Analisis Film Sicko

Peran merupakan perilaku yang diharapkan seseorang yang menempati suatu status dalam masyarakat. Seseorang dikatakan telah melaksanakan suatu peran jika telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan maka konflik peran juga dapat terjadi.
Dalam film ini membahas mengenai sistem health care di AS, membandingkannya dengan sistem di Kanada, Inggris, Perancis.. Dalam film dokumenter berjudul Sicko diceritakan tentang asuransi kesehatan yang digunakan sebagian besar penduduk Amerika. Bahkan pemerintah, baik anggota senat maupun presiden ikut memromosikan asuransi kesehatan agar digunakan oleh seluruh penduduk Amerika dengan alasan untuk perbaikan atau kesejahteraan kesehatan. Namun, dibalik iming-iming terjaminnya kesehatan seluruh anggota keluarga tersebut, tenyata dalam mendapatkan asuransi masyarakat dipersulit dalam persyaratannya, terbukti bahwa hanya seperempat dari penduduk Amerika saja yang bisa mendapatkan asuransi. Selain itu, dokter juga berperan dalam memperbanyak keuntungan bagi perusahaan asuransi tersebut.

Dokter bekerjasama dengan perusahaan asuransi kesehatan dengan cara menolak pasien atau mengeluarkan pernyataan bahwa pasien tersebut tidak mengalami penyakit yang berat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak, sehingga pasien tersebut tidak dapat mencairkan polis kesehatannya. Dengan demikian, dokter yang berjasa tersebut mendapat keuntungan dari perusahaan asuransi yang juga mendapat keuntungan karena tidak jadi mengeluarkan tunjangan yang harusnya diperoleh oleh pasien. Film Sicko memperlihatkan adanya konflik peran yang dirasakan beberapa orang dari pegawai asuransi dan pihak dokter. Bagi pegawai asuransi, peran yang harus dijalankannya adalah melaksanakan program perusahaan yang telah ditentukan dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan tempat ia bekerja. Namun, di satu sisi ia tidak ingin menolak permintaan masyarakat yang mengajukan untuk mendapat asuransi kesehatan ke perusahaannya karena itu bertentangan dengan norma kemanusiaan dan kata hatinya. Sedangkan bagi dokter, ia diharuskan menolak pasien minimal sebanyak 10% dari total pasien untuk mendapat keuntungan yang dijanjikan oleh pihak perusahaan asuransi. Di satu sisi, sebagai seorang dokter ia tidak menginginkan untuk menolak pasien atau mengeluarkan pernyataan palsu tentang keadaan pasien, karena hal tersebut tidak sesuai dengan kode etik kedokteran. Setiap dokter menginginkan dapat menolong semua pasiennya, namun berharap tidak mengurangi pendapatan atau upah yang memang seharusnya ia dapatkan. Seperti yang ditunjukkan oleh dokter-dokter yang bekerja di negara Kanada, Inggris, dan Perancis, yang mana mereka digaji oleh pemerintah dengan upah yang sesuai dengan hasil kerja mereka. Sehingga dokter-dokter disana dapat menolong pasien dengan tenang tanpa perduli. Selain itu, peran pemerintah yang berusaha mengarahkan masyarakat untuk menggunakan asuransi kesehatan sebagai jaminan kesehatan bagi keluarga di Amerika, sebenarnya merupakan pendapatan tambahan dari pekerjaan tersebut, peran yang baik dan memang merupakan kewajiban pemerintah untuk berusaha menyejahterakan rakyatnya. Namun ternyata dibalik itu, anggota senat bahkan presiden yang selalu memromosikan asuransi kesehatan tersebut melakukannya karena terdapat kepentingan lain yaitu menginginkan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi. Banyak anggota senat yang memiliki saham perusahaan asuransi, atau bahkan menjadi CEO perusahaan farmasi, atau berusaha memromosikan asuransi kesehatan agar tetap mendapat bagian keuntungan juga. Bahkan dicontohkan dalam film Sicko, seorang ibu Negara yang awalnya menggembar-gemborkan tentang kesehatan gratis yang kemudian mendapat bagian dari perusahaan asuransi kesehatan membuat ia beralih untuk memromosikan asuransi kesehatan daripada pengobatan gratis.
Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, sehingga peran dapat mengatur perikelakuan seseorang. Namun konflik peran sering juga terjadi dan sulit dihindari karena kepentingan individu tidak selalu sesuai dengan kepentingan masyarakatnya. Oleh karena itu terjadilah tindakan-tindakan penyimpangan pada peran yang seharusnya dan dilakukan oleh sebagian status yang ada di masyarakat.
Teori Anomie (Narwoko, 2006: 110) berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang. Merton, dalam Narwoko (2006: 111) menggambarkan masyarakat industry modern, seperti Amerika Serikat, yan lebih mementingkan pencapaian kesuksesan materi yan diwujudkan dalam bentuk kemakmuran atau kekayaan dan pendidikan yang tinggi. Untuk mencapai tujuan-tujuan status tersebut harus melalui cara-cara yang sah, namun akses yang sah sangat terbatas jumlahnya, sehingga muncul situasi anomie, yaitu situasi dimana tidak ada titik temu antara tujuan status/kultural dan cara-cara yang sah yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan status tersebut. Sehingga situasi anomie ini berakibat negatif pada sekelompok masyarakat, yang mana untuk mencapai tujuannya mereka terpaksa melakukan melalui cara-cara yang tidak sah, seperti tindakan penyimpangan. Inilah yang terjadi pada beberapa status yang ada di Amerika. Mereka menginginkan materi yang lebih, namun akses untuk mendapatkannya kurang tersedia, sehingga mereka melakukan tindakan penyimpangan dari peran mereka seharusnya. Maka terjadilah konflik peran karena kepentingan yang berbeda dan bertentangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: