Tersirat makna disebuah pertanda
Terbesit luka disebuah cerita
Ada harapan yang masih terbawa
Melihat dirimu ada didepan mata
Di bulan hari demi hari kulewati
Tak sedetikpun kau menyapa
Aku ulangi lagi, duduk menanti
Sinar indahmu dari bukit ini
Tiga puluh satu hari terlewati
Dengan penyesalan yang hadir
Disetiap harinya, aku bertanya
“dimana senjaku?”
Setelah terlewati
Aku baru menyadari
Bahwa kau
Senja bulan januari