Lembaga Swadaya Masyarakat Kalandara Semarang

Kalandara lahir pada tanggal 3 September 2004, sebagai lembaga swadaya masyarakat  yang bergerak pada issue  kesehatan dan sosial. Meski baru berdiri 10 tahun, Kalandara banyak menumbuhkan berbagai aksi dan kepedulian. Kalandara merupakan organisasi non pemerintah memiliki visi mewujudkan masyarakat  yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan sosial tanpa membedakan sara dan memiliki misi memberdayakan masyarakat secara berkesinambungan, mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan tanpa membedakan sara, mengembangkan penguatan jaringan kemitraan serta penguatan kapasitas lembaga dan masyarakat. Sedari lahir hingga saat ini Kalandara telah berkecimpung dalam pembentukan perubahan perilaku, membangun kognisi dan komitmen agar seluruh lapisan masyarakat, stakeholder, organisasi, maupun komunitas peduli akan derajatkesehatan bagi setiap insane. Dua isu kesehatan saat ini yang menjadi kiprah Kalandara adalah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS & pencegahan dan penanganan demam berdarah. Fokus laporan kami pada program pertama, namun kami akan tetap menampilkan program kedua dari Kalandara sebagai informasi. Kalandara bekerjasama dengan Lembaga Donor seperti FHI-USAID, JICA, MERCY dan beragam elemen stakeholder pemerintah seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS, BAPEDA dan kalangan akademisi-Universitas serta beragam organisasi seperti Serikat Pekerja, APINDO, TKBM, dan lain sebagainya.

  1. PROFIL LEMBAGA

Kalandara adalah sebuah organisasi non pemerintah memiliki fokus kegiatan pada persoalan – persoalan kemanusian dan sosial, yang mengarah pada bentuk pemberdayan dan peningkatan kapasitas anggota masyarakat dengan ruang lingkup sosial kemanusiaan, sehingga nilai- nilai luhur kemanusiaan dapat dipahami dan dijunjung tinggi. Memiliki Akte Notaris Siti Rochayanah SH, No. 3 tanggal 3 September 2004, disahkan di Pengadilan Negeri Semarang No.24/2004/IV tertanggal 30 Seoptember 2004 dan Nomor Pokok Wajib Pajak Lembaga Kalandara : NPWP/02.405.114.6-503.000. Arti nama KALANDARA adalah Matahari Terbit (Sansekerta). Sebagian SDM yang aktif dalam program tersebut, memiliki latar belakang lembaga yang juga berkiprah di isu HIV & AIDS yaitu, Program Aksis Stop AIDS – Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang (ASA – YSS) yang berkerjasama dengan Aksi Stop AIDS Family Health International (ASA – FHI), berlangsung selama periode 1 Oktober 2002 – 18 Oktober 2004.

  1. STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR                                             : Yakobus Kristono

KEUANGAN                                           : Andy Setyawan

Administrasi                                              : Tri Dianawati

Janitor                                                       : Sugiyanto

MANAGER PROJECT MERCY CORP            : Ira Novina

MANAGER PROGRAM GF NU R.9    : Catharina Rina

MANAGER PROGRAM JICA              : Aan Prasetya

  1. VISI MISI

VISI :

Mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan dan sosial, tanpa membedakan SARA (suku-agamaras- antar golongan).

 

MISI :

  1. Memberdayakan masyarakat secara berkesinambungan.
  2. Mempromosikan nilai -nilai kemanusiaan tanpa membedakan SARA.
  3. Mengembangkan penguatan jaringan kemitraan.
  4. Melakukan penguatan kapasitas lembaga dan masyarakat.

 

  1. ALAMAT

Kalandara saat ini berkantor di : Jl. Duku No. 59 Lamper Kidul Semarang, Propinsi Jateng Telp : (024) 70727171, (024) 8446321 Faks: (024) 8446321 Email : [email protected]

Blog : www.kalandara.blogspot.com

Contact Person: Yakobus Kristono, SE. (Direktur Kalandara)

HP : 08122811166, 024 70281166

 

  1. MITRA KERJASAMA

Selain bermitra dengan Family Health International (FHI) yang didanai USAID dan JICA ( Japan International Cooperation Agency ) dalam pelaksanaan Program Pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS Kalandara juga menjalin kerjasama dengan :

(I) Institusi Pemerintah Pusat

  1. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI.
  2. Dirjen Pengairan dan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

(II) Institusi Pemerintah Propinsi

  1. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Propinsi Jawa Tengah.
  2. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI Jateng).
  3. Dinas Tenga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan (DISNAKERTRASNDUK) Propinsi Jateng.

(III) Institusi Pemerintah Kota Semarang

  1. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA ) Kota Semarang.
  2. Komisi Kesehatan Reproduksi Kota Semarang
  3. Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi (DISNAKERTRANS)
  4. Kota Semarang.
  5. Dinas Perhubungan Kota Semarang.
  6. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Semarang.
  7. Forum Serikat Pekerja Perkayuan Perhutani & Umum Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO).
  8. Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPC SPSI) Kota Semarang, DPC ORGANDA
  9. Instansi Pendidikan (Sekolah)
  10. Perhimpunan Hotel dan restoran Indonesia (PHRI) Kota Semarang.
  11. Perusahaan – perusahaan di wilayah Propinsi Jateng.
  1. PROGRAM PEMBERDAYAAN KALANDARA
  2. Pelaksanaan Program Hiv & Aids Prevention and Support

Kami melakukan wawancara dengan narasumber MANAGER PROJECT MERCY CORP Ira Novina. Kalandara bermitra dengan Aksi Stop AIDS Family Health International (ASA-FHI), yang didanai oleh USAID, GF R. 9 – NU, JICA (JAPAN INTERNATIONAL COORPORATION AGENCY) dari Pemerintah Jepang melaksanakan sebuah Program : HIV & AIDS Prevention Support (Pencegahan dan Dukungan), Program PMTS Paripurna LBT Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (support KPAN).

Tujuan dari program ini adalah menyampaikan informasi pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) HIV &AIDS pada masyarakat secara umum dan menurunkan perilaku seksual beresiko tinggi pada kelompok beresiko tinggi, serta meningkatkan perilaku mencari pengobatan IMS yang benar. Program yang sedang dijalankan yaitu : pada tanggal 1 Februari 2013 – 30 Juni 2015 KALANDARA bekerjasama dengan GF ATM R.9 melalui NU dengan Program P2-HIV&AIDS pada populasi kunci di wilayah Kab.Kebumen, Kab.Wonosobo, Kab.Magelang dan Kota Magelang.

Bantuan Dana / Donor Usaid (2005 – 2009)

Program Kemitraan ini telah berjalan selama tiga Periode, yaitu :

  1. Periode I : 4 Januari 2005 – 31 Desember 2005

Melaksanakan perilaku dan intervensi kepada Wanita Pekerja Seks (WPS) non lokalisasi. (Jalanan, Panti Pijat dan panggilan) intervensi pada klien potensial beresiko tinggi (sopir taxi, sopir angkot, dan pengemudi becak) serta intervensi pada anak jalanan di kota semarang.

  1. Periode II : 1 Januari 2006 – 28 Februari 2007

Melaksanakan kegiatan pencegahan IMS -HIV & AIDS dengan mengintervensi komunitas klien di lokasi WPS bekerja (Lokalisasi Argorejo, Lokalisasi Rowosari Atas dan non – Lokalisasi jalanan, panti pijat & panggilan ) serta melaksanakan Program Workplace berkoordinasi dengan pemilik tempat kerja untuk ikut terlibat dalam program pencegahan HIV & AIDS di tempat kerja.

  1. Periode III : 1 Maret 2007 – 30 Juni 2008

Melaksanakan kegiatan BCI Plus (Behaviour Change Intervention pada group worker dan pelaksanaan Program Workplace di Wilayah Kota Semarang, Kab. Semarang, Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, , Kab. Karanganyar, Kab. Banyumas, & Kab. Cilacap ). Dalam periode ini, KALANDARA juga mengintervensi Sopir truk (Trucker), Anak Buah Kapal (ABK) dan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Program Kemitraan yang sudah dan sedang dijalankan :

Sudah Dijalankan :

  1. 1 Juli 2008 Desember 2009, Kalandara menjalankan Program Pencegahan HIV dan AIDS pada Pria Beresiko tinggi (HRM – High Risk Man) yang meliputi :
  2. Klien Wanita Pekerja Seks Komersial

Lokalisasi : Argorejo SK dan Rowosari Atas GBL, Semarang dan Non Lokalisasi : jalanan, Panti Pijat & Panggilan Kota Semarang.

HRM – High Risk Man :

  1. Trucker (Sopir truk)
  2. Anak Buah Kapal (ABK) di Wilayah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
  3. Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
  4. HRM yang bekerja di perusahaan.
  5. 1 April 2010 – 31 Maret 2013, Kalandara menjalankan Program Pencegahan dan Penanggulangan IMS – HIV & AIDS kepada pekerja Konstruksi Mega Proyek Waduk Jatibarang dan Normalisasi Banjir Kanal Barat Semarang. LSM KALANDARA bekerjasama dengan BP3TKI Jawa Tengah dalam memberikan informasi IMS – HIV & AIDS pada calon TKI dan keluarga TKI. LSM KALANDARA menjadi anggota Pokja Workplace KPA Propinsi Jateng yang bertugas memberikan asistensi pada perusahaan di Jawa Tengah. LSM KALANDARA mulai tahun 2008 sampai sekarang menjadi konsultan untuk perusahaan – perusahaan yangmenjalankan Program Penanggulangan HIV & AIDS di tempat kerja maupun akan menjalankan program CSR ( Coorporate Sosial Responsibility)

Yang sedang Dijalankan :

  1. 1 Februari 2013 – 30 Juni 2015 KALANDARA bekerjasama dengan GF ATM R.9 melalui NU dengan Program P2-HIV&AIDS pada populasi kunci di wilayah Kab.Kebumen, Kab.Wonosobo, Kab.Magelang dan Kota Magelang.
  2. 2 Januari 2013 – 31 Desember 2015 KALANDARA bersama MERCY CORPS menjalankan Program ACTIVED (Actions Changing the Insidence of Vector-Borne Endemic Diseases)
  1. Proyek Actions Changing The Incidence of Vector-borne Endemic Diseases (ACTIVED)

Narasumber kami mengenai program DBD adalah Bapak Tegar. Actions Changing The Incidence of Vector-borne Endemic Diseases (ACTIVED) adalah proyek inisiatif penanganan penyakit endemik berbasis vektor di Kota Semarang yang berlangsung selama periode 2 Januari 2013 – 31 Desember 2015. Pelaksanaan proyek ini difokuskan pada program pencegahan demam berdarah, dengan tujuan utamanya adalah “membangun ketahanan Kota Semarang terhadap perubahan iklim di sektor kesehatan dengan menurunkan insiden penyakit yang ditularkan oleh vektor”. Untuk mencapai tujuan utama ini, tim proyek akan melakukan tiga kegiatan besar (disebut objektif), dimana masing-masing kegiatan memiliki output-nya sendiri-sendiri.

Langkah-langkah objektifnya sebagai berikut:

Objektif Output
Objektif 1:

Membuat gambaran lengkap tentang situasi dan tren penyakit demam berdarah saat ini yang mempertimbangkan perubahan iklim, dan situasi sistem kesehatan, dan mengembangkannya untuk meningkatkan ketahanan Kota Semarang di sektor kesehatan

Informasi lengkap, melalui Health and Climate Vulnerability Assessment (HCVA) dan serangkaian assessment yang menginformasikan komponen-komponen program
Objektif 2:

Mengembangkan metodologi pencegahan penyakit demam berdarah melalui peningkatan kapasitas (pengertahuan) dalam pelaksanaan PSN, PJR, dan EI di enam Kelurahan dengan Incidence Rate tinggi di Kota Semarang hingga akhir tahun 2015

·           Penguatan kapasitas tenaga kesehatan, masyarakat, dan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pencegahan penyakit tular vektor

·           Keterlibatan secara politis, termasuk dukungan untuk menyegerakan implementasi komponen-komponen program dan pendanaan lanjutan

Objektif 3:

Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan sistem informasi kesehatan yang dapat memfasilitasi informasi distribusi penyakit demam berdarahdi Kota Semarang hingga akhir tahun 2015

Keterlibatan masyarakat, termasuk dukungan dalam merubah perilaku dan keterlibatan dalam pemanfaatan Health Information System (HIS) dan Health Early Warning System (HEWS)

Proyek ini merupakan bagian dari Program Jejaring Kota-kota Asia untuk Ketahanan Iklim (Asian Cities Climate Change Resilience Network, ACCCRN), dimana Kota Semarang terpilih sebagai salah satu mitranya, dan didanai oleh Rockefeller Foundation melalui Mercy Corps Indonesia. Dana yang dikucurkan untuk tiga tahun proyek ini sebesar USD 323.052, atau setara dengan IDR 3.109.278.439,00 (sesuai dengan kurs nilai tukar mata uang saat kontrak ditandatangani). LSM KALANDARA, yang merupakan salah satu LSM Lokal di Kota Semarang, ditunjuk oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Bappeda Kota sebagai Pelaksana Proyek. Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah instansi yang menerima manfaat proyek ini secara langsung.

  1. HIV/AIDS

HIV adalah virus. Virus adalah kuman kecil yang dapat masuk kedalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Virus-virus ditularkan dari orang kepada orang lain melalui cara yang berbeda-beda dan menyebabkan berbagai macam jenis penyakit. HIV hanya ditularkan ketika cairan tubuh dari seseorang yang hidup dengan HIV memasuki aliran darah orang lain. HIV menyerang sel sistem kekebalan tubuh. Secara khusus, menginfeksi dan menggunakan sel CD4 sebagai ‘pabrik’ untuk mereproduksi dan menghancurkan sel-sel CD4 yang sedang berproses. Semakin hancur sel CD4, akan semakin lemah sistim kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh semakin melemah, risiko mengembangkan infeksi dan penyakit menjadi lebih besar. Seiring berjalannya waktu, dan tanpa pengobatan, jumlah sel CD4 dapat menjadi begitu sangat rendah dan dapat menyebabkan seseorang mengembangkan AIDS.

Kelompok Resiko Tinggi

1.Pekerja seks laki-laki dan perempuan

2.Pelanggan pekerja seks

3.Penyalahgunaan narkoba

4.Waria pekerja seks dan pelanggannya

5.Lelaki sukai lelaki (Homogen)

6.Narapidana/warga binaan

Kelompok Rentan

1.Orang dengan mobilitas tinggi (sipil maupun militer)

2.Perempuan, remaja

3.Anak jalanan.

4.Ibu hamil

5.Penerima transfuse darah

6.Petugas pelayanan kesehatan

Cara penularan :

  • Lewat cairan darah: Melalui transfusi darah / produk darah yang sudah tercemar HIV, lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan, melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah
  • Lewat cairan sperma dan cairan vagina : Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus) tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
  • Lewat Air Susu Ibu : Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.

AIDS tidak ditularkan melalui :

  1. Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
  2. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
  3. Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
  4. Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
  5. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN

Contoh langkah pemberdayaan program resosialisasi yang berlokasi di Rowosari Atas Semarang (Rumah Karaoke).

  1. Tahap Penyadaran

Pihak utama yang menjadi fokus penyadaran program resosialisasi adalah para wanita pekerja seks dan juga para pelanggan atau klien yang biasa menggunakan jasa wanita disana. Penyadaran ini tidak dilakukan oleh pihak LSM Kalandara sendiri tetapi mengajak pihak dalam komunitas tersebut dalam hal  ini penjaga operator, mucikari laki-laki, dan penjaga portal. Yang menjadi harapan adalah bila diingatkan atau disadarkan oleh orang yang berasal dari komunitas yang sama pihak utama (WPS dan Klien) tidak merasa seperti digurui.

  1. Tahap Pengorganisasian

Penjaga operator, mucikari laki-laki, dan penjaga portal dijadikan anggota Resosialisasi Rowosari Atas bekerjasama dengan Puskesmas Mangkang Kulon, semua anggota paguyuban operator karaoke memiliki komitmen kuat dan disiplin untuk menegakan program-program yang telah dicanangkan oleh pengurus resos. Diantaranya adalah rutinitas bagi anggota paguyuban ini untuk screening IMS serta meningkatkan pengetahuan tentang IMS, HIV dan AIDS yang dilakukan bersama dengan Lembaga Kalandara Semarang. Berkat kesadaran yang tinggi pula mereka dengan sukarela melanjutkan test VCT untuk mengetahui status HIV nya.

  1. Tahap Pelatihan

Pelatihan itu sendiri diikuti oleh 28 peserta dan mereka adalah perwakilan dari komunitas operator karaoke atau lebih kerennya mereka menyebut dirinya Mr DJ. Tujuan pelatihan ini adalah membekali mereka untuk dapat menjadi Peer Educator bagi kelompoknya. Materi pelatihan meliputi informasi tentang HIV & AIDS, pencegahan & penanggulangan serta pelatihan menjadi Peer Educator dan diskusi tentang pemberdayaan komunitas. Pelatihan itu bertujuan agar para kader ini mampu memberikan informasi tentang IMS , HIV & AIDS minimal kepada teman sebayanya, menumbuhkan kegiatan focus group discussion (FGD) dan menganjurkan penggunaan kondom kepada tamu (klien laki-laki) yang berada dalam Resos.

Seperti hal nya telah kita ketahui bersama bahwa penjangkauan kepada “Klien” adalah suatu metode yang akan sangat strategis karena di tangan Klien inilah sebenarnya keputusan penggunaan kondom akan lebih berhasil, dan dipilihnya operator karaoke karena mereka yang lebih sering dan intens beriteraksi dengan Klien.

  1. Tahap Pengembangan Kekuatan

Metode pendekatan kepada para kader terlatih adalah pendidikan sebaya dalam rangka penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS. Tercakup aktifitas yang dimaksud adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang yang berkaitan dengan penanggulangan HIV dan AIDS. Pendidikan kelompok sebaya dilaksanakan antar kelompok sebaya tersebut dengan dipandu oleh fasilitator dari Kalandara.

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah : Agenda screening yang harus dikoordinasikan dengan institusi kesehatan, VCT bersama di RS Dr Karyadi kerena kebetulan reagen di RS Tugu habis, memfasilitasi pembuatan seragam, dll. Bahkan menjelang pelatihan PE yang ke 5 di Bulan September 2009, anggota PE sudah memunculkan ide-ide kreatif untuk kegiatan pelatihan nantinya.

  1. Tahap Membangun Dinamika

Salah satu anggota paguyuban dan sekaligus Kader Terlatih yang setia mengikuti Pelatihan Peer Education/PE (pendidikan sebaya), Mas Bambang dan beberapa teman-temannya melakukan pendekatan pendidikan sebaya yang sangat bermakna kolektif, komunikasi lebih lancar dan terjadi perubahan sikap di kalangan operator untuk pencegahan HIV dan AIDS. Dan secara integral bahkan tidak pernah lelah untuk mengupayakan dan mendorong teman-temannya periksa IMS, dan yang luar biasa kegiatan screening IMS selalu terkoordinasi dengan pengurus resos dan ditunggui langsung oleh Bp H Handoko selaku Penasehat dari paguyuban operator karaoke. Bersama anggota paramedis dari Puskesmas Mangkang Kulon maka kegiatan screening IMS telah menjadi agenda bulanan di Resosialisasi Rowosari Atas. Semua ini berkat tekad dan kekuatan semangat yang tinggi dari seluruh penghuni resos yang dipimpin Ibu Kaningsih.

  1. HAMBATAN PEMBERDAYAAN
    1. Kurangnya tenaga kerja Kalandara

Karena sediktnya anggota dalam LSM Kalandara sehungga dalam pelaksanaan program mengalami kendala waktu dan proses pendampingan.

  1. Karekteristik orang yang berbeda-beda

Komunitas yang dahadapi oleh LSM Kalandara memiliki karakteristik yang berbeda-beda, hal ini membuat LSM Kalandara harus memikirkan langkah apa yang harus diambil agar program atau usaha untuk merubah mindset/ pola pikir dari komunitas tersebut.

  1. DAMPAK ATAU MANFAAT PROGRAM BAGI MASYARAKAT SASARAN

Dampak dari program ini adalah meningkatnya kesadaran kelompok beresiko tinggi terjangkit HIV / AIDS. Dengan begitu angka kematian yang ditimbulkan dari penyakit ini bisa berkurang. Selain itu masyarakat yang termasuk dalam kader mampu memberikan informasi tentang IMS , HIV & AIDS minimal kepada teman sebayanya, menumbuhkan kegiatan focus group discussion (FGD) dan menganjurkan penggunaan kondom kepada tamu (klien laki-laki) yang berada dalam Resos.Yang pada akhirnya masyarakat pada daerah sasaran mampu membuat masyarakat sasaran mandiri dalam meningkatkan control dalam kehidupannya sendiri dan tidak perlu didampingi oleh LSM lagi.

12 comments for “Lembaga Swadaya Masyarakat Kalandara Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: