Trik Belajar yang Menyenangkan

Sudah belajar tapi kok tetap tidak paham?
Solusinya?

1) Berdoalah sebelum memulai belajar
2) Carilah metode belajar sesuai dengan karakter anda, mungkin anda tipe orang yang suka mendengarkan musik saat belajar, atau mungkin lebih suka belajar di tempat yang sepi. Selain itu tempat belajar yang bersih dan rapi akan menambah kenyamanan dalam belajar. Anda tentu lebih mengerti tentang karakter anda.
3) Belajar tidak harus lama atau terlalu singkat pula, menyesuaikan dengan kondisi anda saat kita belum mendapat pembelajaran seharian mungkin jam belajar kita bisa ditambah. Namun saat kita dalam kondisi lelah kita cukup belajar lima menit yang terpenting adalah kita paham materi walau tidak banyak.
4) Saat belajar usahakan diri dalam keadaan tenang tidak ada unsur tekanan, tekanan, rasa gugup, takut dan gelisah justru menghambat proses memahami materi.
5) Apabila anda tipe yang sulit menghafal, cukup menghafal satu kali namun lebih sering mengulang membacanya. Membaca Qur’an secara rutin juga dapat meningkatkan kemampuan menghafal.
6) Belajarlah secara konsisten dan dengan hati yang senang dan juga cinta pada apa yang kita pelajari. Saat belajar ingatlah seseorang yang memotivasi anda.

Sumber gambar dan referensi:

BELAJAR EFEKTIF dan EFISIEN

Mitoni dan Suranan Sebagai Bagian dari Kebudayaan Banjarnegara Gilar-Gilar

MITONI DAN SURANAN SEBAGAI BAGIAN DARI KEBUDAYAAN BANJARNEGARA GILAR-GILAR

     Mitoni dan Suranan adalah dua kebudayaan yang eksistensinya masih tinggi di kalangan masyarakat Banjarnegara. Sebagai sampel di tempat tinggal saya yaitu Desa Kertayasa, yang terletak di Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara masih sangat kental dengan kebudayaan tersebut. Sampai sekarang kebudayaan ini masih diakui dan dijalankan oleh sebagian besar masyarakat Desa Kertayasa, atau bahkan masyarakat Banjarnegara. Lalu bagaimanakah filosofi mengenai tradisi tersebut? Berikut penjelasannya.
A) Mitoni
Mitoni adalah sebuah tradisi untuk memperingati tujuh bulan kehamilan seorang wanita. Acara ini berupa serangkaian kegiatan yang penuh dengan unsur kedaerahan dan kepercayaan masyarakat. Inti dari kegiatan ini adalah sebuah sedekah yang diharapkan dapat berdampak pada kelancaran persalinan si ibu hamil kelak. Sedekah yang dimaksud dikemas dalam bentuk kegiatan yang sarat dengan kebudayaan jawa yang melambangkan suatu hal.
Dalam kegiatan mitoni sangat khas dengan pembuatan bucu atau tumpeng. Tumpeng adalah beras yang dimasak dengan campuran santan kelapa. Nasi ini kemudian dibentuk menyerupai gunung. Untuk tumpeng dalam acara mitoni terdapat dua tumpeng utama, yaitu tumpeng yang berisi belut dan tumpeng yang berisi burung. Belut menyimbolkan sesuatu yang licin, hal ini dimaksudkan sebagai sebuah harapan agar bayi Lahir dengan mudah dan lancar. Sementara burung (bebas jenisnya) menjadi harapan agar ketika lahir si bayi cepat bisa berbicara.Sementara untuk lauk yang lain sama seperti bucu pada umumnya seperti sayur, serundeng, kedelai hitam, kecambah dan lain-lain.
Selain bucu/tumpeng ada makanan wajib lainnya yang dipersiapkan seperti rujak, rakan, sambel burus, sambal kacang dan urab. Ada filosofi tersendiri untuk pembuatan rujak. Jika rujak yang dibuat rasanya asin masyarakat meyakini bahwa calon bayi kelak berjenis kelamin laki-laki. Tapi jika rasanya hambar diyakini sebagai bayi perempuan. Untuk rakan adalah jajanan pasar zaman dahulu yang disediakan untuk dibagikan kepada bocah pangon atau anak kecil yang sengaja dikumpulkan untuk memakan dua tumpeng tadi.
 Urutan kegiatan
1) Perjanjen, yaitu kegiatan pembacaan barjanji oleh ibu-ibu pada malam sebelum mitoni.
2) Siraman, yaitu acara memandikan si ibu hamil oleh dukun bayi dengan menggunakan air yang dicampur kembang tiga rupa. Biasanya menggunakan bunga mawar, kenanga dan kantil/melati. Samponya menggunakan sampo oman, sampo ini dibuat daripohon padi yang dibakar lalu dihancurkan.
3) Ngepung tumpeng, ini merupakan puncak dari serangkaian acara. Yaitu acara bocah pangon memakan tumpeng bersama. Setelah makan,bocah pangon dicoleki lotion di pipinya sebagai tanda selesainya acara selamatan. Kemudian mereka diberi uang saku sebagai bentuk sedekah dan mengajarkan berderma kepada si jabang bayi. Sebelum pulang mereka diarahkan untuk melempari dinding kamar si ibu hamil dengan batu kecil sembari mengucapkan “laki –laki jadi suamiku perempuan jadi saudaraku”(bagi bocah pangon perempuan) dan sebaliknya bagi laki-laki. Sejarahnya agar si bayi bugar dan tidak lesu.
4) Untuk penutup adalah acara bapak-bapak mengepung tumpeng (biasa) di sore hari, tumpeng ini tidak memiliki persyaratan khusus.
Dahulu, mitoni hanya dilakukan oleh masyarakat yang beragama Islam. Islam di sini adalah Islam yang masih sedikit berbau kejawen(budaya Jawa). Tetapi sekarang ini mitoni sudah bersifat universal dan tidak memandang agama. Hal ini karena akhir-akhir ini banyak orang nonmuslim yang menginginkan upacara mitoni dalam memperingati tujuh bulan usia kandungannya.Umumnya mereka memiliki ketertarikan terhadap keunikan acara tersebut, tukas Ibu Sani, seorang dukun bayi yang saya temui di rumahnya, Sabtu 26 September 2015.
B) Suranan
Suranan adalah upacara syukuran memperingati mendaratnya kapal nabi Nuh di perempatan jalan yang jatuh tepat pada bulan Syuro/Mukharom. Upacara ini berupa pembuatan takiran, yaitu nasi beserta lauk-pauk yang dibungkus dengan wadah berbentuk kapal yang dibuat dengan daun pisang atau disebut dengan takir.
Umumnya acara suranan ini diikuti oleh ibu-ibu dan anak-anak. Mereka berkumpul dengan membawa satu tenong takir per keluarga. Tenong adalah wadah saji yang dibuat dari bambu yang berentuk lingkaran dan memiliki tutup sekaligus. Acara ini berlangsung di pertigaan/perempatan jalan terdekat. Warga berkumpul dengan membawa tenong penuh dengan takir kemudian duduk mengelilingi tempat upacara. Acara ini dipimpin oleh pemuka agama yang bertugas memimpin doa. Setelah berdoa kemudian dimulailah dengan saling bertukar takir. Ini bertujuan untuk mengeratakan tali silaturahmi dan saling merasakan masakan satu sama lain. Setelah selesai makan biasanya ada yang meletakkan saji berupa takir dengan lauk kepala ayam di tengah pertigaan. Untuk saji utama berupa bunga-bungaan, kelapa muda dan takir yang sengaja dibuatkan.
Ada sedikit perbedaan pelaksanaan suranan sekarang dengan yang dilaksanakan zaman dahulu. Zaman dahulu untuk lauk dibuat sama yaitu dengan menyembelih hewan ternak yang umumnya adalah kambing kemudian kepala kaming dikubur di tengah pertigaan/perempatan jalan.

Demikianlah contoh kebudayaan yang masih eksis sampai sekarang di Kota Banjarnegara. Mungkin di daerah lain ada tradisi yang sama, namun dengan pernak-pernik kebudayaan yang berbeda tentunya. Tetapi demikianlah Indonesia yang sangat kaya dengan kebudayaan, kita harus melestarikannya sebagai identitas bangsa. Selain itu di balik semuanya ada nilai luhur yang terkandung seperti berbagi, keguyuban, dermawan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu kita memiliki kewajiban untuk melestarikannya.

Ngamalin Pancasila Yuk!

Mengamalkan Pancasila Yuk!

     Kita sering mendengar istilah “Pancasila sebagai dasar negara”. Hal ini diartikan pancasila melandasi setiap tindak-tanduk bangsa ini. Pernyataan ini pada praktisnya bukan lagi menjadi suatu kewajiban saja, melainkan suatu kebutuhan bagi mereka yang merasa sebagai bagian dari NKRI. Pancasila harus benar-benar menjiwai setiap langkah kehidupan, pembangunan dan perjuangan bangsa.
Nilai-nilai pancasila sendiri diambil dari bangsa Indonesia secara universal, bukan berdasar kepentingan perseorangan atau kelompok tertentu. Sesuai dengan teori ikatan golongan bahwa “Negara dipandang sebagai ikatan atau gabungan kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan besama”. Berarti pancasila sebagai muara dari apa yang dituju bangsa ini harus mewakili keseluruhan nilai di dalam masyarakat.
Nilai-nilai pancasila yang merupakan kristalisasi dari jiwa dan kebudayaan bangsa ini hendaknya dimaknai secara utuh dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan yang dimaksud adalah dilakukan secara sadar, kontinyu dan penuh penghayatan. Sebagai intisari dari nilai budaya bangsa Indonesia, maka pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohani oleh bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Sunarto 2015:28). Jika demikian, apakah hari ini pancasila sudah diaplikasikan sesuai dengan kaidahnya?
Meninjau dari berbagai kasus yang silih-berganti muncul pada pemberitaan di televisi dan sosial media lain, atau bahkan penyimpangan sosial di lingkungan kita yang tidak tersorot kamera sekalipun, bisa dipahami masih kurangnya tingkat penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila.
Bahkan sudah bukan hal tabu lagi pelanggaran pancasila dipertontonkan. Sebut saja kasus video porno yang kian marak di berbagai kalangan. Lebih memrihatinkan lagi pelakunya adalah anak di bawah umur. Selain itu, masih banyak pelanggaran-pelanggaran di luar sana yang tidak mencerminkan nilai-nilai pancasila. Ketidakpahaman mengenai apa itu pancasila dan kurangnya kesadaran berbagai pihak akan pentingnya mengamalkan pancasila dan mengajarkannya menjadi sebab pelanggaran-pelanggaran tersebut.
Oleh karena itu kita harus mampu menjadikan nilai-nilai di dalamnya sebagai acuan dalam memahami hakikat suatu hal, pandangan positif sebagai hasil akhir dalam setiap tindakan, pemikiran yang hendak diwujudkan, dan menjadi apa-apa yang menjiwai setiap tindakannya.
Sumber referensi: Sugito AT dkk, 2015, Pendidikan Pancasil, Semarang: Unnes Press.
https://anaksospol.blogspot.co.id/2010/05/negara-dan-pembentukannya.html

Cerita di Balik Batik

Cerita di Balik Batik

     Batik, siapa yang tidak kenal dengan hasil karya yang satu ini. Batik merupakan budaya asli Indonesia yang dikenal sejak zaman nenek moyang. Dahulu motif batik sangat sederhana, masih berupa gambar-gambar binatang di daun lontar. Setalah mengalami perkembangan, motif batik mengalami transformasi ke bentuk-bentuk yang distilir atau digayakan. Motif batik tidak dibuat dengan tanpa mengandung filosofi, di setiap gambarnya ada makna dan maksud tertentu. Seperti menggambarkan fenomena, alam dan sebagainya.
Berdasarkan pengetahuan yang saya miliki tentang batik, terdapat tiga jenis batik yaitu batik tulis, cap dan printing. Batik tulis memiliki proses utama dengan ditulis menggunakan tangan dengan alat yang bernama canting. Batik cap menggunakan alat cap dan prin dengan alat prin. Batik yang memiliki nilai jual sangat tinggi adalah batik tulis satu potong kain batik tulis dihargai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Hal ini bergantung pada kerumitan motif batik yang dibuat. Semakin rumit motif batik proses pembuatannya pun semakin lama, inilah yang membuat harga batik tulis cukup tinggi. Selain itu batik lawasan atau batik yang memiliki usia cukup tua juga memiliki harga yang cukup tinggi. Batik ini selalu menjadi incaran para kolektor.
Selain beberapa hal di atas batik tulis memiliki ciri khas dalam proses pembuatannya. Secara garis besar pembuatan batik diawali dengan menggambar batik di atas kain putih. Gambar bisa bertema tumbuhan, hewan, lingkungan hidup atau fenomena alam. Langkah berikutnya adalah melukiskan cairan lilin atau malam di atas model tadi dengan menggunakan alat yang bernama canting. Proses berikutnya adalah pewarnaan.          Pewarnaan dilakukan beberapa kali hingga pada tahap pewarnaan yang terakhir adalah mewarnai bagian yang tadinya tertutup malam. Untuk menghilangkan sisa lilin bisa dilakukan dengan merebus kain atau disetrika.
Referensi : https://kanal7.blogspot.co.id/2013/09/asal-usul-dan-sejarah-batik-di-indonesia.html

Menulis Menyenangkan

Menulis Menyenangkan

     Menulis bukanlah perkara yang sulit, namun bukan pula sesuatu yang sangat mudah. Dalam menulis banyak hal yang perlu diperhatikan. Selain memahami isi dari karya yang hendak disampaikan, kita juga harus memahami teknik menulis karya tulis yang benar. Menulis dapat menjadi sangat mudah ketika kita sudah terbiasa membuat karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi. Menulis menjadi sulit ketika dibutuhkan karya tulis yang berkualitas namun dengan pengetahuan baik teori dan praktis yang terbatas.
Penguasaan materi dari karya tulis bisa didapat dengan beberapa cara seperti mendengarkan seminar, sarasehan, berita-berita yang ditampilkan di berbagai media masa dan mencari referensi di buku-buku dan karya tulis lain. Selain itu usahakan ketika membuat karya tulis menggungkap materi sesuai dengan disiplin ilmu yang kita kuasai. Seperti semisal seorang ahli bahasa yang membuat karya tulis tentang ilmu inguistik.
Dalam menulis karya tulis harus diperhatikan dari segi ketepatan ejaan atau penulisan serta ketentuan pembuatan karya tulis yang telah disepakati dan telah dibakukan. Untuk ejaan kita bisa menggunakan buku panduan EYD, usahakan menggunakan buku panduan yang terbaru. Pada tahap awal pembuatan kara tulis, tentukan tema yang hendak dibahas, pastikan tema dibatasi agar karya tulis terfokuskan pada satu topik kajian. Berikutnya adalah menentukan tujuan, kita dapat mengoreksi sebuah karya tulis dari tujuan awal pembuatannya. Untuk ketentuan pembuatan karya tulis sendiri bisa diperoleh dengan membaca dari buku ajar Bahasa Indonesia atau dengan mencari di internet dengan sumber yang terpercaya.
Pada titik ini akan diketahui kualitas sebuah karya tulis. Yaitu dengan membandingkan tujuan awal kita menulis dan karya yang dihasilkan. Apakah karya tulis yang kita buat sudah mencapai tujuan awal atau belum. Karya tulis yang dibuat sesuai dengan prosedur pembuatan karya tulis akan memberikan banyak nilai positif, sebagai bentuk profesionalitas, selain itu mudah dipahami pembaca dan lebih rapi.

Rumah Konservasi untuk Ceriamu

Rumah konservasi adalah rumah dengan desain yang memerhatikan aspek kelingkungan. Rumah yang Seperti apakah yang disebut rumah konservasi? Untuk mengetahui semua itu, mari kita telaah mengenai arti konservasi lebih mendalam.

Menurut UU No. 4 Tahun 1982, konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman. Sementara secara harfiah kata konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servase (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa selain memanfaatkan alam, kita berkewajiban untuk tetap melestarikannya. dengan cara apakah? Nah rumah konservasi adalah salah satunya. Berikut adalah analisis sederhana mengenai rumah konservasi.

Rumah konservasi dibangun sebagai bentuk peran serta masyarakat atau individu dalam mendukung gerakan konservasi baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak. Ciri-ciri rumah konservasi sangat khas dan menunjukan aspek efisiensi sumber daya. contohnya adalah rumah yang menggunakan atap genting, dengan begitu rumah ini akan cenderung dingin karena atap tidak menyalurkan udara panas.

Berikutnya adalah rumah-rumah atau bangunan yang memiliki ventilasi yang mencukupi. Ventilasi ini berguna untuk menunjang kebutuhan sinar dalam rumah dan memperlancar arus keluar-masuk udara. Ini dapat memberikan sumbang sih  yang positif dalam upaya penghematan energi listrik. Selain itu penggunaan genting kaca juga dapat dijadikan wahana penghematan energi listrik.

langkah lain adalah dengan membuat apotek hidup di sekitar rumah. Yaitu dengan menanam tanaman obat tradisional di sekitar rumah. selamat mencoba 🙂

 

Konservasi Sederhana #2

Apa yang ada di benak kita saat mendengar istilah konservasi? Banyak penafsiran, yang intinya adalah perbaikan, perlindungan dan pelestarian aspek yang dikonservasikan. Dalam konservasi bukan berarti suatu sumber daya tidak digunakan sama sekali, namun penggunaan itu menysesuaikan dengan kebutuhan dan disertai dengan upaya pelestarian. Semua ini dimaksudkan agar tetap tersedianya sumber daya untuk masa kini dan masa yang akan datang. Banyak dari kita menafsirkan bahwa konservasi hanyalah membahas aspek lingkungan, namun budaya dan karakter juga membutukan sebuah konservasi.

Kali ini akan dibahas tentang upaya konservasi lingkungan secara sederhana. Sudahkah kita melakukan konservasi lingkungan? Sebagai orang yang mungkin memiiki agenda yang padat tidak mungkin kita melakukan berbagai aksi konservasi dalam lingkup yang luas dengan waktu sempit yang kita miliki. Walau demikian kita tetap mmiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi lingkungan hidup. Berikut adalah beberapa aktivitas sehari-hari yang dapat mendukung upaya konservasi ingkungan hidup.

  1. Menyediakan tempat sampah khusus sampah organik dan non-organik di rumah. Sampah organic bisa diolah menjadi humus dan sampah non-organik dapat didaur ulang atau dirongsokkan ke pengepul.
  2. Membuang sampah di tempat sampah sesuai dengan klasifikasi jenis sampah
  3. Mengurangi reproduksi sampah. Upaya:
  4. Memanfaatkan deaunan semisal daun pisang dan jati sebagai pengganti plastik untuk bungkus makanan. Setelah digunakan, sampah organik ini dapat diolah untuk dimanfaatkan sebagai humus.
  5. Menggunakan barang baik organik maupun non-organik seefektif dan seefisien mungkin dan tidak berlebihan.
  6. Membeli barang-barang yang tahan lama.
  7. Menggunakan barang bekas yang masih memiliki manfaat seperti botol minuman.
  8. Menggunakan jendela dan genting kaca sebagai sumber cahaya, hal ini dapat mengurangi intensitas penggunaan lampu sebagai upaya hemat listrik. Selain itu segala aktivitas yang membutuhkan daya listrik harus dilakukan secara efisien dan efektif pula.
  9. Menggunakan pakaian dengan efisien, ini akan mengurangi penggunaan deterjen.
  10. Membuat penyaringan di saluran air di kamar mandi dan tempat-tempat mencuci piring agar sampah tidak langsung hanyut ke saluran air.

Demikian beberapa langkah sederhana konservasi lingkungan hidup. Selamat mencoba !

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Kampus Unnes Sutera #1

Universitas Negeri Semarang atau yang akrab disapa Unnes adalah salah satu kampus berbasis konservasi di Indonesia. Kata konservasi di sini bukan hanya sekedar sandangan. Unnes telah merealisasikannya dalam berbagai tindakan nyata. Dalam visi Unnes sendiri sudah jelas disebutkan bahwa Unnes hendak “Menjadi Universitas Konservasi bertaraf Internasional yang Sehat, Unggul, dan Sejahtera pada tahun 2020”. Untuk merealisasikan tujuan ini Unnes telah mengadakan beberapa terobosan seperti salah satunya kegiatan menanam pohon yang wajib bagi setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat wisuda. Dengan visi di atas Unnes dikenal pula sebagai kampus Sutera yang merupakan kependekan dari istilah Sehat, Unggul dan Sejahtera.

Secara akademik Unnes telah memasukan unsur-unsur konservasi dalam kegiatan perkuliahan seperti dengan dikembangkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Konservasi, diadakannya mata kuliah Pendidikan Konservasi, pembuatan buku Etika Karakter Konservasi Mahasiswa Unnes dan lain-lain. Semua itu dimaksudkan agar mahasiswa mampu menyerap nilai-nilai konservasi dan mampu melaksanaknnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan satu langkah lebih maju sebagai wujud pembangunan yang berbasis kelingkungan. Namun semua usaha itu tidak menjadi apa-apa tanpa kesadaran Mahasiswa dan peran serta masyarakat sekitar untuk mendukung upaya konservasi di atas. Maka dari itu marilah kita sebagai masyarakat, warga Unnes khususnya untuk memulai budaya konservasi sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang Sehat, Unggul Dan Sejahtera masa kini dan masa yang akan datang.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”