan batas negara. Sedangkan menurut para ahli, pngertian globalisasi adalah sebagai berikut: Lanjutkan membaca Materi Antropologi Kelas XII : Proses globalisasi dan strategi mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai budaya Indonesia

Materi Antropologi Kelas XII: Kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial budaya

Kesetaraan Manusia

Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.

Pengertian Kesetaraan Sosial Budaya

Kesetaraan sosial adalah tata politik sosial di mana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Setidaknya, kesetaraan sosial mencakup hak yang sama di bawah hukum, merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai kebebasan untuk berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut tidak merupakan hak-hak yang bersifat atau bersangkutan secara personal. hak-hak ini dapat pula termasuk adanya akses untuk mendapatkan pendidikan, perawatan kesehatan dan pengamanan sosial lainnya yang sama dalam kewajiban yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Lanjutkan membaca Materi Antropologi Kelas XII: Kesetaraan dan hubungannya dengan perubahan sosial budaya

Materi kelas X Antropologi : Perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang

Pengertian Dari Prilaku Menyimpang

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prilaku menyimpang adalah prilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat. Prilaku menyimpang disebut juga non kompornitas. Terdapat dua sifat menyimpang yaitu penyimapangan yang bersifat positif adalah suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan/norma yang berlaku, namun mempunyai dampak positif terhadap system social dimana ia tinggal dan menyimpang yang bersifat negative adalah kecendrungan bertindak kea rah nilai-nilai social yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu system social yang ada. Lanjutkan membaca Materi kelas X Antropologi : Perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang

Materi Kelas X Antropologi: Internalisasi nilai-nilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter

Definisi Internalisasi

Secara etimologis, dalam kaidah bahasa Indonesia kata yang berakhiran-isasi mempunyai definisi sebuah proses. Sehingga internalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui binaan, bimbingan dan sebagainya. Lanjutkan membaca Materi Kelas X Antropologi: Internalisasi nilai-nilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter

Silabus Sosiologi kelas X Kurikulum 2013

silabus sosiologi kelas XIISatuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Lanjutkan membaca Silabus Sosiologi kelas X Kurikulum 2013

Silabus Sosiologi Kelas XI Kurikulum 2013

Satuan pendidikan        : SMA/MA

Kelas                              : XI

Kompetensi Inti              :

KI 1     : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2     : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3     : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Lanjutkan membaca Silabus Sosiologi Kelas XI Kurikulum 2013

Silabus Sosiologi Kelas XII Kurikulum 2013

Satuan Pendidikan        : SMA/MA

Kelas                                       : XII

Kompetensi Inti              :

KI 1   : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2   : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3   : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Lanjutkan membaca Silabus Sosiologi Kelas XII Kurikulum 2013

DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN BAGI KESEJAHTERAAN PETANI

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk sangat besar. Jumlah penduduk tersebut semakin bertambah setiap tahunnya. Sebagai gambaran, dapat kita lihat dari tingkat kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 108 jiwa per kilometer persegi, jumlah ini meningkat jadi 116 orang per kilometer persegi pada tahun 2005 (BPS  2005). Banyak sekali faktor yang menyebabkan adanya konversi lahan pertanian, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Kustiawan (1997) dalam Massardy (2009) yaitu konversi lahan sawah banyak terjadi di Pulau Jawa yaitu di wilayah Pantura. Lahan pertanian yang subur tersebut kemudian dikonversi menjadi perumahan, industri, dan prasarana yang luasnya jauh lebih besar dibandingkan dengan luas sawah baru. Hal ini yang menyebabkan luas sawah mengalami penyusutan yang cukup besar.Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta intensitas pembangunan yang berkembang dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya permintaan akan lahan. Permintaan akan lahan pertanian terus bertambah, sedangkan kita tahu bahwa lahan pertanian yang tersedia jumlahnya sangat terbatas. Hal inilah yang kemudian mendorong terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian atau industri.
Lanjutkan membaca DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN BAGI KESEJAHTERAAN PETANI