pengunjung

Tempat Tongkrongan Anak Muda di Daerah UNNES

TEMPAT TONGKRONGAN ANAK MUDA

Nongkrong di cafe atau restoran siap saji usai bubaran sekolah, kuliah atau pulang kerja, belakangan ini merupakan tren gaya hidup remaja dan eksekutif.

Anak muda dan nongkrong adalah dua hal yang sudah melekat. Di sekolah-sekolah usai jam pelajaran, di kampus-kampus di antara jam kuliah, bahkan di kantor-kantor sepulang jam kantor, akan mudah dijumpai kelompok-kelompok remaja dan orang muda duduk-duduk di cafe atau resto.

Budaya nongkrong kini jadi primadona bagi kaum muda. Tidak heran jika di pusat-pusat tongkrongan seperti coffee shop, cafe-cafe, banyak anak muda berseliweran didalamnya. Banyak dari mereka menghabiskan separuh waktunya untuk nongkrong, mereka dapat melakukan hal apapun yang disenangi membicarakan hal-hal yang paling update sampai persoalan percintaan.

“Sebenarnya apa sih yang membuat anak muda sekarang hobi dengan aktivitas yang satu ini?” Beberapa komentar dari teman-teman menjadi gambaran, bahwa nongkrong jadi salah satu gaya hidup masa kini, dan menjadi kebutuhan tersendiri. Terlepas pentingnya manfaat aktivitas ini bagi mereka sendiri, ternyata budaya nongkrong sudah makin menjamur.

Jika kita telusuri jalan-jalan yang dipenuhi cafe ataupun coffee shop, di daerah gang Cempakasari bahkan di cafe-cafe dalam mal, selalu saja ramai tak sepi pengunjung. Dan sekitar separuhnya diisi oleh anak muda. Dengan melepas tawa, sesekali mereka menyeruput minuman yang mereka pesan dan melahap camilan di tengah udara panas dan suara bising oleh lalu lalang kendaraan di sekitarnya.

“Biasanya saya dan teman-teman suka nongkrong seminggu sekali, biasanya di hari Jumat. Karena waktu pulang sekolah cepat. Nongkrong itu udah jadi semacam agenda rutin ya, dan biasanya kita selalu bela-belain ngumpul,” ungkap Fitri, siswi SMA kelas 11 ini. Menurutnya, suasana cafe menyenangkan untuk ia dan teman-teman sekadar hang out. Biasanya ia dan teman-temannya ngobrol panjang atau bermain game di tempat tongkrongan yang mereka pilih.

Tidak ada yang tahu pasti kapan tren ini bermula. Tapi yang pasti tren ini jadi salah satu agenda penting bagi kaum muda sekarang. Ternyata manfaat yang didapatkan dari nongkrong hanya sebatas pertemuan dengan teman atau pacar, berbincang-bincang sebagai media meluangkan kepenatan rutinitas sehari-hari.

Padahal untuk ukuran negara maju seperti di Amerika, budaya nongkrong tidak terlalu mencolok. Hal ini dikarenakan prinsip yang diterapkan sebagian besar masyarakat Amerika, yakni waktu adalah uang. Boleh saja memilih waktu keluar dari kepenatan rutinitas, tapi ingat waktu ya. Seperti kebiasaan di negara tersebut yang memanfaatkan cafe menjadi pusat nongkrong, hanya dikunjungi pada saat-saat malam hari. Berbeda dengan kenyataan di kota kita, yang pada saat jam-jam produktif seperti tengah hari sampai sore hari sudah banyak cafe yang penuh, oleh anak muda pula.

Jangan sampai menikmati nongkrong menjadi kegiatan yang sia-sia, waktu terbuang percuma hanya untuk menuruti derasnya arus tren saat ini, ini justru akan melemahkan mental kaum muda kita menjadi malas bekerja. Ini salah satu bagian dalam membentuk pola hidup konsumerisme pada anak muda. Bagaimana tidak, untuk nongkrong sudah dipastikan berapa rupiah yang akan kita keluarkan. Yang Paling tak sedap dipandang mata, tak jarang anak muda ini nongkrong dengan pakaian seragam sekolah dan di jam pelajaran pula. Anak berseragam ini tak jarang keluyuran ataupun nongkrong di mall dan cafe.

Kaum remaja, adalah kelompok usia yang masih sangat labil dan sedang mencari identitas diri. Gak heran banyak dari teman-teman kita mencari kesenangan mereka lewat pergaulan. Baik itu dengan teman-teman sekolah, teman-teman main, atau teman-teman yang tergabung dalam suatu komunitas tertentu. Maka dengan nongkrong atau bergabung dengan teman-teman bisa membuat sebagian kaum muda merasa percaya diri, dan diakui oleh teman-teman sekitar.

Jika bergabung dengan teman-teman yang membawa arus positif tentu jadi kebanggaan. Dan kegiatan nongkrong menjadi salah satu aktivitas untuk membuat prestasi tentu tak jadi masalah, hanya saja persentasenya sangat kecil dan masih minim. Untuk itu, mari pilih kegiatan yang bermanfaat dari sekadar nongkrong dan ngobrol tidak jelas. Alangkah baiknya kan kegiatan nongkrong diisi dengan aktivitas menunjang prestasi, seperti diskusi, atau menyalurkan hobi tertentu, seperti aktif di komunitas blogger, fotografi, pecinta lingkungan dan sebagainya.

8 comments to Tempat Tongkrongan Anak Muda di Daerah UNNES

Leave a Reply to Silvia Alfiyani Cancel reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.