Materi Antropologi SMA Kelas Xll Bab 4 : Karya Ilmiah dan Metode penelitian Antropologi

Pengertian metode penelitian

A.Hakikat Karya Ilmiah.

     Kata “ilmiah” dalam berbagai kesempatan seringkali dipandang sebagai sesuatu yang rumit, terbatas, milik pihak tertentu saja dan sulit dilakukan. Tema ilmiah, misalnya terbatas pada ahli-ahli bidang tertetu. Karya ilmiah juga sering dipahami sebagai karya yang dihasilkan oleh ahli dalam bidang tertentu yang sudah memiliki kadar keilmuan tertentu pula. Jika penulis karya ilmiah adalah pakar atau ahli dalam bidanhg tertentu, lalu apakah yang dimaksud dengan karya ilmiah?

     Karya tulis ilmiah adalah sebuah karya tulis yang disajikan secara ilmiah dalam sebuah forum atau media ilmiah. Karakteristik keilmiahan sebuah karya ilmiah terdapat pada isi, penyajian, dan bahasa yang digunakan. Isi karya ilmiah bersifat keilmuan, yakni rasional, objektif, tidak memihak, dan berbicara apa adanya. Isi sebuah karya ilmiah juga harus focus dan spesifik pada bidang keilmuwan secara mendalam. Bahasa yang digunakan juga harus bahasa baku, yang disesuaikan dengan sistem ejaan yang berlaku di Indonesia. Bahasa ilmiah tidak menggunakan bahasa pergaulan, tetapi harus menggunakan bahasa ilmu pengetahuan, mengandung hal-hal teknis sesuai dengan bidang keilmuannya. Karya tulis ilmiah tidak selamanya berasal dari penelitian, melainkan dapat dihasilkan dari pemikiran-pemikiran mendalam yang dilengkapi dengan kajian kepustakaan.

B.Fungsi Karya Ilmiah

     Secara mendasar fungsi Karya Ilmiah adalah sebagai sarana komunikasi akademik dalam sebuah bidang kajian keilmuan. Melalui karya ilmiah terjalin komunikasi antarberbagai komponen dalam sebuah bidang keilmuan. Sebagai contoh: seorang guru akan mengetahui model-model terbaru dalam pembelajaran apabila membaca jurnal ilmiah atau tulisan ilmiah dari berbagai sumber. Fungsi lainnya adalah fungsi ekspresif dan fungsi instrumental. Fungsi ekspresif adalah seseorang dapat menuangkan berbagai gagasan. Menulis berdasarkan fungsi ini adalah usaha pemenuhan kebutuhan diri seseorang sebagai ilmuwan atau sebagai manusia yang berpikir. Sementara itu, fungsi instrumental adalah bahwa menulis menjadi media bagi seseorang untuk meraih tujuan – tujuan lainnya

C.Jenis- Jenis Karya Ilmiah

     Karya tulis ilmiah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni KTI sebagai laporan hasil pengkajian /penelitian, dan KTI berupa hasil pemikiran yang bersifat ilmiah. Keduanya dapat disajikan dalam bentuk laporan hasil penelitian, buku, diktat, modul, karya terjemahan, makalah, tulisan di jurnal, atau b erupa artikel yang dimuat di media masa. Namun, karya yang dimuat di media massa (koran, majalah) sebagian orang menyebutnya sebagai jenis karya tulis ilmiah populer. Penamaan ini didasarkan pada prinsip bahwa koran dan majalah merupakan media populer yang penggunaan bahasanya tidak resmi dan baku sebagaimana bahasa yang harus disajikan dalam laporan penelitian. Namun demikian, KTI populer ini juga mendapatkan penghargaan walaupun dengan nilai yang berbeda dari karya tulis lainnya.

     Menurut Soehardjono (2006) meskipun berbeda macam dan besaran angka kreditnya, semua KTI (sebagai tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai kesamaan, yaitu hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah. Salah satu bentuk KTI yang cenderung banyak dilakukan adalah KTI hasil penelitian perorangan (mandiri) yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah

D.Metode Penelitian Antropologi

     Seperti ilmu-ilmu lain, metode yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian kauntitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat prositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada pupulasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan data tertentu, yang pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analissi data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang diterapkan. Sedangkan metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postposivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowball , teknik pengumpulan datanya dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

     Meskipun, bisa menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif, tetapi dalam antropologi sering kali dijumpai penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Hal tersebut dikarenakan dibalik keberhasilan studi kuantitif memecahkan berbagai permasalahan, masih banyak juga tersisa persoalan yang tidak terpecahkan, oleh karena itu diperlukan studi kualitatif. Biasanya dalam penelitian kualitatf juga melakukan komparasikan atau membandingkan unsur-unsur kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dengan unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan. Jenis penelitian kualitatif yang sering digunakan oleh ilmu antropologi untuk meneliti kebudayaan adalah metode etnografi.  Metode riset kualitatif ini dipakai dengan cara menyelami manusia secara sensitif dan alamiah dalam konteks social budayanya serta umumnya ditunjukkan oleh etnik untuk fenomena yang diteliti. Seorang Peneliti etnografi memasukkan dirinya ke dalam budaya dan sub budaya dalaAm penelitiannya dan mencoba untuk melihat dunia dari sudut pandang budaya. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi partisipan, secara garis besar adalah penelitian kualitatif. Peneliti melakukan observasi cara dan ritual dari budaya, berusaha memahami makna dan interpretasi. Mereka membandingkan antara persepsinya sendiri (etic) dan menggali perbedaannya dengan persepsi informan (emic). Penelitian kualitatif ini seolah-olah menjadi ciri bagi penelitian dalam ilmu pengetahuan antropologi.

Sumber

Anggarani, Asih dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Jakarta: Graha Ilmu

Bambang, Dwiloka. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Rineka Cipta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

 

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: